Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Saksi Hidup Kerusuhan Wamena Pulang Sulut, Johanes Carlos : Kami Hampir Dibunuh

Mereka merupakan warga Sulawesi Utara (Sulut) yang tinggal di Wamena, mereka ada yang berasal dari Manado hingga Minsel.

Penulis: Siti Nurjanah | Editor: Maickel Karundeng
Siti Nurjanah/tribun manado
Irene Maya Koruan yang sedang menelepon dan Johanes sekeluarga 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengungsi asal Wamena yang datang menggunakan pesawat hercules tiba di Bandara Lanut Sam Ratulangi Manado, Kamis (10/10/2019), pukul 10.15 Wita.

Mereka merupakan warga Sulawesi Utara (Sulut) yang tinggal di Wamena, mereka ada yang berasal dari Manado hingga Minsel.

42 orang yang datang disambut oleh Kepala Kesbangpol Sulut Meiki M Onibala, Kadis BPBD Sulut Joy Oroh, Staf Dinsos, staf Lanudsri, tim kesehatan, hingga kepolisian.

Nampak pria, wanita serta remaja, ada yang membawa kardus dan tas ransel di pundak dan tangan mereka.

Setibanya di kedatangan VVIP Pemda Bandara Sam Ratulangi, mereka didata oleh pihak karantina, kemudian tim medis untuk pengecekan kesehatan.

Di antara mereka ada yang membawa sagu keluraga untuk datang ke Sulut.

Johanes Vila Carlos (55) menceritakan dirinya datang ke Sulut bersama istri, 2 anak dan 2 cucu.

"Saya datang satu keluarga, istri saya masih trauma karena kami nyaris dibunuh dan rumah kami hampir terbakar," ujar pria warga Wamena asal Minahasa, kepada Tribunmanado.co.id, Kamis (10/10/2019).

Sebagai saksi hidup ia menceritakan langsung kronologi yang hampir membuat dirinya dan sekeluarga terbunuh.

"Waktu itu Senin 23 September saya mau menjemput anak saya di sekolah sedangkan istri saya masih berada di kantor kebetulan saya dan istri itu PNS," ucapnya.

Lanjutnya, massa datang dari arah kantor gubernur dan menuju perumahan di mana rumah mereka berada.

"Massa itu setelah membakar kantor gubernur datang ke rumah-rumah warga, rumah saya pun jadi sasaran, dilempari batu oleh massa, pintu belakang rumah didobrak, dan puji Tuhan anggota Brimob cepat datang mengamankan hingga kami selamat," bebernya.

Sementara itu, Irene Maya Koruan (47) mengatakan, dirinya sempat trauma dengan kejadian tersebut.

"Saya trauma sampai sesak nafas, ini masih ada sisa-sisa sesak saya, karena waktu itu memang saya melihat mereka dobrak pintu belakang berteriak ingin membunuh kami dan anak kami, bahkan rumah kami dilempari batu sampai kaca jendela pecah," beber istri Johanes.

Lanjutnya, Ia trauma sejak masih berada di kantor, dikarenakan kantor dirinya bekerja bersebelahan dengan kantor bupati.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved