Rupiah Bakal Tekanan Eksternal dan Internal: Begini Prediksi IHSG
Faktor eksternal dan internal kompak menekan nilai tukar rupiah. Kemarin, rupiah spot melemah 0,21% menjadi Rp 14.114 per dollar
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Faktor eksternal dan internal kompak menekan nilai tukar rupiah. Kemarin, rupiah spot melemah 0,21% menjadi Rp 14.114 per dollar Amerika Serikat (AS). Serupa, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga terdepresiasi 0,16% ke Rp 14.099 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, data manufaktur Uni Eropa yang lebih rendah dari proyeksi membuat mata uang emerging market tertekan.
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menambahkan, demonstrasi yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia mempengaruhi investor asing yang akhirnya memilih keluar dari pasar keuangan dalam negeri. Hal ini akhirnya membuat rupiah loyo.
Baca: Suzuki Mengintip Segmen Mesin Kapal
Josua pun memprediksi mata uang Garuda masih dalam tekanan dan bergerak dalam kisaran Rp 14.050-Rp 14.150 per dollar AS. "Selanjutnya fokus pelaku pasar pada perlambatan ekonomi Eropa dan penantian negosiasi perang dagang AS dan China," kata dia.
Ahmad pun sepakat, kedua sentimen tersebut masih akan menjadi penggerak rupiah. Dia pun memperkirakan, rupiah berada di rentang Rp 14.050-Rp 14.150 per dollar AS hari ini.
Prospek IHSG: Panas Gara-Gara Politik
Kondisi politik yang memanas ikut memukul mundur niat investor mengoleksi saham Tanah Air. Selasa (24/9) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,11% ke level 6.137,61.
Head of Research Samuel Sekuritas Suria Dharma melihat, penurunan IHSG lebih karena faktor internal. Pasalnya, bursa luar negeri lain masih positif. Seperti diketahui, gerakan massa mahasiswa yang menolak peresmian undang-undang sempat memanas. Namun, menurut Suria, dana yang keluar dari pasar saham hanya berpindah tempat ke instrumen yang dianggap aman, seperti obligasi.
Untuk perdagangan, Rabu (25/9), Analis Jasa Capital Utama Sekuritas Chris Apriliony memperkirakan, IHSG masih dipengaruhi sentimen penolakan UU. Selain itu, data ekonomi global seperti Indeks Manufaktur Jerman dan AS masih mempengaruhi indeks.
Baca: IPCC Memangkas Target Pendapatan Menjadi 10%
Sentimen lain, menurut Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee, perkembangan isu perang dagang AS-China dan proyeksi laporan keuangan emiten kuartal III.
Chris dan Suria memproyeksikan, IHSG hari ini kembali melemah. Chris memperkiraan rentang pergerakan IHSG di 6.070-6.120. Sedangkan proyeksi Suria, di level 6.100-6.200.
MGRO bakal Akuisisi Pabrik Rp 120 Miliar
Produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Mahkota Group Tbk (MGRO), melalui anak usahanya, PT Berliand Inti Mekar akan mengakuisisi pabrik kelapa sawit di Sumatra Selatan. Nilai pembelian aset pabrik milik PT Mahkota Andalan Sawit ini mencapai Rp 120 miliar.
Presiden Direktur MGRO Usli Sarsi mengatakan, dana akuisisi berasal dari pinjaman bank oleh entitas anak. "Proses akuisisi diharapkan selesai sebelum akhir tahun ini sehingga nanti akan berkontribusi signifikan meningkatkan pendapatan dan laba sesuai target yang sudah ditentukan," ucap dia kepada KONTAN, Senin (23/9).
Pabrik kelapa sawit yang akan akuisisi ini memiliki kapasitas produksi mencapai 45 ton tandan buah segar per jam. Menurut Usli, akuisisi ini untuk menambah pasokan CPO demi mendukung pabrik refinery yang akan segera beroperasi.
Baca: Mahasiswa Gen Z Kompak Tolak RKUHP: Begini Cara Marinir Redam Kemarahan Massa