Mahasiswa di Kendari Tewas Kena Tembak saat Demo: Begini Penjelasan Polisi
Himawan Randi, mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara tewas saat demo di depan gedung DPRD
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Himawan Randi, mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara tewas saat demo di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara. Randi tewas diduga kena tembak di dada sebelah kanan.
Pihak keluarga menolak pihak kepolisian melakukan autopsi terhadap jenazah Randi. Keluarga beralasan apabila autopsi dilakukan polisi tidak steril dan rawan penyelewengan.
"Kami sudah komunikasi dengan keluarga. Pihak keluarga tak mau autopsi di RS Bhayangkara karena khawatir nanti indepedensinya tidak steril," kata Ketua IMM Sulawesi Tenggara Marsono, Kamis(26/9).
Baca: Tewaskan 8 Orang: Begini Kondisi Ambon Pascagempa
Marsono juga meminta seluruh kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) untuk tetap tenang dan solid usai peristiwa tewasnya Randi. Randi diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo yang mengikuti aksi mahasiswa di Kendari menolak pengesahan RKUHP dan RUU kontroversial lain, serta batalkan revisi UU KPK.
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto mendesak Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk memimpin investigasi tewasnya Randi. "Kami minta kapolri pimpin investigasi langsung persoalan ini karena ini bencana bagi kami dan menindak tegas anggotanya yang sudah sangat biadab," ujar Sunanto.
Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) membenarkan adanya mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, yang tewas saat unjuk rasa di depan gedung DPRD. Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab meninggalnya mahasiswa itu.
"Benar ada (mahasiswa) yang meninggal. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap hal tersebut," ujar Golden.
Ia mengatakan saat ini jenazah mahasiswa tersebut berada di RS Abu Nawas, Kota Kendari. Nantinya, kata dia, pihak RS tetap akan melakukan autopsi guna mengethaui penyebab kematian yang bersangkutan. "Untuk korban saat ini berada di RS Abu Nawas Kota Kendari. Direncanakan akan dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebabnya (kematian)," ujar Golden.
Golden Hart memastikan tidak ada personel kepolisian menggunakan peluru tajam saat bertugas mengamankan unjuk rasa. Pemeriksaan peralatan pengamanan kata Golden juga sudah dilakukan saat apel pukul 08.00 WITA.
Baca: Ini Rahasia yang Jarang Diketahui Penumpang saat Penerbangan, Bisa Dapat Makanan Lebih Banyak Loh!
"Kami sudah melakukan pengecekan terhadap seluruh personel. Personel yang melakukan pengamanan hanya dibekali tameng dan tongkat. Untuk pengurai massa hanya dibekali gas air mata dan beberapa rantis dalmas, kemudian water canon dan kendaraan pengurai massa," ujar Harry.
"Dapat kami pastikan, tidak ada satu pun anggota kami yang membawa peluru tajam, peluru hampa atau pun peluru karet," tambah Harry.
Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan telah menerjunkan tim dari Mabes Polri. Ia menyampaikan akan mendalami dan mengusut kejadian tewasnya mahasiswa di Kendari bernama Randi guna memastikan tidak adanya pelanggaran hukum.
"Sudah kami turunkan tim dari Mabes Polri. Untuk mendalami dan mengusut kejadian tersebut," ujar Listyo.
Danrem 143 Haluoleo Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto membenarkan terkait meninggalnya Randi. Menurutnya, Randi meninggal saat dibawa ke rumah sakit. Yustinus mengatakan terdapat luka di bagian dada sebelah kanan. Namun dia tak bisa memastikan penyebab luka tersebut.
"Saya lihat langsung ke sana ada luka di bagian dada sebelah kanan," kata Yustinus.