Kerusuhan di Mimika
UPDATE Kerusuhan Mimika: 20 Orang Diduga Pemicu Anarkisme Ditangkap Polisi, Situasi Mulai Kondusif
"Ada sekitar 20 orang diamankan di kantor dan akan kita proses penegakan hukum," ujar Agung, Rabu (21/8/2019)
Keduanya kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Kini kondisi sudah mulai kondusif.
Aparat keamanan masih berjaga di objek-objek vital, termasuk gedung DPRD Mimika.
Sebelumnya, Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto, sempat mengimbau massa untuk menyampaikan aspirasi di ruang publik, tetap mengedepankan kedamaian.
"Saya minta warga menjaga ketertiban dan penyampaian aspirasi, dan tidak melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan keresahan dalam kehidupan bermasyarakat.
Apalagi kekacauan karena hanya merugikan diri sendiri dan orang lain," ujarnya kepada wartawan yang meliput aksi massa itu.
Baca: Mendagri Himbau Para Pejabat Daerah terkait Kerusuhan di Manokwari, Bentuk Tim Monitoring
Baca: Kronologi Lengkap Kerusuhan di Lapas Sorong: Insiden Napi Kabur dengan Menjebol Dinding Lapas
Baca: Kronologi Dugaan Persekusi Mahasiswa Papua di Jatim hingga Pecahnya Kerusuhan di Manokwari
Kerusuhan Dipicu Kekecewaan Massa
Sebelumnya, kerusuhan di Timika, Papua, dipicu oleh kekecewaan massa yang terlalu lama menunggu kedatangan Ketua DPRD Mimika dan Bupati Mimika.
Mereka sudah berharap kedua tokoh itu datang menemui massa.
Antaranews melaporkan, aksi yang awalnya mengusung misi damai itu berubah menjadi aksi melempari gedung DPRD Mimika dengan batu.
Sejak Rabu (21/8/2019) pagi, lebih dari 1.000 orang datang dari sejumlah wilayah di Timika, Kabupaten Mimika.
Mereka turun ke jalan guna menyuarakan aspirasi antirasisme terkait insiden yang menimpa mahasiswa Papua di Malang, Provinsi Jawa Timur, pada 16 Agustus 2019.
Mereka berkumpul di depan kantor DPRD Mimika.
Awalnya suasana berjalan damai.
Namun, setelah beberapa jam menunggu kedatangan Bupati dan Ketua DPRD Mimika, massa terprovokasi.