Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Terombang Ambing 40 Hari di Laut, Begini Cara Altin dan Marfrenly Bertahan Hidup

Dua orang WNI asal Kabupten Kepulauan Talaud selamat dari maut setelah terombang-ambing di laut 40 hari lamanya

Penulis: Ryo_Noor | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Ryo Noor
Begini Cara Altin dan Marfrenly Bertahan Hidup 

Terombang Ambing 40 Hari di Laut, Begini Cara Altin dan Marfrenly Bertahan Hidup

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dua orang WNI asal Kabupten Kepulauan Talaud selamat dari maut setelah terombang-ambing di laut 40 hari lamanya.

Dua WNI itu adalah paman dan keponakan, Altin Awawangi (38) dan Marfrenly Sampul (16).

Keduanya warga Desa Alude, Pulau Salibabu, Kecamatan Kalongan, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara

Altin dan Marfrenly akhirnya tiba di Bandara Sam Ratulangi, Senin (19/8/2019) setelah selamat dibawa kapal Filipina ke Papua Nugini.

Pemerintah RI lewat Kementerian Luar Negeri dan Pemprov Sulut mengurus kepulangan dua WNI ini ke Indonesia. Tiba di Manado mereka disambut di VVIP Bandara

Altin dan Marfrenly pun berkisah musibah nahas itu, hingga merengut nyawa 3 sanak mereka, dua di antaranya kakek dan nenek Altin.

BERITA POPULER:

> VIDEO Terbaru KKB Lekagak Telenggen, Sebut Prabowo-Jokowi Suruh Bawa Bom ke Papua: Kalian Kalah

> Pria Ini Berteman dengan 30 King Kobra, Coba Lihat Reaksi si Raja Ular Ketika Diberi Makan Paha Ayam

> Cewek Ini Dijemput Pacarnya, Disuguhkan Miras, Tak Sadarkan Diri Lalu Terjadilah

Mereka berlayar dari Pulau Balau Saranggani, Wilayah Filipina, menggunakan Perahu Pamboat hendak menuju Pulau Salibabu, Kabupaten Talaud.

28 Juni 2019 ketika mereka bertolak dari Filipina.

Perjalanan itu harusnya memakan waktu 10 jam, tapi mereka teradang badai hingga Pamboat kehabisan bahan bakar.

Sejak itu mereka terombang-ambing mengikuti arus di laut.

Dalam pamboat itu ada 7 orang, 4 WNI dan 3 Warga negara Filipina, mereka masih sanak saudara.

Altin mengatakan, untuk bertahan hidup mereka makan kelapa hanyut.

"Kalau di sekitar perahu ada kelapa kita ambil, kadang berenang cukup jauh untuk ambil kelapa," kata dia.

Makanan itu pun dibagi bertujuh.

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sesekali mereka beruntung ada ikan yang nyasar masuk ke Pamboat, itu pun cuma sekadar mengisi perut.

Untuk minum mereka ambil dari air hujan.

Marfrenly mengatakan, kelapa hanyut pun itu untung-untungan, "Kadang ada, kadang tidak. Pernah seminggu tak dapat makanan mereka menahan lapar, " ujar dia.

Kondisi ini pun membuat tiga sanak keluarga mereka tak bisa bertahan hidup.

Kakek dan nenek Altin yakni Golden Nanangko dan Justince Awawangi.

Seorang lagi sanak mereka yang meninggal seorang perempuan Warga negara Filipina.

Ketiganya tewas satu per satu, hingga terpaksa dihanyutkan di laut.

Mereka yang hidup diselamatkan Kapal Ikan Filipina, dan dibawa ke Pulau Rabaul, Papua Nugini pada 6 Agustus 2019.

Setelah ditangani Pemerintah Indonesia mereka bisa pulang ke Tanah Air, dan tiba di Manado, Senin (19/8/2019).

KABAR SELEBRITIS:

> VIDEO, Roger Danuarta Mengaji Sebelum Ijab Kabul yang Buat Penghulu Terharu: Semua Lancar

> Raffi Ahmad Keceplosan Sempat Ingin Nikahi Bella Sebelum Nagita Slavina, Langsung Minta Ini Pada Kru

> Sempat Dikabarkan Bangkrut, Muzdalifah dan Fadel Islami Kini Jualan Lemon

Kronologi

Altin mengatakan, awalnya mereka hanya mengunjungi sanak saudara di sebuah Pulau di Filipina. Perjalanan itu berhasil, selama dua minggu mereka berlibur di Filipina.

Musibah itu menimpa sekeluarga, mereka menaiki Kapal Pamboat sejenis kapal bermesin dengan penyangah di kiri dan kanan, panjang Pamboat kira-kira sepanjang 8 meter.

Bermodal tiga jeriken 25 liter bahan bakar, mereka bertolak dari Filipina ke Talaud.

Altin mengatakan, perjalanan itu kira-kira memakan waktu 10 jam.

Di atas kapal ada 4 orang WNI, ia bersama Marfrely serta Oma dan Opa Marfrenly yang juga paman bibi Altin.

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO:

Kemudian 3 orang sanak keluarga warga negara Filipina. Total 7 orang di atas Pamboat.

Perjalanan itu tak berlangsung lancar, badai dan gelombang menerpa, Pamboat berjalan pelan akhirnya bahan bakar habis, sementara mereka belum sampai di tempat tujuan.

Mereka pun terombang-ambing sebulan lebih di laut, 3 sanak keluarga akhirnya meninggal dunia yakni Oma dan Opa, serta sanak perempuan warga negara Filipina.

Mereka kemudian menghanyutkan jenazah itu di Laut.

Pertolangan datang ketika di Laut mereka bertemu dengan Kapal Ikan Asal Filipina. Kebetulan kapal tersebut akan berlabuh di Papua Nugini.

Total dari 7 orang di atas Pamboat, 4 berhasil bertahan hidup. Dua di antaranya WNI Altin dan Marfrenly. (ryo)

BACA JUGA:

> Berikut 7 Tanda Livermu Terserang Penyakit, Termasuk Perut Buncit dan Mudah Lelah

> Ini Perbedaan Bendera Indonesia dan Monako yang Sama-sama Berwarna Merah Putih, Perdebatan Masa Lalu

> Kamboja Disikat 1-10 Oleh Myanmar, Indonesia Dibantai 0-7 Oleh Vietnam

LIKA FACEBOOK TRIBUN MANADO:

RUSUH MANOKWARI:

> UPDATE TERBARU, Kondisi Manokwari Lebih Parah dari Peristiwa 1998, Warga Menjarah & Lempar Rumah

> Rusuh Demonstran Manokwari, Kapolda dan Pangdam Dievakuasi di Tempat Kejadian

> BREAKING NEWS: Warga di Manokwari Bakar Ban dan Blokade Jalan, Protes Tindakan Rasisme

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved