Joker Dianggap Psikopat, Benarkah?
Sosok Joker juga digambarkan sebagai seorang yang merasakan kepuasan setelah menyakiti orang lain.
Seorang psikopat kurang memiliki reaksi emosi seperti takut, sedih, dan tertekan.
Selain itu, seorang psikopat juga bersikap manipulatif.
Seringkali mereka berpenampilan, bersikap,dan bertutur kata sangat menyenangkan.
Psikopat juga sangat egosentris dengan kemampuan dan kecerdasan yang umumnya di atas rata-rata.
Para psikopat kriminal pada awalnya juga memiliki kecenderungan berbuat keji pada masa lalu.
Kekejian itu bisa jadi dianggap remeh seperti menyakiti binatang, yang kemudian meningkat pada manusia.
Melansir dari New York Post sepertu dikutip Kompas.com, 21 Oktober 2017, para peneliti di Norwegia yang mendatangi sebuah penjara dengan pengamanan yang maksimal, menemukan bahwa narapiana psikopat dipengaruhi oleh trauma masa lalu.
Trauma itu misalnya, diabaikan orangtua saat masa kecil, serta kekerasan seksual yang ia alami.
"Kekerasan-kekerasan para penjahat tersebut adalah usaha mereka untuk menggambarkan rasa traumanya di masa kecil, namun hanya caranya yang salah," kata Dr. Aina Gullhagen salah satu dari para peneiti tersebut.
Psikopat kurang memiliki emosi
Seorang psikopat, kerap merasa tidak bersalah atas perbuatannya yang merugikan orang lain karena cara berpikir mereka yang berbeda.
Pengalaman James Fallon, profesor neurosains dari University of California, menunjukkan hal tersebut.
Suatu ketika, Fallon bertanya kepada seorang psikopat tentang kemungkinannya menyesali perbuatannya.
Namun, ia mendapatkan jawaban yang mengejutkan.
"Yang benar saja! Dia (si perampok) sengsara berbulan-bulan di rumah sakit dan aku membusuk di penjara. Aku tidak membunuhnya.