Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sains

Usia Gurun Sahara Terungkap dari Debu Kuno yang Ditemukan Peneliti

Baru-baru ini sebuah studi berhasil mengungkap umur dari Gurun Sahara. Penelitian ini memberi bukti baru pada perdebatan yang sudah berlangsung lama

Editor: Finneke Wolajan
worldatlas.com
Gurun Sahara 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jawaban mengenai sejak kapan Gurun Sahara ada di muka bumi telah lama menjadi perdebatan di dunia penelitian.

Namun baru-baru ini sebuah studi berhasil mengungkap umur dari Gurun Sahara.

Penelitian ini memberi bukti baru pada perdebatan yang sudah berlangsung lama.

Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Muhs, ahli geologi dari Denver, Colorado beserta rekan-rekannya menunjukkan gurun setidaknya berumur 4,6 juta tahun.

"Orang-orang telah berusaha mencari jawabannya selama beberapa dekade. Dan penelitian terbaru menunjukkan Gurun Sahara sudah ada sejak awal jaman Pleistosen," kata Muhs, seperti dikutip dari Newsweek, Senin (23/9/2019).

Hal tersebut disimpulkan berdasarkan analisis debu Sahara kuno yang ditemukan di Kepulauan Canary Spanyol yang terletak di lepas pantai barat laut Afrika.

Kepulauan ini memiliki fenomena cuaca yang dikenal dalam bahasa lokal sebagai 'Calima'.

Baca: 7 Minuman Pengganti Kopi yang Bikin Mata Melek, dari Matcha tea Hingga Kombucha

Baca: 10 Cara Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga, dari Sauna Hingga Konsumsi Kacang-kacangan

Baca: 10 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula dan Susu, Bersihkan Perut Hingga Antioksidan Bagi Tubuh

Fenomena ini terjadi setiap tahun dan menyeret sejumlah besar debu dari Sahara menuju Samudra Atlantik.

Para peneliti pun lantas menyelidiki sedimen untuk mengidentifikasi dan menentukan usia debu purba tersebut atau yang disebut dengan paleosol.

Di salah satu lokasi penelitian, tim menemukan terdapat mineral yang tidak mencerminkan geologi lokal pulau-pulau tersebut, menunjukkan sedimen tersebut berasal dari Sahara.

Selanjutnya peneliti dapat memperkirakan kapan debu-debu ini terbawa dari Sahara dengan bantuan batu vulkanik.

Batuan tersebut mengandung mineral yang bertindak seperti jam geologis.

Dan hasilnya, tim menemukan debu tertua Sahara berasal dari 4,6 juta tahun lalu.

Temuan itu juga sesuai dengan data dari sedimen laut dalam yang menunjukkan peningkatan debu Sahara yang bertiup di atas Atlantik pada periode yang sama.

Memang masih ada kemungkinan jika Sahara berusia lebih tua lagi dibandingkan dari penelitian ini.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved