Berita Terkini
Dipecat karena Status Istri, Dandim Kendari Akhirnya Angkat Bicara: Saya dan Keluarga Ikhlas
Kolonel Hendi Suhendi mengaku ikhlas menerima keputusan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa yang memberhentikan dirinya.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
Apa yang terjadi?
People change. Orang berubah. Tidak ada yang statis di dunia ini.
Benda mati seperti pakaian misalnya akan berubah warnanya seiring waktu. Jika sering terkena panas akan cepat pudar warnanya
Manusia juga bisa berubah karakternya atau pikirannya. Jika terpapar lingkungan negativ maka kemungkinan besar pikiran negativ akan menguasai cara berpikirnya.
Itu sebabnya kata orang bijak, jauhi teman yang membawa ke dalam pikiran negativ. Orang pemalas. Orang pemabuk. Orang penjudi. Orang penipu. Orang radikal. Pokoknya yang aneh2 kudu dijauhi.
Dulu Irma kami kenal sosok yang jika bertutur kata2nya selalu terjaga. Ia lebih banyak mendengar dan tersenyum. Ia bisa membawa diri sebagai istri perwira. Tampilannya juga modis dan terbuka pada siapa saja.
Entah mengapa, Irma yang dulu saya kenal telah berubah. Berubah cara pikirnya menyikapi dinamika sosial politik. Padahal aturan baku disiplin militer sebagai istri perwira itu mengikatnya tidak boleh beropini sembarangan.
9 tahun lalu, kami merasakan aura ledakan rindu yang membuncah. Rindu akan masa-masa muda dulu yang sulit dilupakan.
Masa-masa yang paling indah saat sekumpulan anak anak remaja bersekolah. Bermain. Jatuh cinta pertama. Bahkan putus cinta.
Di atas panggung itu saya melihat semua melompat meski tak seirama. Ada gerakan tortor yang suka-suka. Ada joged yang amburadul berpadu dengan teriakan SITUMORANG yang membahana.
"Situmooorang..Situmooranggg..Situmooranggg..ala situ ala rudeee...."
Semuanya kami larut dalam kegembiraan yang sekian lama terpenjara oleh bingkai ruang dan waktu. Namanya kesibukan.
Kami benar-benar gila hingga para penonton terlihat senyum-senyum melihat kami seperti anak kecil mendapat boneka.
Melompat lompat, berjingkrak-jingkrak, berteriak bersorak memekikkan YESSS. Kegembiraan yang tersumbat 17 tahun lebih itu menjadi badai.
Badai yang menyapu panggung reuni tanpa rekayasa tanpa aturan. Semua bergerak sesuai hati dan perasaannya. Yang penting hepi, yang penting muda kembali.
Ahhh teman...saya lebih senang kamu menyenandungkan lagu Situmorang seperti waktu reuni kita dulu. Suaramu merdu. Gayamu gak kalah sama Yuni Shara.
Sayang sekali berita tentangmu berakhir duka. Bukan karena sifat aslimu yang kami kenal dulu baik, ramah dan hangat. Mungkin karena pergaulanmu kini sudah berbeda. Itu mempengaruhi caramu melihat realitas sosial.
Sebagai teman saya hanya bisa menyampaikan prihatin. Semoga ada hikmah di balik peristiwa ini. Setidaknya kini kamu tahu semakin tinggi karir kita, ujian dan cobaan itu akan semakin berat.
Pada akhirnya hidup ini bukan tentang apa yang ingin kita raih. Tapi tentang apa yang ingin kita bagikan.
Jika kebaikan yang kita bagi, kebaikanlah yang kita raih. Jika kata baik yang kita bagi, kata baik juga yang kita terima. Jika cinta yang kita bagi, maka cintalah yang kita terima.
Salam perjuangan penuh cinta
Birgaldo Sinaga."
Dalam unggahan tersebut, ia juga menceritakan jika Irma Zulkifli Nasution bisa dibilang primadona SMA 3 Medan.
Birgaldo mengaku terakhir bertemu dengan teman sekolahnya itu ketika reuni akbar pada sembilan tahun yang lalu.
Birgaldo juga sempat menuliskan pesan, bahwa manusia juga bisa berubah karakternya atau pikirannya.
Hal tersebut bisa terjadi jika terpapar oleh lingkungan negatif yang mempengaruhinya.
Sehingga kemungkinan besar pikiran negatif juga akan menguasai cara berpikirnya.
Seperti yang telah diberitakan, suami Irma Zulkifli Nasution, Kolonel Hendi Suhendi dicopot dari jabatannya sebagai Komandan Distrik Militer Kendari atau Dandim Kendari.
Hal tersebut lantaran ulah Irma Zulkifli Nasution yang menghujat Menko Polhukam Wiranto melalui media sosial.
Keterangan tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Selain dicopot dari jabatannya, Kolonel Hendi Suhendi juga mendapat sanksi penahanan selama 14 hari.
Padahal suami Irma Zulkifli Nasution tersebut baru menjabat sebagai Dandim Kendari baru sekitar 1,5 bulan.
Upacara serah terima jabatan dari Letkol Cpn KRT Fajar Lutvi Haris Wijaya kepada Kolonel Hendi Suhendi dilakukan pada 19 Agustus 2019.
Sebelumnya Kolonel Hendi Suhendi diketahui sempat bertugas di luar negeri.
Ia menjabat Atase Darat Kantor Atase Pertahanan (Athan) RI di Moskow, Rusia.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Meski Kehilangan Jabatan dan Ditahan, Mantan Dandim Kendari Ikhlas dan akan Taati Keputusan