Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BJ Habibie Meninggal

Cerita Mantan Ajudan BJ Habibie, Saat Genting Tidur di Bawah Ranjang Presiden ke-3, Ini Responsnya

Kisah TB Hasanuddin, Mantan Ajudan BJ Habibie, Senjata Lengkap Tidur di Kolong Ranjang Suami Ainun

Editor: Aldi Ponge
KOLASE TRIBUNMANADO/TRIBUN BATAM/KOMPAS.COM
BJ Habibie dan TB Hasanuddin 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga Indonesia sangat kehilangan sosok Mantan Presiden ke-3 BJ Habibie yang meninggal dunia pada Rabu (11/09/2019).

Hal ini juga dirasakan mantan ajudan BJ Habibie, Mayor Jenderal (Purn) Tubagus (TB) Hasanuddin.

Politisi PDIP ini menceritakan kisahnya saat mendamping BJ Habibie saat menjadi presiden.

Kala itu Indonesia mengalami situasi genting pasca lengsernya Presiden Soeharto karena tuntutan mahasiswa.

Era reformasi pun dimulai saat Presiden Bj Habibie memimpin dan menggantikan Pemimpin Orde Baru Soeharto.

TB Hasanuddin berkisah sejumlah cerita menarik saat mendampingi Habibie pada 1998-1999 saat wawancara via sambungan telepon bersama KompasTV

Terlebih pada saat itu, Habibie menjadi presiden saat situasi di Indonesia sedang kacau.

"Waktu itu ada banyak informasi, ada pasukan liar, ada jenderal yang datang, yang tentu saja harus saya atasi dengan baik-baik, harus saya berikan informasi," ujar TB Hasanuddin, Rabu (11/9/2019).

Puncaknya, lanjut TB Hasanuddin, ia mendapat informasi, ada sekelompok orang yang hendak meracuni di kediaman BJ Habibie.

Pengakuan TB Hasanuddin yang kala itu berpangkat kolonel membuat host KompasTV, Aiman Witjaksono, tercengang.

Ia sampai mengulang pertanyaannya untuk memastikan kabar tersebut.

TB Hasanuddin melanjutkan, setelah mendengar informasi tersebut, pihaknya langsung siaga untuk menjaga Habibie dan keluarga.

 Bahkan, siapapun yang ke pasar, harus didampingi.

"Kami jaga beliau, kami awasi , bahkan yang belanja ke pasar pun kami dampingi supaya tidak terjadi hal-hal," ujar eks Wakil Ketua Komisi I DPR itu.

Puncaknya, TB Hasanuddin harus tidur di bawah tempat tidur BJ Habibie.

"Ketika malam hari, katanya akan ada prajurit atau kelompok liar. Saya pun tidur di bawah tempat tidur Pak Habibie," ujar dia.

Jalan itu ditempuh TB Hasanuddin karena ia mendapatkan tugas untuk mengamankan dan menyelamatkan seorang presiden.

Tak tanggung-tanggung, TB Hasanuddin pun tidur dengan bersenjata lengkap.

"Saya tidur bersenjata lengkap dan pakaian training," katanya.

BJ Habibie pun mengetahui TB Hasanuddin yang tidur di kolong ranjangnya saat hendak ke toilet.

Ia pun meminta TB Hasanuddin pindah tempat tidur.

"Saat itu, Pak Habibie hendak ke toilet, mungkin lihat saya, 'sudah kamu tidurnya sebelah situ saja,'" ujar TB Hasanuddin menirukan ucapan Habibie.

Menurut TB Hasanuddin, saat itu, ia melihat raut wajah BJ Habibie yang tampak begitu tenang di tengah berbagai ancaman yang mendera sang Presiden.

"Saya melihat raut wajah beliau tenang saja, tidak terlihat ada sesuatu tekanan. Itu benar-benar saya kagumi," kata dia.

Peristiwa ini, lanjut TB Hasanuddin, terjadi beberapa waktu setelah pelantikan BJ Habibie sebagai Presiden RI.

Apalagi setelah pelantikan, terjadi demo di mana-mana dan muncul berbagai macam isu.

Sebagai orang melekat pada BJ Habibie, TB Hasanuddin mengaku tahu persis apa yang terjadi saat itu.

Apalagi sebagai ajudan, ia mencatat perkembangan yang terjadi setiap lima menit dalam sebuah buku.

Buku tersebut, aku TB Hasanuddin, masih tersimpan rapi.

Termasuk ada cerita khusus tentang kasus pencopotan Pangkostrad yang kala itu dijabat oleh Letjen Prabowo Subianto, yang juga menantu Soeharto.

"Mungkin dua jam, tiga jam, bisa habis cerita itu ya. Saya punya catatan tersendiri, sebagai ajudan tiap menit saya catat dan buku itu masih tersimpan dengan rapi."

"Fakta yang saya lihat langsung ada dalam buku catatan ajudan dan sekarang masih saya pegang," kata dia.

Saat ditanya darimana ia mendapatkan informasi tersebut, lulusan Akmil 1974 itu menjawab dengan tegas.

"Saya dapat informasi itu dari Kepala Bakin atau sekarang Kepala BIN," kata TB Hasanuddin.

"Kami harus melakukan tindakan-tindakan seperti apa demi menyelamatkan presiden," sambungnya.

Kisah lain yang diurai TB Hasanuddin adalah rasa cinta BJ Habibie pada sang istri, Hasri Ainun Besari.

Saat itu, BJ Habibie tengah bersiap untuk berangkat karena telah ditunggu oleh sejumlah pejabat luar negeri.

Di tengah perjalanan, BJ Habibie tiba-tiba meminta putar balik dan kembali ke kediaman.

Setiba di rumah, BJ Habibie langsung lari ke meja makan dan mengambil kopi.

TB Hasanuddin pun protes, kenapa BJ Habibie tidak meminta dirinya untuk mengambilkan kopi tersebut.

Atau bisa juga meminta dibuatkan kopi di Istana.

Lantas, apa jawaban BJ Habibie saat itu?

"Beliau katakan, 'ini ibumu (Ainun) yang buat, saya harus menghormatinya, dia sudah bangun pagi-pagi untuk buatkan secangkir kopi," kata TB Hasanuddin menirukan ucapan BJ Habibie.

"Di situ saya kagum, rasa hormat saya semakin dalam. Itu salah satu kelebihan beliau," lanjut TB Hasanuddin.

Selain itu, TB Hasanuddin juga menuturkan kehilangan sosok ayah.

"Saya benar-benar kehilangan seorang ayah, seorang Bapak," ujar Hasanuddin.

Ia mengaku banyak hal yang dipelajarinya sejak mengikuti BJ Habibie.

"Banyak yang saya pelajari dan yang saya dapat selama menjadi ajudan Presiden. Suka dan duka kami tahu persis keadaannya," paparnya, dikutip Tribunnews.com dari TribunWow.

Disebutkannya, sosok BJ Habibie merupakan pibadi yang dekat dengan pembantunya.

Tak hanya itu, BJ Habibie juga tak segan untuk berdiskusi dan mendengarkan masukan dari orang di sekitarnya.

"Kami tahu beliau adalah tokoh yang seorang negarawan tetapi juga yang dekat dengan para pembantu beliau."

"Jadi kalau sudah duduk dengan siapa saja dan mau berdiskusi mau mendengarkan masukan dari seorang kolonel seperti saya," kata TB Hasanuddin.

"Mau duduk mendengarkan dan mau menyampaikan. Dan yang paling penting beliau adalah seorang suami dan Bapak yang sangat baik. Setia dan menjadi panutan kita semua," paparnya.

Rangkaian Upacara Prosesi Pemakaman BJ Habibie

Rencananya, BJ Habibie akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan.

Tepatnya di samping makam almarhum istrinya, Asri Ainun.

Prosesi upacara pemakaman jenazah almarhum BJ Habibie akan dimulai Kamis (12/9/2019) pukul 12.30 WIB.

Dikutip dari Kompas.com, prosesi akan diawali dengan upacara penyerahan jenazah dari pihak keluarga ke pemerintah di rumah duka, Jalan Patra Kuningan XII/3, Jakarta Selatan.

"Prosesi esok rencana pemakaman jenazah pada jam 12.30 itu akan dilaksanakan upacara jenazah dari pihak keluarga kepada pemerintah," kata Sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto, Rabu (12/9/2019) malam di rumah duka.

Menurut Rubijanto, upacara penyerahan jenazah akan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman.

Setelahnya, prosesi dilanjutkan dengan pemberangkatan jenazah dari rumah duka menuju TMP Kalibata, Jakarta Selatan, pukul 13.00 WIB.

"Diharapkan (upacara penyerahan jenazah) 30 menit selesai kemudian jam 13 tepat kita start dari kediaman Patra Kuningan menuju ke TMP Kalibata," ujar Rubijanto.

Prosesi terakhir, upacara pemakaman jenazah di TMP Kalibata diagendakan pukul 13.30 WIB.

Upacara akan dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. (Tribunnews.com/Sri Juliati) (TribunWow.com/Roifah Dzatu Azma) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)

KLIK TAUTAN AWAL TRIBUNWIKI

#Cerita Mantan Ajudan BJ Habibie, Saat Genting Tidur di Bawah Ranjang Presiden ke-3, Ini Responsnya

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved