Pertemuan Jokowi dan Prabowo
Detik-detik Buzzer Istana Tak Diizinkan Dampingi Prabowo yang Akan Bertemu Jokowi di Istana Merdeka
Hal itu terlihat dari video yang diunggah oleh kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (11/10/2019).
Tapi ini juga tak dihiraukan Ngabalin. “Buat apa lagi, orang sudah babak belur, kok,“ sahut dia.
“Tidak mengadu, bukan berarti tidak keberatan, “ sambung dia lagi menanggapi saya.
Rabu (9/10), pagi saya coba putar ulang rekaman video acara ILC. Para pembaca pun boleh lihat juga di saluran youtube secara lengkap.
Anda bisa lihat aksi Ngabalin yang begitu agresif mengagitasi publik. Seringkali menyerobot kesempatan berbicara pembicara lain.
Dia mendemonstrasikan politik “belah bambu”. Yang satu (pihak Presiden Jokowi) diangkat setinggi langit, sedangkan Budi Setyarso yang mewakili Tempo, “diinjak” habis sampai rata dengan tanah.
Baca: Istana Sebut Benny Wenda Bergerak dari Inggris dan Australia, Aktor Intelektual Aksi Rusuh di Papua
Dari adegan itu kita bisa simpulkan itulah Buzzer Istana sesungguhnya. Kenapa kita repot-repot mencarinya selama empat jam diskusi ILC?
Sebagai pejabat negara (yang masih aktif sampai nanti 19 Oktober menurut dia) rasanya sangat tidak etis Ngabalin mempertontonkan gaya otoriter di saat mencoba meyakinkan publik mengenai gaya egaliter Presiden Jokowi. Paradoksal.
Paradoks Ngabalin ini bukan hanya tidak etis, tetapi cukup memenuhi unsur pidana yang diatur dalam UU ITE. Mengintimidasi dan memperkusi lawan debat, ditambah pula dengan sumpah terkutuk.
Tetapi sampai tulisan ini diturunkan tidak ada informasi apakah pihak Tempo akan menyoal secara hukum. Mudah-mudahan tidak. Sebab Ngabalin kawan saya juga.
Simak komentar Ilham Bintang dalam video berikut ini.
*Catatan: Catatan Ilham Bintang adalah opini pribadi penulis yang membahas satu peristiwa atau fenomena.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika/ Ifa Nabila)