News
Sering Diamuk Tarkam, Dumoga Sejatinya Laboratorium Kerukunan Umat Beragama
Disana ada hasil bumi semisal milu, pisang serta berbagai varietas padi Ketika Tribun Manado memotret, seorang penjaga stan berujar.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Stan kecamatan Dumoga dalam kegiatan kontak tani dan nelayan indonesia di Desa Kopandakan, Bolmong, Senin lalu, cukup menyita perhatian.
Disana ada hasil bumi semisal milu, pisang serta berbagai varietas padi
Ketika Tribun Manado memotret, seorang penjaga stan berujar. "Dumoga juga kaya pak, tak selalu rusuh," kata dia sambil tersenyum pahit.
Hampir sebulan ini, narasi terhadap dumoga di berbagai media adalah rusuh melulu.
Tentang darah, ketegangan, kemarahan, ketakutan, tentang warga mengungsi dan anak anak tak sekolah.
Padahal sesungguhnya narasi yang lebih luas di Dumoga adalah kerukunan dan kesuburan.
Hanya memang bak pepatah, nila setitik merusak susu sebelanga, itulah yang terjadi, rusuh sesaat menghapus jejak kerukunan selama berpuluh tahun di dumoga.
Di dumoga menetap berbagai suku, dari Minahasa, Mongondow, Bali, Jawa dan semuanya hidup rukun.
Majalah tempo pernah menulis tentang kisah damai yang menyentuh antara umat Islam, Kristen dan Hindu di
Mopuya yang terwakili oleh tiga tempat ibadah yang bersebelahan.
Banyak perkawinan silang yang terjadi dan warga pun tambah rukun.
Itu membuat Dumoga kaya akan budaya.
Lihat saja acara pengucapan syukur di Dumoga yang tak kalah dengan di daerah asalnya Minahasa.
Dari segi pertanian, Dumoga adalah nomor satu.
Daerah ini disebut lumbung pangan Bolmong.