Taufik Hidayat Pernah Ikut Demo Bawaslu: Ditemukan Catatan ISIS di Rumahnya
Hilmy Salim (17), adik dari Taufik Hidayat, tersangka terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Cengkareng tidak menyangka sang kakak
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Hilmy Salim (17), adik dari Taufik Hidayat, tersangka terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Cengkareng tidak menyangka sang kakak harus ditahan karena keterlibatannya dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD). "Kagetlah saya. Dijemputnya bukan di rumah. Katanya sih di jalan waktu mau berangkat kerja" ujar Hilmy Salim.
Taufik Hidayat diketahui tinggal di rumah kontrakan bersama ayah dan dua orang adiknya yang masih sekolah di Jalan Bambu Larangan Rt 001/Rw 005, Cengkareng, Jakarta Barat. Menurut keterangan Hilmy, perilaku sang kakak berubah semenjak kepergian ibunya karena sakit paru-paru sekitar tiga tahun lalu.
• Jabatannya Dicopot, Begini Reaksi Mantan Dandim Kendari Kolonel Hendi Saat Melihat Istrinya Menangis
"Perubahannya sih bertahap, mungkin dia merasa tersiksa karena ditinggal ibunya" ujar Hilmy. Padahal sebelumnya Hilmy menyaksikan sang kakak dikenal sebagai seorang yang rajin beribadah dan baik kepada keluarga.
"Baik orangnya sama keluarga. Rajin salatnya, sampai sekarang juga masih rajin. Nggak pernah ketinggalan salatnya," ujarnya.
Menurut Hilmy, teman merupakan satu diantara penyebab Taufik masuk dalam lingkaran jaringan kelompok radikal tersebut. "Gara-gara pergaulan juga, ikut-ikutan teman jadinya kebawa" ujarnya.
Hilmy juga mengatakan sang ayah sudah menasihati Taufik untuk tidak terpengaruh teman dan mengikuti kegiatan demo. "Iya dia ikut demo yang di Bawaslu kemarin. Ikut sambil bawa bendera. Itu diajak temannya" ujar pelajar 17 tahun itu.
Saat ini Hilmy hanya bisa berdoa agar kakaknya diberikan jalan keluar yang baik dari permasalahan yang dihadapinya. "Harapannya supaya kakak jadi orang yang lebih baik, nggak ikut-ikutan kaya begitu lagi" ujarnya.
• Mantan Penyerang Liverpool Emile Heskey Sebut Firmino Sebagai Jembatan Sempurna
Buku ISIS
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan polisi menyita delapan lembar kertas catatan ISIS dan sebuah pisau lipat dalam tas selempang. Selain itu, ditemukan pula sebuah ikat kepala, 2 topi, selembar foto pahlawan pembela Islam, 7 buku, dan 3 bundel catatan.
Taufik juga diduga mengetahui rencana aksi serangan teror kelompok JAD Bekasi pimpinan Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba. Pasangan suami istri tersangka pelaku penyerangan terhadap Menteri Kooordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto di Pandeglang, Banten pada Kamis (10/10), adalah anggota kelompok yang sama. "(Taufik) Berbaiat kepada Al Baghdadi bersama dengan Kelompok Abu Zee. Mengikuti idad di taman dan lapangan perumahan Puri Cendana," ujar Argo.
Taufik tercatat sebagai 1 dari 24 terduga teroris yang ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pada rentang 23 September-11 Oktober 2019. Para terduga teroris itu ditangkap di delapan wilayah berbeda yakni Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.
Digeledah
Di Bekasi, sejumlah barang dan buku ditemukan dari rumah terduga teroris yang berlokasi di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Hasil penggeledahan polisi menemukan buku jihad dan khilafah dari rumah terduga teroris tersebut. Selain itu, polisi juga menemukan buku lambang bendera hitam dan buku ISIS dari rumah kontrakan tersebut.
Proses penggeledahan rumah terduga teroris di Tambun tersebut berlangsung mulai pukul 14.30 WIB. Saat awal penggeledahan di rumah kontrakan di RT 02 RW 04, Nomor 88, Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, aparat kepolisian mengetuk pintu rumah kontrakan berwarna biru tersebut akan tetapi tak kunjung dibuka.
Hingga akhirnya pintu rumah kontrakan tersebut dibuka secara paksa. Di dalam kontrakan tidak ada orang. Proses penggeledahan dilakukan usai diamankan seorang terduga teroris berinisial NAS (45).
• Juwitah Anggreani Sumual Minta Pemerintah Perhatikan dan Tingkatkan Sumber Daya Manusia
Terduga teroris tersebut masuk dalam kelompok Abu Zee dan Abu Rara pelaku penusukan Wiranto di Bekasi. Kemudian terduga teroris juga telah berbai'at kepada Abu Bakar Al-Bagdadi (ISIS).
Seperti diketahui, Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba merupakan pimpinan kelompok JAD Bekasi.
Abu Zee telah ditangkap oleh Densus 88 pada akhir September lalu. Dirinya sempat menikahkan pelaku penyerangan Menko Polhukam Wiranto, Abu Rara dan Fitri Andriana.
Tidak hanya di Bekasi dan Jakarta, Densus 88 Mabes Polri juga melakukan penangkapan terduga teroris di Jambi. Penangkapan dilakukan di Jalan RM Taher, arah menuju Bandara Muara Bungo, Kelurahan Cadika, Kecamatan Roller, Kabupaten Bungo, Jambi.
Penangkapan terduga teroris yang dilakukan Densus 88 Antiteror Mabes Polri ini mengejutkan warga setempat. Informasi yang dirangkum, terduga teroris yang ditangkap petugas mengenakan pakaian serba hitam, berbadan tinggi besar dan menenteng senjata laras panjang lengkap.
Kesehariannya, pria yang diamankan itu bekerja sebagai penjual makanan keliling menggunakan sepeda motor. Kapolres Bungo AKBP Trisaksono Puspo Aji tidak membantah adanya berita penangkapan terduga teroris tersebut.
"Nanti Mabes Polri yang akan ekspose. Itu bukan kewenangan kami. Takutnya nanti kami salah cara penyampaiannya," ujarnya.
Kasatgaswil Jambi Densus 88 AKBP Januario Jose Morais mengatakan, pihaknya sudah mengamankan satu orang terduga teroris dari Bungo. "Kami masih melakukan pengembangan lebih lanjut untuk keterangan lebih jelasnya nanti saja ya," katanya.
Teroris Bali
Densus 88 dibantu Counter Transnational and Organize Crime (CTOC) Polda Bali masih melakukan pendalaman terhadap dua terduga teroris berinisial AT dan ZAI yang ditangkap Kamis lalu di Jembrana, Bali.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hengky Widjaja, mengatakan kedua terduga teroris ini merupakan ayah dan anak.
"Kedua terduga AT dan ZAI adalah orang tua dan anaknya. Saat ini masih menjalani pemeriksaan," ujar Hengky.
Keduanya diduga berbaiat kepada pimpinan ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi. Berdasarkan hasil pendalaman Densus 88, diketahui bahwa keduanya berada dalam satu grup percakapan Whatsapp bernama "Menanti Al Mahdi".
Bahkan AT memiliki hubungan dekat dengan Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara, pelaku penyerangan Menko Polhukam, Wiranto.
"Keduanya sudah mengetahui niatan Abu Rara untuk melakukan amaliyah," tutur Hengky.
Terungkap, AT telah menyiapkan panah, air soft gun dan sangkur. Senjata tersebut diduga bakal digunakan untuk amaliyah di wilayah Bali. AT dan ZAI sudah merencanakan perlawanan jika sewaktu-waktu ditangkap oleh polisi.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa meminta kepada wisatawan agar tidak khawatir usai penangkapan dua terduga teroris di Bali. Menurut dia, semua pihak baik masyarakat dan aparat keamanan sudah sangat baik dalam menjaga kemananan di Bali.
"Karena masyarakat di Bali sudah sangat solid ya. Bahwa Kepolisian kita maupun masyarakat dan sistem keamanan di Desa Adat itu sangat sigap. Terbukti kan bisa ditangkap, itu sebagai bukti bahwa masyarakat kita mengantisipasi dengan baik," kata Astawa.
Astawa mengakui bahwa pariwisata rentan dengan isu-isu kemananan seperti terorisme. Ia berharap kepada masyarakat umum dan pihak kemananan terua bekerja sama dengan baik untuk menjaganya.
"Di dalam penyelenggaraan pengaturan keamanan itu kiranya masyarakat bersama dengan sistem keamanan, pecalang kita di desa adat bersinergi dengan pihak-pihak kepolisian dan TNI, Harapan kita untuk bisa saling mengontrol lah," kata dia.
Astawa tak ingin peristiwa kelam pada 2002 kembali terjadi. Untuk itu, semua pihak harus saling bekerja sama untuk menjaga Bali tetap aman dan damai. (ras/suf/kps/wly)