Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tewaskan 8 Orang: Begini Kondisi Ambon Pascagempa

Sebanyak 8 warga tewas ditemukan tewas pascagempa 6,8 SR di Maluku, Kamis (26/9). Sebanyak 54 gempa susulan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
antara
Korban gempa di Ambon dirawat di bangsal, Kamis (26/9/2019). 

Dalam video berdurasi 45 detik itu, tampak permukaan air lait seakan mendidih. Peristiwa ini direkam warga dari daerah ketinggian yang dijadikan lokasi pengungsian. Menurut keterangan warga, fenomena alam itu terjadi bersamaan dengan gempa. Masyarakat menduga tempat fenomena alam itu terjadi merupakan pusat gempa.

Kejadian alam ini membuat warga sempat panik dan lari ke tempat yang lebih tinggi. Sementara itu, masyarakat yang mendiami pesisir pantai di Pulau Seram, Pulau Ambon, Pulau Haruku, Pulau Nusa Laut, Pulau Saparua malam ini memilih tidur di hutan.

Baca: Jokowi Menyerah kepada Mahasiswa, Besok Diagendakan Pertemuan: Ini Bentuk Demokrasi Negara Kita

Dengan beralaskan tikar dan beratapkan terpal, mereka memboyong keluarga dan sakan saudara ke hutan. "Kami takut akan terjadi tsunami, sekarang semua sudah di hutan, kampung kosong," ujar salah satu warga dari Siri Sori Islam Kecamatan Saparua.

Hal yang sama juga dilakukan, masyarakat Desa Hualoy, Desa Latu dan sejumlah desa lainnya di Pulau Seram Kabupaten Seram Bagian Barat. Mereka mengungsi ke hutan karena lebih aman, lokasinya diketinggian dan jauh dari bangunan.

"Saat ini saya dan anak dan istri di gunung, warga di sini pakai tenda untuk menginap," ujar Nurdin warga Desa Hualoy.

Tidur di luar rumah juga dilakukan masyarakat di Kota Ambon. Usai diguncang puluhan gempa bumi isituasi Kota Ambon sepi, hampir tak ada kendaraan yang melintas. Para pedagang di Pasar Mardika yang berada di bibir Teluk Kota Ambon memilih tidak berdagang, toko sembako dan supermarket juga tutup.

Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan pihaknya sudah menyiapkan bantuan untuk korban gempa Ambon. Semua korban meninggal dan luka juga akan menerima bantuan dari pemerintah. "Kami sekarang sudah mempersiapkan bantuan untuk dikirim ke Ambon, baik yang dari Jakarta maupun daerah-daerah sekitar wilayah timur.

Kami kan punya salah satu senter logistik yang ada di Makasar," kata Mensos saat menghadiri Jambore dan Bhakti Sosial Tagana Tingkat Nasional di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Kamis (26/9/2019).

Mensos mengatakan pihaknya tengah mendata korban baik yang meninggal maupun luka. "Untuk korban meninggal dunia, saya terima laporan, pukul 15.00 WIB tadi sudah 8 korban meninggal. Kami akan memberikan santunan ahli waris pada keluarga korban sebesar Rp 15 juta. Kami berharap korban tak semakin banyak. Tapi berapapun korbannya pasti akan mendapatkan bantuan santunan ahli waris," terang Agus.

Untuk semua korban luka akan dirujuk ke rumah sakit terdekat. Dan semua biaya pengobatan akan ditanggung pemerintah. Mensos mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan asesmen kerugian material.

Semua bangunan baik yang mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat akan dibangun kembali oleh pemerintah. "Warung-warung dan toko-toko terutama milik masyarakat kecil juga diasesmen. Kita ingin aktivitas ekonomi segera normal," pungkasnya. (Tribun/lp6/dtc)

 

Data Kerusakan

1. Retaknya Sambungan Jembatan Merah Putih

2. Kerusakan pada Gedung Rektorat Universitas Pattimura

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved