Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

VIDEO TERBARU Wiranto Ditikam Terlihat Jelas, Serangan Cepat, Mantan Panglima ABRI Langsung Ambruk

Sebuah video versi terbaru penikaman Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto baru bereda

Editor: Aldi Ponge
CAPTURE FACEBOOK SUCI LESTARI
Hasil capture dari video terbaru kasus penikaman Menkopolhukam Wiranto. VIDEO VERSI TERBARU Penikaman Wiranto Beredar: Terlihat Jelas Wiranto 2 Kali Kena Tikaman Langsung. 

TRIBUNMANADO.CO.ID  - Beredar video Menko Polhukam Wiranto diserang tiba-tiba beredar di media sosial Jumat (11/10/2019) siang,

Dalam video itu berdurasi 10 detik , tampak pelaku menghujam pisau ke arah mantan Panglima ABRI itu.

Videonya terlihat jelas penikaman terhadap Wiranto.

Pelaku, Syahril Amansyah alias Abu Rara, muncul secara tiba-tiba dari arah samping kiri Wiranto.

Video ini diupload di media sosial Facebook akun atas nama Suci Lestari, Jumat (11/10/2019) sekitar pukul 14.00 WIB.

Terlihat dalam video, Wiranto yang baru saja turun dari mobil tak menyangka diserang secara cepat dan tak bisa mengelak.

Begitu pula sejumlah orang yang berada di dekat Wiranto tak akan mengira Abu Rara langsung menghujamkan tikaman berkali-kali ke arah perut Wiranto.

Terlihat dalam video, sebanyak 2 kali, tikaman Abu Rara bersarang di perut sebelah kiri Wiranto.

Wiranto langsung ambruk sementara sejumlah orang langsung membekuk Abu Rara dan menjatuhkannya ke tanah.

Orang-orang yang ada dalam video terlihat panik.

Ada juga yang masih mengambil gambar video melalui handphone mereka.

Berikut video versi terbaru kasus penikaman Wiranto yang baru beredar hari ini, Jumat (11/10/2019):

Orang-orang yang ada dalam video terlihat panik.

Ada juga yang masih mengambil gambar video melalui handphone mereka.

Dianggap Settingan

Sebelum video yang lebih jelas Wiranto ditikam ini beredar, tersebar selentingan dalam 2 hari terakhir di jagad maya bahwa kasus penikaman Wiranto hanya "settingan".

Akibatnya, reaksi netizen di media sosial (medsos) sebagian kurang menaruh simpati atas musibah yang menimpa Wiranto.

Ada yang malah menganggap itu rekayasa. Ada juga yang menuding settingan.

Sebagian malah memberi kesan "senang" atas musibah yang menimpa Wiranto.

Pada Kamis (10/10/2019), Wiranto tiba-tiba diserang 2 orang, yakni sepasang suami istri.

Saat turun dari mobil, Wiranto tiba-tiba ditusuk sehingga menimbulkan dua luka di perut kirinya.

Atas kejadian ini, internet dibanjiri pemberitaan tentang Wiranto.

Publik pun ramai membahas penyerangan tersebut di berbagai lini, termasuk media sosial dan grup percakapan.

Namun menariknya, dari sekian banyak komentar tentang tragedi yang menimpa Wiranto, sebagian orang yang justru merasa "senang".

Mengapa ada orang yang menunjukkan respons seperti ini?

Menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi psikolog sosial Hening Widyastuti.

Menurut Hening, kasus penyerangan Wiranto dan komentar publik, erat kaitannya dengan kasus politis yang sifatnya rentan dan sensitif.

"Pak Wiranto menjabat sebagai Menko Polhukam, ada kaitan secara langsung atau tidak langsung, yang bertanggung jawab dengan situasi kondisi keamanan saat ini yang tidak stabil di Indonesia," ujar Hening.

"Kasus demo di mana-mana, serang menyerang lewat media sosial maupun di lapangan antara pendukung yang satu dengan yang lain, belum kasus kemanusiaan di Papua, dan lain sebagainya," imbuh Hening.

Semua topik keamanan yang terjadi di Indonesia saat ini, menurut Hening telah menjadi trending topic di masyarakat Indonesia dan dunia.

Hening mengatakan, apa yang sudah masuk dalam ranah politik pasti akan menjadi sesuatu yang sangat sensitif.

Dia mengatakan, dalam sekejap, yang tadinya kawan karena kepentingan pribadi dan golongan bisa berubah menjadi lawan.

Adapula dengan rasa fanatik yang ada dalam diri seseorang kepada pilihan salah satu partai politik atau figur publik.

Bila pendukung suatu parpol atau tokoh publik yang fanatik memiliki pikiran dan emosi tidak terkontrol, maka dia bisa menjadi gelap mata dan memupuk akar kebencian terhadap orang lain yang merupakan lawan politik.

"Bila ada seseorang yang dianggap sebagai lawan politik dari yang didukung, bila terjadi musibah atau accident pada mereka, maka (orang yang sudah menyimpan rasa benci) akan senang bahagia di atas penderitaan orang lain," jelas Hening.

Karena itu, Hening berkata bahwa fenomena warganet bahagia ketika Wiranto mengalami musibah, erat kaitannya dengan rasa dendam yang terpendam.

Rasa dendam ini muncul dari perasaan merasa disakiti dan dikhianati oleh pemerintah yang adalah pemegang kendali keamanan dan kestabilan negara, di mana jabatan Menko Polhukam diduduki Wiranto.

"Mungkin awalnya karena merasa dikecewakan oleh pemerintah, karena erat kaitannya dengan situasi Papua dan demo krisis kemanusiaan, akan menimbulkan rasa benci yang sangat dalam kepada masyarakat," ungkapnya.

"Akhirnya, ketika ada musibah (pada Wiranto) yang harusnya kita merasa prihatin, belum tentu hal yang sama dirasakan mereka (yang kecewa). Ini malahan jadi kabar gembira, berita yang menyenangkan," sambungnya.

Hening berkata, kedua hal ini secara tidak langsung berkaitan dengan carut marut atas situasi ekonomi, sosial, keamanan, serta politik yang tidak stabil pada Indonesia.

Siapa yang Menikam Wiranto?

Ada fakta baru yang diungkapkan polisi terkait penusukan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, saat melakukan kunjungan kerja di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

Kapolda Banten, Irjen Tomsi Tohir, menerangkan kejadian penusukan ke arah Wiranto.

Menurut Kapolda Banten, pelaku penyerangan pertama adalah Syahril Amansyah alias Abu Rara

Tomsi Tohir menyatakan Abu Rara awalnya menusukkan senjata naruto ke arah Wiranto, namun justru mengenai ajudan Komandan Korem 064/Maulana Yusuf (MY).

Setelah itu, Abu Rara disebut Tohir melukai pengurus Mathlaul Anwar, Fuad Syauqi.

Tak lama setelahnya, sang istri Fitri Andriana (30) juga ikut menerobos penjagaan.

Namun aksi Fitri berhasil dihentikan oleh Kapolsek Kasemen, AKP Cuaib.

"Yang laki-laki (menusuk menggunakan) belati (senjata Naruto), perempuan (menusuk menggunakan) gunting," kata Tomsi.

Belum diketahui, siapa dari kedua penyerang yang merupakan suami istri yang berhasil menikam Wiranto.

Polisi telah mengamankan kedua pelaku.

Diidentifikasi oleh kepolisian, kedua pelaku adalah Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Andriana binti Sunarto.

Mereka berdua ditangkap dan ditahan di Polda Banten.

Selain Wiranto, dilaporkan bahwa penyerang juga melukai Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto seorang ajudan Danrem dan pengurus Mathlaul Anwar, Fuad Syauqi.

"Dari hasil pemeriksaan sementara kita sudah bisa menganalisa (bahwa penyerang terpapar ISIS)," kata Dedi Prasetyo.

"Kami sedang mendalami tentang jejaring mereka, apakah termasuk dalam jaringan yang terstruktur atau hanya terpapar paham radikalisme saja," ucap Dedi.

Terpapar Ideologi Radikal

Setelah penyerangan terhadap Wiranto, kurang dari satu jam, pihak kepolisian menyatakan bahwa pelaku terpengaruh ideologi radikal ISIS.

Dasar argumen yang diambil kepolisian mengacu pada anggapan bahwa ciri serangan simpatisan ISIS sering menargetkan pejabat pemerintah.

"Mereka menganggap anggota Polri, pejabat publik, khususnya pejabat pemerintah itu sebagai thoghut atau musuh," kata Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo kepada BBC Indonesia.

"Pejabat itu yang mengancam keberadaan mereka," ujar Dedi.

Tanggapan BIN

Kepala Badan Intelijen Negara, Budi Gunawan, menuding Abu Rara merupakan anggota kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Budi Gunawan yang berada di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta menambahkan polisi juga berupaya mengejar anggota JAD lain yang berkaitan dengan terorisme.

"Kami sudah mengidentifikasi bahwa pelaku berasal dari kelompok JAD Bekasi. Abu Rara awalnya dari JAD Kediri, lalu pindah ke Bogor. Setelah cerai dengan isteri pertama, dia pindah ke Menes. Dia difasilitasi seseorang bernama Abu Samsudin untuk tinggal di sana," ujar Budi.

"Dari awal kami mendeteksi kelompok JAD ingin membuat instabilitas dengan melakukan amaliyah, termasuk Abu Rara," jelas Budi.

Fakta dan Kronologi

Berikut kronologi lengkap menit demi menit penusukan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang.

Pada hari Kamis tgl 10 Oktober 2019 Pukul 11.50 WIB bertempat di Alun-alun Menes, Menes, Pandeglang telah terjadi tindak penusukan terhadap Menko Polhulam Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Wiranto dengan kronologi sebagai berikut :

1. Pukul 08.57 WIB

Menkopolkam dan rombongan tiba di Alun-alun Menes Desa Purwaraja, Menes, Pandeglang disambut oleh Kapolda Banten, Danrem 064/MY, Bupati Pandeglang Dandim 0601/Pdg dan Kapolres Pandeglang.

2. Pukul 09.05 WIB

Menuju Kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten, Jln. Raya Labuan KM. 23 Kp. Cikaliung Desa Sindanghayu, Saketi, Pandeglang.

3. Pukul 09.17 WIB

Tiba di Kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten, Jln. Raya Labuan KM. 23 Kp. Cikaliung Desa Sindanghayu, Saketi, Pandeglang selanjutnya menghadiri persemian gedung perkuliahan Universitas Mathlaul Anwar hadir dalam acara tersebut antara lain:

a. Irjen Pol Tomsi Tohir.(Kapolda Banten).
b. Brigjen pol Drs Tomex Kurniawan.(wakapolda Banten)
c. Kolonel Inf Widiyanto (Danrem 064/MY).
d. Mayor Cpm Rukwan Hadi.S.Ag.(Dandenpom lll/4).
e. Hj.Irna Narulita SE.MM(Bupati Pandeglang).
f. AKBP. Indra Lutriyanto Amstono,SH. S.IK (Kapolres Pandeglang).
g. Letkol Inf. Denny Juwon Pranata,M.Tr. ( Han )(Dandim 0601/Pandeglang).
h. Letkol Inf Faurizal Noerdin.(Danyon 320/BP).
i. KH Irsyad Djuwaeli.(Ketua Majlis Amanah Matlaul Anwar.)
j. KH.Sadeli Karim.(Ketua Umum Matlaul anwar).
k. Syeh HasimAhmad Al goji.(Dosen Al-Azhar Kairo).
l. Para Dekan fakultas dan Dosen UNMA Banten.

4. Pukul 10.47 WIB

Menko Polhukam dan rombongan menuju Ruang transit di Gedung I Universitas Mathlaul Anwar untuk makan siang.

5. Pukul 11.00 WIB

Presma Unma Sdr. Agus Hidayat didampingi Sdr. Erik Wakil Presma Unma menemui Menko Polhukam untuk memyampaikan aspirasi yang akan disampaikan ke presiden.

6. Pukul 11.30 WIB

Menko Polhukam meniggalkan Unma Menuju Alun-alun menes, Menes, Pandeglang.

7. Pukul 11.50 WIB

Tiba di Alun-alun Menes.

8. Pukul 11.50 WIB

Selanjutnya dari arah belakang pelaku atas nama Syahrial Alamsyah menusuk Menko Polhukam hingga tersungkur.

Pelaku diamankan di Polsek Menes dan sedang dimintai keterangan.

9. Pukul 11.55 WIB

Menko Polhukam tiba di Klinik Menes Medical Center Kecamatan Menes, Pandeglang untuk mendapat pertolongan.

10. Pukul 12.00 WIB

Menko Polhukam dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pandeglang, Kaduhejo, Pandeglang.

Selain Wiranto, dikabarkan, ada dua orang lainnya yang kena tikaman. (*) (TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha/BBCIndonesia)

SUMBER: https://www.tribunnewswiki.com/2019/10/11/video-versi-terbaru-penikaman-wiranto-beredar-terlihat-jelas-wiranto-2-kali-kena-tikaman-langsung?page=all

#VIDEO TERBARU Wiranto Ditikam Terlihat Jelas, Serangan Cepat, Mantan Panglima ABRI Langsung Ambruk

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved