Papua Terkini
Kronologi Anggota TNI Gugur saat Kontak Senjata di Papua, Ini Penjelasan Kodam Cenderawasih
Kronologi dan Identitas Anggota TNI Gugur dalam Kontak Senjata di Papua Terungkap, Ini Penjelasan Kodam Cenderawasih
Kini, sambung Eko, Dandim 1705/Paniai, bersama Bupati Deiyai dan para tokoh masyarakat setempat sedang berkumpul untuk mengatasi masalah tersebut.
Akibat kejadian tersebut, Serda Rikson gugur karena mengalami luka panah dan bacok di bagian dada.
Sementara Yul Toa Motte, Koordinator Aksi di Deiyai mengklaim, awalnya aksi yang dimulai sejak pukul 09.00 WIT berjalan tertib. Namun, sekitar pukul 13.00 WIT, aparat keamanan mengeluarkan gas air mata yang kemudian memicu kemarahan massa.
Menurut dia, pada aksi tersebut jumlah massa sekitar 500 orang dan mereka menggelar unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Deiyai.
"Aksi ini adalah aksi lanjutan dari tanggal 24 Agustus 2019," katanya.
Kronologi
Kerusuhan pecah antara aparat TNI-Polri dan massa pengunjuk rasa di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).
Koordinator aksi, Yul Toa Motte mengatakan, mulanya massa berjumlah 500 orang melakukan unjuk rasa di depan kantor bupati, Rabu pukul 09.00 WIT.
Aksi massa itu terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Namun, pada pukul 13.00 WIT, kerusuhan pecah setelah aparat menembakan gas air mata.
”Kemudian dilanjutkan dengan timah peluru. Saya lihat sendiri dengan mata sendiri,” kata Yul, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Dia menyebut, ada korban dalam kejadian ini.
”Situasi sampai saat ini peluru masih bunyi, masih memanas,” tambah dia.
Sebelumnya, dalam kontak senjata di wilayah Deiyai, satu prajurit TNI AD gugur, sementara dua anggota Polri terluka.
Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengatakan, saat ini kontak tembak masih berlangsung di Deiyai.