Sejarah Indonesia
Genjer-genjer dan Darah Rakyat, Lagu Terlarang di Masa Orba Lantara Dianggap Lagu Komunis, Padahal?
Kisruh politik yang terjadi di Indonesia pada akhir kekuasaan Presiden Soekaro, 1965-67 hingga sekarang terus diperbincangkan.Tidak hanya situasi di
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Genjer-genjer sebenarnya adalah lagu populer berbahasa Osing (suku di Banyuwangi).
Diciptakan pada 1942 oleh Muhammad Arief, seorang seniman Osing sebagai gambaran kondisi warga Banyuwangi saat penjajahan Jepang.
Lagu ini menggambarkan penderitaan rakyat Indonesia selama dijajah jepang.
Sebelum penjajahan Jepang, genjer (Limnocharis flava) adalah tumbuhan untuk makanan ternak.
Ketika Jepang jadi penjajah, banyak warga kelaparan dan terpaksa memakan tumbuhan yang awalnya dianggap hama itu.
Biasanya warga memasak sayur genjer dan dimakan dengan nasi ditambahi sambal jeruk.
Tanaman Genjer
Petikan lagu Genjer-genjer adalah sebagai berikut:
Emake jebeng padha tuku nggawa welasah
Genjer-genjer saiki wis arep diolah
Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak
Setengah mateng dientas ya dienggo iwak
Sego sak piring sambel jeruk ring pelanca
Genjer-genjer dipangan musuhe sega
Artinya dalam bahasa Indonesia kira-kira sebagai berikut.
Ibu si gadis membeli genjer sembari membawa wadah-anyaman-bambu
Genjer-genjer sekarang akan dimasak
Genjer-genjer masuk periuk air mendidih
Setengah matang ditiriskan untuk lauk
Nasi sepiring sambal jeruk di dipan
Genjer-genjer dimakan bersama nasi
Baca: ZODIAK Hari Ini Selasa 24 September 2019, Kekuatan Komunikasi Leo Menonjol dan Sagitarius Penuh Aura
Baca: Sosialisisi Mitigasi Bencana, Palit: Armada Kami Terbatas dan Anggaran BBM Sudah Habis
Baca: Jadi Sorotan, Intip 6 Potret Jessica Mila Setelah Berat Badan Naik 10 Kg
Lagu Genjer-genjer menjadi populer setelah dinyanyikan Bing Slamet.
Karena begitu populer, PKI lantas memanfaatkan lagu ini untuk berkampanye.