Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Tiga Siswa SMK Hilang Saat Magang Luar Kota, Begini Kisahnya

Kisah tiga siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang hilang saat melaksanakan magang di Bali.Tiga siswa SMK di Bantul

KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Lucia Martini Menunjukkan Sertii Anaknya Ignatius Leyola Andinta Denny Murdani yang hilang kontak saat Mengikuti PKL di Bali oleh SMK N 1 Sanden, Bantul ditemui di rumahnya Rabu (4/9/2019) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisah tiga siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang hilang saat melaksanakan magang di Bali.

Tiga siswa SMK di Bantul ini dijanjikan uang Rp 4 juta hingga Rp 8 juta.

Sembilan tahun lalu tiga siswa SMKN 1 Sanden Bantul, Yogyakarta hilang ketika hendak melaksanakan magang di Pelabuhan Benoa Bali.

Hingga kini, tidak diketahui nasib ketiga siswa SMK yang diduga dijual oleh calo kapal tersebut.

Pihak keluarga telah mencoba berbagai cara, tapi semuanya sia-sia.

Riswanto Hadiyasa, orangtua Agiel Ramadhan Putra, siswa SMK yang hilang saat PKL bercerita bahwa ia dan puluhan orangtua siswa diundang ke sekolah untuk mendapatkan sosialisasi terkait PKL.

Cerita tersebut disampaikan Riswanto kepada Kompas.com Rabu (4/9/2019).

Baca: Perseteruan Antara Nikita Mirzani dan Elza Syarief, Inilah Empat Fakta Terbaru

Baca: Polisi Tangkap Dua Orang Wanita Saat Akan Layani Tamu Khusus Layanan Tiga Orang Sekali Main

Baca: Dua Jenderal Berkantor di Tanah Papua, Sudah Berjalan Tiga Hari Ini, Alasannya Bikin Terharu

Facebook Tribun Manado :

Baca: Mobil Pikap Masuk Jurang 10 Meter, Satu Orang Meninggal Dunia, Kecelakaan Terjadi Dini Hari

Baca: Warga Gerebek Tempat Tinggal Oknum Polisi, Kedapatan Sedang Pesta Sabu

Baca: Satu Polisi Meninggal Dunia Setelah Ditabrak Truk Saat Bertugas di Jalan Tol, Dia Berpangkat Aiptu

Instagram Tribun Manado :

Menurutnya, saat itu Agiel masih duduk di kelas 2 SMK dan akan dijadwalkan berangkat PKL.

Saat sosialisasi, Ahmad Fudadi yang saat itu menjabat sebagai Kepala SMKN 1 Sanden menyampaikan kepada wali murid bahwa tempat PKL diubah ke Tanjung Beno Bali dengan alasan di sana adalah pelabuhan internasional.

Padahal secara resmi, PKL dari sekolah dilaksanakan di Pekalongan Jawa Tengah selama 3 bulan.

Anak-anak yang berangkat magang ke Bali juga dijanjikan mendapatkan uang Rp 4 juta sampai Rp 8 juta.

Pihak sekolah juga meminta uang Rp 2.250.000 untuk keperluan biaya keberangakat siswa ke Bali.

Riswan juga bercerita bahwa anaknya, Agiel yang masih berusia 16 tahun diwajibkan untuk mengurus KTP sebelum berangkat ke Bali pada 31 Desember 2009.

Karena sudah percaya kepada pihak sekolah, Riswan dan orangtua lainnya merelakan anak-anaknya PKL di Tanjung Benoa, Bali.

Seperti diberitakan sebelumnya, tiga orang siswa di SMK N 1 Sanden, Bantul, Yogyakarta, berangkat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Benoa, Bali pada tahun 2009 lalu tidak diketahui nasibnya, karena kapal yang mereka tumpangi hilang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved