Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tabrakan Beruntun Cipularang

Cerita Kisah Mistis dan Penjelasan Ilmiah Kecelakaan Maut Tol Cipularang, Singgung Kilometer 96.2

Penyebab kecelakaan maut yang sering terjadi di Tol Cipularang menimbulkan banyak spekulasi.

(TribunJabar/Erry Chandra)
Situasi di lokasi kecelakaan beruntun di Tol Cipulang KM 91, Purwakarta, Jawa Barat, arah Bandung ke Jakarta, Senin (2/9/2019). Polisi dan warga tampak mengerumuni lokasi. 

Penjelasan Ilmiah

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan, di kilometer 97 memang rawan kecelakaan.

Oleh karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jasa Marga, Kepolisian, dan sejumlah pakar pernah melakukan evaluasi dan penelitian di kilometer 90 sampai 100.

"Kalau dilihat dari hasil kajian ilmiah kilometer 90-100 secara keseluruhan, pengguna kendaraan memang harus ekstra hati-hati saat melewati jalur tersebut," kata Martinus pada Selasa (2/12/2014) silam, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.

Kondisi jalanan menurun dengan belokan dan kontur angin membuat pengendara harus lebih hati-hati," lanjutnya.

Sementara itu, pakar transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Ofyar Z Tamin, mengatakan, trek jalan yang mulai menurun dari kilometer 100 dan ditambah beban massa dari kendaraan membuat laju kendaraan bertambah cepat.

Saat kondisi seperti ini, pengemudi seharusnya meningkatkan kewaspadaan.

"Saat mendesain dan membangun jalan ada yang disebut kecepatan rencana. Artinya, kendaraan akan aman jika melaju baik saat memasuki tikungan atau jalan menurun berada di bawah kecepatan rencana," ujar Tamin.

Sementara itu, Kanitlaka Satlantas Polres Purwakarta kala itu, Iptu Asep Kusmana mengatakan, ruas Tol Cipularang antara KM 100 hingga KM 90 adalah blackspot

Dilansir Tribun Jabar, Asep menyebut jalur tersebut sebagai blackspot karena di wilayah itu menjadi lokasi yang rawan kecelakaan yang mengakibatkan korban.

Seperti halnya kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang KM 96, pada Jumat (28/6/2019) pagi.

Pada kecelakaan tersebut sopir diduga mengantuk, yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia dan tiga penumpang lainnya luka-luka.

Asep mengatakan, di sekitar lokasi itu memiliki beberapa faktor penyebab kecelakaan.

Kecelakaan terjadi disebabkan faktor human error maupun faktor geometrik jalannya.

"Di lokasi blackspot Cipularang itu menjadi titik lelah pengemudi, kemudian kontur jalannya turunan, tanjakan dan dikombinasi dengan banyak tikungan," kata Asep kepada Tribun Jabar saat ditemui di Mapolres Purwakarta, Ciseureuh, Purwakarta.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved