Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Travel

Seorang Mantan Pramugari Ungkap Fakta Mengejutkan Saat Bekerja di Pesawat, Tak Selalu Hidup Enak

Hal mengejutkan justru datang dari seorang mantan pramugari yang mengungkapkan fakta sebenarnya bekerja di pesawat.

(paddleyourownkanoo.com)
Ilustrasi penampilan pramugari. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Banyak dari kita yang berkeinginan menjadi seorang Pramugari atau Pramugara.

Pramugari mungkin menjadi pekerjaan dambaan bagi sebagian orang.

Di mana mereka beranggapan bahwa menjadi seorang pramugari bisa memiliki kehidupan yang enak dan jauh dari kata susah.

Ada juga yang beranggapan jika menjadi seorang pramugari maka gaji besar, kemewahan dan segala fasilitas bisa didapatkan dengan mudah, termasuk pergi ke beberapa negera tujuan.

Tetapi hal mengejutkan justru datang dari seorang mantan pramugari yang mengungkapkan fakta sebenarnya bekerja di pesawat.

Mengutip laman Express.co.uk, Minggu (6/10/2019) seorang mantan pramugari mengungkapkan fakta mengejutkan tentang bekerja di pesawat yang jarang diketahui publik.

Menurut mantan Manajer Pramugari British Airways, Marton menjelaskan jika penampilan yang terkesan rapi dan mewah membuat banyak orang tentu berpikiran tentang gaya hidup glamor yang bisa didapat dengan bekerja sebagai pramugari.

Baca: Wanita 28 Tahun Mulas Diantar Suami ke Poskesdes, di Tengah Jalan Tak Tahan, Rebahan di Rerumputan

Baca: Kronologis Polisi dan Istrinya Tewas Tertembak: Ternyata Aiptu Pariadi Tembak Istri Lalu Bunuh Diri

Baca: Kakek 64 Tahun Bersepeda, Dia Berhenti Pesan Air Putih di Angkringan, Tertunduk Bersandar di Gerobak

FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO

"Penampilan seluruh rombongan awak kabin dan pramugari berseragam, dengan syal leher, tatanan rambut rapi, atribut dan tubuh yang ideal, membuat orang berpikir jika kehidupan kami pasti glamor,"kata Marton.

Marton menambahkan, banyak orang berpikiran tentang bekerja menjadi seorang pramugari bisa pergi ke mana saja di seluruh dunia, bersantai sembari menikmati koktail, mengenakan kaca mata hitam mahal dan tampil cantik tanpa usaha.

"Orang beranggapan, jadi seorang pramugari bisa membawamu ke mana saja di seluruh dunia, bersantai sembari menikmati koktail, mengenakan kaca mata hitam mahal dan tampil cantik tanpa usaha," tambah Marton.

Marton menjelaskan jika hal tersebut tidak selamanya benar.

"Itu hanya imajinasi yang tidak seluruhnya benar," jelas Marton.

Menurut Marton, bekerja sebagai pramugari itu melelahkan.

Melelahkan adalah deskripsi yang lebih pas dan kelelahan adalah hal biasa.

Baca: HUT TNI Ke-74, Ini 3 Pasukan Elit Indonesia yang Misterius dengan Kemampuan Mengerikan

Baca: Viral Video Pria Melamar Kekasihnya dari Dalam Laut, Malah Tewas Tenggelam

Baca: Resmi Dirilis, Infinix Hot 8 Tampil dengan Helio P22, Seharga Rp 1,2 Juta, Setara Snapdragon 625?

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO

"Bagaimanapun terbang itu melelahkan. Melelahkan adalah deskripsi yang lebih pas untuk bekerja sebagai pramugari dan kelelahan itu merupakan hal yang biasa," imbuh Marton.

Marton juga mengungkapkan tentang 'fakta medis' yang diceritakan oleh seorang rekannya.

Rekannya tersebut menceritakan bahwa seorang pramugari yang meninggal di usia 40 tahun memiliki kondisi organ layaknya wanita berusia dua kalinya.

"Seorang pramugari yang meninggal dunia di usia 40 tahun memiliki kondisi organ menyerupai seorang wanita berusia dua kalinya,"kenang Marton.

Marton menjelaskan sangat mudah bagi pramugari yang bekerja di pesawat bisa mengalami penurunan kesehatan.

Sistem pendingin udara di kabin yang penuh bakteri, udara yang tidak terjamin kebersihannya membuat pramugari memiliki kesehatan yang buruk.

"Mudah dipercaya, karena terbang dapat merusak kesehatan pramugari. Sistem pendingin udara kabin penuh dengan bakteri, dan udara daur ulang menjadi penyebab rasa kantuk di antara awak kabin yang tengah bekerja," kata Marton.

Baca: Reynoldi Tunjukkan Sepeda Motor Hasil Modifikasi di Manado Auto Contest 2019, Diberi Nama CF150

Baca: Reinhard Tololiu Jadi Kabag Tata Usaha Kejati Sulut, Jaksa Agung Mutasi 194 Pejabat Kejaksaan

Baca: Pemprov Kucur Rp 350 Juta Bantuan Gereja, Wagub Beber Konsep Nilai Instrinsik

Marton menambahkan, "Pramugari memiliki risiko 50 persen lebih tinggi tertular salah satu dari beberapa jenis kanker dan sistem peredaran darah yang kacau."

Bukan hanya dampak kesehatan fisik yang buruk, kesehatan mental yang menurun juga dialami pramugari selama bekerja di pesawat.

"Pramugari mungkin berakhir dengan kesehatan mental yang menurun setelah menghabiskan waktu kerja selama 10 atau 12 jam per hari," kata Marton.

Penurunan kesehatan mental ini disebabkan dengan kondisi mental yang harus tetap positif dan baik meski sebenarnya sedang tidak baik.

Di mana seorang pramugari harus tetap melayani para penumpang dengan senyuman meski dirinya sendiri sedang sedih atau dalam kondisi emosi yang kurang baik.

Marton menambahkan, "Mungkin sebagian orang menilai jika pekerjaan sebagai pramugari sangat mudah yakni melayani penumpang saja.

Namun secara pribadi pramugari bertanggung jawab atas keamanan dan kenyamanan sekitar lima puluh orang dalam setiap penerbangan.

Dan harus tetap selalu tersenyum."

Klik Tautan Sebelumnya

Baca: (VIDEO) Presenter Menjerit Kesakitan Digigit Ular Piton Ganas Saat Siaran TV, Akibat Bereksperimen

Baca: Mulai Populer, Aplikasi Pesan Instan Mirip WhatsApp dari Instagram, Berikut Keunggulannya

Baca: Relawan Medsos Jokowi Tanggapi Keinginan Moeldoko Terkait Buzzer: Terlalu Berlebihan

SUBSCIBE YOUTUBE CHANNEL TRIBUN MANADO OFFICIAL

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved