Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Dunia

Lika-liku Kehidupan Cleopatra, Mati-matian Lindungi Putranya Namun Tetap Tewas Juga

Para firaun Ptolemeus adalah keturunan Macedonia dan para penguasa dari keturunan tersebut telah duduk di tahta Mesir selama 300 tahun.

Editor: Rizali Posumah
AFP
Ilustra Cleopatra 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Cleopatra VII adalah firaun terakhir dari garis Ptolemeus.

Para firaun Ptolemeus adalah keturunan Macedonia dan para penguasa dari keturunan tersebut telah duduk di tahta Mesir selama 300 tahun.

Cleopatra terkenal karena kecantikan dan rayuannya, namun orang sering lupa bahwa dia juga seorang penguasa.

Pertama kali naik tahta di usia muda dan di masa sulit, dia menggunakan keterampilannya untuk melindungi rakyatnya.

Salah satu keterampilan itu adalah menumbuhkan perhatian dan dukungan dari orang-orang kuat.

Cleopatra lahir pada 70 atau 90 SM, putri dari Ptolemeus dan istrinya (dan mungkin saudara tiri).

Ketika Cleopatra berusia 18 tahun, ayahnya meninggal dan tahta jatuh ke tangannya.

Berita Populer

Baca: Kapolda Harap Video IM Dihapus, Kami Akan Cari Perekamnya

Baca: Kekompakan Veronica Tan & Puput Devi Jelang Lahiran Anak Ahok BTP, Ini yang Dilakukan Keduanya!

Baca: Beredar Foto Jadul 3 Wanita di Keluarga Presiden Jokowi, Tampilan Anggun Mereka Jadi Sorotan

Karena perempuan tdak bisa memerintah sendirian di Mesir, dia pun menikahi adik laki-lakinya yang berusia 10 tahun, namanya Ptolemeus XIII, untuk menjadi rekan memimpinnya.

Tidak lama setelah pemerintahan mereka dimulai, para penasehat Ptolemeus XIII menentang Cleopatra dan dia melarikan diri ke Suriah di tahun 49 SM.

Dia menghabiskan satu tahun di Suriah untuk mengumpulkan tentara bayaran yang kemudian kembali ke Mesir untuk menentang pasukan saudara laki-lakinya itu.

Ini juga merupakan saat di mana Julius Caesar memasuki kehidupan Cleopatra.

Ketika Caesar di Roma untuk menghadapi Pompey selama perang Saudara Romawi Besar, Pompey melarikan diri ke Yunani, tetapi di sana dia juga dikalahkan oleh pasukan Caesar dalam pertempuran Pharsalus pada 48 SM.

Pompey berhasil lolos dari pertempuran dan pergi ke Mesir untuk mendapatkan dukungan.

Berita mengenai pertempuran tersebut sampai pada orang-orang Mesir, yang kemudian menganggap kekalahannya sebagai tanda bahwa para dewa lebih menyukai Caesar.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved