Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Laut Masa Depan Bangsa, Mari Jaga Bersama!

Gerakan yang dilakukan untuk kedua kalinya ini bertujuan untuk membangun kesadaran bangsa Indonesia bahwa laut adalah masa depan bangsa.

Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
ISTIMEWA
Laut Masa Depan Bangsa, Mari Jaga Bersama! 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dari rilis yang diterima tribunmanado.co.id, Senin (19/08/2019), dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pandu Laut Nusantara, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Yayasan EcoNusa bersama 300 komunitas, organisasi, perusahaan swasta, BUMN dan Pemerintah Daerah yang tersebar di seluruh Indonesia kembali menyelenggarakan gerakan Menghadap Laut pada Minggu (18/08/2019).

Gerakan yang dilakukan untuk kedua kalinya ini bertujuan untuk membangun kesadaran bangsa Indonesia bahwa laut adalah masa depan bangsa.

Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km dan merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia, dengan luas perairan laut mencapai 5,8 juta kilometer persegi, yang merupakan 71% dari keseluruhan wilayah Indonesia.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504, laut adalah penopang hidup bangsa Indonesia.

Pada laut, kita menggantungkan kehidupan anak-cucu .

“Oleh karena laut adalah masa depan bangsa, saya mengimbau segenap elemen bangsa untuk turut menjaga lautan Indonesia.

Laut Masa Depan Bangsa, Mari Jaga Bersama!
Laut Masa Depan Bangsa, Mari Jaga Bersama! (ISTIMEWA)

"Bukan hanya dari para pencuri ikan, tetapi juga dari kegiatan destructive fishing, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, dan yang tak kalah penting cemaran sampah laut terutama sampah plastik.

"Jangan ada lagi yang membuang sampah ke laut dan kurangi penggunaan plastik sekali pakai.

"Laut milik bangsa, yang harus menjaga bukan hanya pemerintah atau pandu laut saja, tetapi kita semua,” tutur Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Pandu Laut Nusantara merupakan gerakan sosial masyarakat diresmikan pada 2018 oleh Ibu Susi Pudjiastuti, terdiri atas berbagai lapisan individu dan komunitas yang menaruh perhatian pada keberlangsungan kehidupan laut.

Ketua umum Pandu Laut Nusantara, Bustar Maitar mengatakan, “Periode pertama pemerintahan Jokowi telah menunjukkan keberhasilan memperkuat kedaulatan atas perikanan laut kita, maka tidak boleh ada langkah mundur.

"Memperkuat upaya kita untuk menjaga laut adalah hal mutlak.

"Kegiatan menghadap laut yang dilakukan setiap tahun adalah upaya membangun kesadaran dan rasa memiliki bagi seluruh bangsa Indonesia terhadap laut kita”

Sementara Kaka Slank selaku Pembina Pandu laut Nusantara pada kesempatan ini kembali mengajak masayarakat untuk peduli pada laut “Our future is the ocean, face it, embrace it, love it”.

Hal senada disampaikan pula oleh Ridho Hafiedz Slank “Kita tau Indonesia negara kedua di dunia penyumbang sampah plastik di laut, sebagai negara kepulauan kekayaan laut kita adalah aset yang harus dijaga.

"Sejak jaman dulu perairan adalah cermin peradaban, menjaga perairan kita untuk tetap bersih menunjukkan kita manusia beradab.”

Menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Hariadi Kartodihardjo, laut merupakan bagian vital kehidupan.

Selain menjadi media sirkulasi air, juga menjadi pengatur siklus hidup wilayah daratan.

Untuk itu, lingkungan hidup laut menjadi penopang sosial ekonomi masyarakat.

“Meski masyarakat tahu betapa vital fungsinya bagi kehidupan, kebanyakan orang enggan menggunakan pengetahuan tersebut untuk bertindak,” sambungnya.

Untuk itu, Pandu Laut Nusantara memiliki peran strategis sebab bersumber dari gerakan kolektif.

Gerakan ini hasilkan keputusan edukatif, yang bukan berasal dari putusan logis.

Gerakan menghadap laut dipusatkan di Pantai timur Kelurahan Ancol, Jakarta dengan agenda membersihkan laut, menghadap laut serentak dengan 108 titik di seluruh Indonesia, menyanyikan lagu Padamu Negeri dan makan ikan bersama.

Sementara itu untuk Kota Manado, WWF-Indonesia juga ikut serta dalam gerakan menghadap laut 2.0 yang diselenggarakan di Pantai Malalayang-Kota Manado.

Hajatan yang digelar ini didukung sepenuhnya oleh beberapa organisasi seperti Kelompk Mahasiswa Pecinta Alam Zooxantellae – Fak Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat, Komunitas KOKIMA Divers, Komunitas Dive Packer, Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPII), Generasi Pesona Imdonesia (GENPI) SULUT, Yayasan Masarang, perwakilan Generasi Wonderful Indonesia-Tiongkok bahkan juga ikut berpartisipasi ibu Rose Kampoong, istri IRJEN Bambaang Waskito, mantan Kapolda Sulut.

Dengan memfokuskan pengambilan sampah dari dasar laut, sekitar 25 penyelam yang ikut dalam kegiatan ini telah mengumpulkan sampah yang tersebar di dasar laut seberat sekitar 15 kg yang terdiri atas botol plastik, popok, kaleng higga pipa paralon.

Kendati relatif terlihat sedikit sampah yang sempat diangkut namun di sisi lain, hal ini cukup menggembirakan karena kondisi perairan Pantai Malalayang relatif bersih dari sampah.

Laut adalah masa depan bangsa, dengan merawat laut kita merawat kehidupan anak cucu Indonesia.

Mari Bersama kita rawat dan jaga laut Indonesia.

(Tribunmanado.co.id/David Manewus)

BERITA TERPOPULER :

Baca: VIDEO Terbaru KKB Lekagak Telenggen, Sebut Prabowo-Jokowi Suruh Bawa Bom ke Papua: Kalian Kalah

Baca: Cewek Ini Dijemput Pacarnya, Disuguhkan Miras, Tak Sadarkan Diri Lalu Terjadilah

Baca: Kamboja Disikat 1-10 Oleh Myanmar, Indonesia Dibantai 0-7 Oleh Vietnam

TONTON JUGA :

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved