Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

WNI Dianiaya

Sosok Allien Citizen Bakar Hidup-hidup WNI Perempuan di Kuwait, Begini Kondisi Terakhir Korban

KBRI juga telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga korban dan terus menyampaikan perkembangan terbaru kondisi ES.

Editor: Frandi Piring
Foto Ilustrasi: Internet
Foto Ilustrasi - Orang Dibakar Hidup-hidup (gambar tidak seperti topik dalam berita) 

TRIBUNAMANADO.CO.ID - Kondisi seorang WNI perempuan yang dibakar hidup-hidup di Kuwait. 

Diduga pelaku orang tedekat korban yang berstatus Allien Citizen

KBRI di Kuwait melaporkan kondisi WNI yang diketahui menjadi korban Kekerasan di Kuwait. 

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuwait menyatakan, pelaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang membakar hidup-hidup seorang perempuan warga negara Indonesia (WNI) di Kuwait telah ditangkap pihak keamanan setempat.

Dubes RI di Kuwait, Tri Tharyat, mengatakan KBRI Kuwait secara intensif melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian setempat guna memastikan penegakan hukum terhadap pelaku.

"Saat ini pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian wilayah Jahra, Kuwait," ujar Tri Tharyat dalam keterangannya, Minggu (6/10/2019).

Ia menjelaskan, peristiwa KDRT tersebut diterima pihaknya pada 2 Oktober 2019.

Ilustrasi.
Ilustrasi. (SHUTTERSTOCK)

Saat itu pihaknya mendapat laporan dari Rumah Sakit yang menyebut ada perempuan WNI yang mengalami luka bakar serius akibat KDRT yang dilakukan suaminya yang berstatus allien citizen (Bedoon).

Berdasar hasil investigasi kepolisian, WNI berinisial ES tersebut dibakar pelaku berinisial DA yang saat itu dalam pengaruh obat-obatan terlarang.

Baca: KRONOLOGI, 2 WNI Tewas Tenggelam di Sungai Warashina Jepang, Berawal Meloncat dari Batu Ketinggian

Baca: (VIDEO) WNI Minta Dihamili Bule di Luar Nikah, si Istri Mister pun Sampai Suruh Lakukan Ini

Pada 3 Oktober 2019, Duta Besar Tri Tharyat bersama Tim Perlindungan KBRI Kuwait segera menemui ES untuk memastikan kondisinya.

"Saat ditemui, ES dalam kondisi stabil dan mengalami diseminasi luka bakar 30 persen dengan grade 2," jelas Tri Tharyat.

Selain terus melakukan pemantauan kondisi korban, KBRI juga telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga korban dan terus menyampaikan perkembangan terbaru kondisi ES.

"Kami sangat prihatin dengan kejadian ini dan akan terus mendampingi ES selama menjalani perawatan di rumah sakit dan akan memastikan pemenuhan hak-hak ES sesuai hukum setempat," kata Dubes.

Baca: WNI Asal Cirebon Bekerja Sebagai ABK Sejak 2016 di Taiwan, Meninggal Dunia Korban Runtuhnya Jembatan

Dilansir dari media setempat, sebelum mengalami insiden pembakaran oleh suaminya, perempuan WNI tersebut sempat terlibat adu mulut dengan sang suami.

Belum diketahui apa masalah yang memicu pertengkaran keduanya.

Suaminya dilaporkan mendadak kalap dan mengambil bahan bakar minyak kemudian menyiramkan ke tubuh istrinya.

Baca: Jasad WNI Korban Pembunuhan di Taiwan Dipulangkan ke Sulawesi Utara, BP3TKI Manado Bantu Fasilitasi

Pelaku lantas menyalakan korek dan melemparnya ke tubuh sang istri.

Api pun langsung membakar tubuh perempuan tersebut.

Seketika, sang suami yang melihat kobaran api langsung mengambil selimut untuk mencoba memadamkan api, serta membawa korban ke rumah sakit.

BERITA TERPOPULER:

Baca: INFO Gempa Terbaru, Terjadi Senin 7 Oktober 2019, Banyak Warga Panik, Ini Lokasi dan Kekuatannya

Baca: Anak Ketiga Nikita Mirzani Ingin Diadopsi, Respons Mantan Istri Dipo Latief Tak Biasa

Baca: 4 Jenderal TNI AD Ini Punya Pengalaman Tempur Terbaik di Kopassus, Pimpin Misi Berbahaya

Kasus Lain:

 Serangkaian teror penembakan di Chirstchurch Selandia Baru terjadi pada Jumat (15/3/2019) waktu ibadah sholat Jumat.

Penembakan di Christchurch Selandia Baru ini terjadi di dua lokasi, yakni di masjid Kota Christchurch dan Linwood Islamic Center.

Penembakan di Christchurch Selandia Baru ini terjadi pada waktu ibadah sholat Jumat.

Baca: Viral Penikaman di Depan SMU St Thomas Aquino Manado, Pelaku Awalnya Cekcok dengan Sang Pacar

Dari data yang dihimpun, terdapat 6 orang WNI korban penembakan di Chrischurch Selandia Baru.

Dua dari 6 WNI korban penembakan di Christchurch tersebut merupakan ayah dan anaknya yang masih balita.

Dua WNI tersebut bernama Zulfirman Syah dan anaknya yang masih berusia dua tahun berinisial M.

Baca: 8 Fakta Penikaman di Depan SMU St Thomas Aquino Manado, Identitas Korban hingga Kronologi Kejadian

Zulfirman Syah dan anaknya ini merupakan WNI yang berasal dari Sumatera Barat.

Mengutip dari pemberitaan Antaranews, saat ini Zulfirman Syah hingga kini masih mengalami koma karena tubuhnya terkena peluru di beberapa tempat.

"Kami minta doa agar adik saya dapat selamat dari masa kritisnya," kata Hendra, kakak kandung Zulfirman Syah, kepada Antaranews sebagaimana dikutip Grid.ID via GridHot.ID.

Baca: Pesan-pesan Brenton Tarrant Sebelum Tembak Jamaah Salat Jumat di Selandia Baru hingga Doa Saksi Mata

Sementara itu, anak Zulfirman Syah mengalami tembakan di area kaki dan hingga kini mengalami trauma.

Hendra sendiri mendapatkan informasi tragedi ini dari istri Zulfirman Syah sekitar pukul 13.00 WIB.

"Saya mendapatkan informasi tadi siang dan hingga saat ini masih terus berharap kondisi mereka baik-baik saja," ucap Hendra.

Lewat akun Facebook, istri Zulfirman Syah mengungkapkan keadaannya, anak, dan suaminya yang hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Diunggah di akun Facebooknya kemarin (15/3/2019) waktu Indonesia bagian Barat, Alta Marie menjelaskan bahwa mereka ternyata baru pindah ke Christchurch sekitar 2 bulan yang lalu.

"Suami saya Zulfirman Syah dan putra saya dalam keadaan hidup, tapi terluka.

"Keduanya tertembak dalam serangkaian serangan di Lindwood Islamic Center di Christchurch, Selandia Baru (yang mana kami baru pindah ke sini 2 bulan yang lalu)," tulis Alta Marie sebagaimana Grid.ID kutip dari akun Facebooknya.

Lebih lanjut, Alta Marie menceritakan kondisi suami dan anaknya pasca penembakan tersebut.

Zulfirman Syah mengalami serangkaian luka tembak di beberapa bagian.

Sementara sang Anak, M, mengalami luka tembak juga dan trauma akibat penyerangan tersebut.

"Suami saya, Jul, mengalami luka tembak di beberapa bagian tubuh dan mengalami pendarahan di paru-parunya (dari informasi yang saya dapat) namun saya sampai sekarang belum bertemu dengannya sejak dibawa ke ruang operasi.

"Saya baru saja bertemu dengan anak saya, yang mengalami luka tembak di bagian kaki dan bokong.

"Anak saya mengalami trauma, tapi kami masih hidup.

"Terima kasih atas doa dan ucapan simpatiknya," tulis Alta Marie dalam bahasa Inggris.

Mengutip pemberitaan Kompas.com, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, 40 orang tewas dan 20 lainnya luka parah dalam serangan teror di Masjid Al Noor di kota Christchurch.

Presiden Joko Widodo pun juga turut mengecam keras aksi teror tersebut.

"Kami sangat mengecam keras aksi ini. Pemerintah Indonesia menyampaikan duka mendalam bagi korban aksi tersebut," ujar Presiden Jokowi di sela-sela kegiatannya di Sumatera Utara, Jumat (15/3/2019).

Presiden memastikan, Kemenlu RI akan memberikan perlindungan bagi WNI di Selandia Baru.

Presiden sekaligus mengimbau WNI yang berada di Selandia Baru untuk selalu hati-hati dan waspada akan ancaman keselamatan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Diketahui, terdapat 331 WNI di Christchurch, termasuk 134 mahasiswa.

Jarak Wellington, Ibu Kota Selandia Baru, ke Christchurch sendiri mencapai 440 km.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan: judul Kondisi Perempuan Asal Indonesia yang Dibakar Hidup-hidup Suaminya di Kuwait

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved