Kapolri: Penyerang Polsek Wonokromo Anggap Polisi Kafir
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan Imam Musthofa, pelaku penyerangan Polsek Wonokromo
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Begitu tiba di ruang inap tersebut, Khofifah segera disambut oleh Istri Aiptu Agus Sumartono, Chairiyah. Anak kedua dari Aiptu Sumartono, Hanif Jabbar juga tampak menunggui sang ayah di ruang tunggu kamar inap tersebut.
Baca: Israel Serang Gaza Pakai Roket: Tembak Mati 3 Warga Palestina
Sedangkan kondisi Aiptu Agus Sumartono sendiri tampak lemah. Kepalanya dibalut perban. Tepatnya di bagian kening dan juga bagian belakang. Selain itu di bagian pipi kirinya juga ditutup kain perban.
Saat Khofifah membesuknya, polisi yang bertugas di Polsek Wonokromo tersebut tak bicara. Tim dokter dari RS Bhayangkara yang lebih banyak menjawab. "Bagaimana kondisinya bapak? Ternyata kemarin itu sore ya kejadiannya?" kata Khofifah.
Beberapa kali saat diajak dialog oleh Khofifah, Aiptu Agus Sumartono hanya menjawab dengan isyarat mengangguk atau menggelengkan kepala. Tidak ada kalimat yang keluar dari mulutnya.
Sehingga yang menjawab pertanyaan Khofifah hanya dokter dan istri dari Aiptu Agus Sumartono, Chairiyah. "Yang parah kepalanya? Tapi tangannya bagaimana pak, lukanya bagaimana?" tanya Khofifah.
Aiptu Agus Sumartono sempat mengangkat tangannya bebereapa derajat yang dibalut perban berwarna cokelat. Bergantian ia angkat tangannya baik kanan dan kiri untuk menunjukkan kondisinya. Khofifah lalu mengajak dialog sang istri. Ia meminta agar istrinya menguatkan suaminya. Ia minta agar Chairiyah kuat dan bersabar.
"Enggal Sae nggih bapak (segera sembuh ya bapak). Ibu juga begitu. Yang sabar, yang kuat, dan menguatkan sang suami nggih," ucap Khofifah.
Lengang
Usai diserang terduga teroris IM, Sabtu (17/8) sore, situasi terkini Mapolsek Wonokromo Kota Surabaya tampak lengang pada Minggu (18/8). Tidak banyak aktivitas yang berlangsung di Mapolsek Wonokromo.
Ada sedikitnya 10 orang anggota Polisi yang tampak duduk di bawah terop tenda berdekatan dengan pintu pagar utama. Tak semua anggota polisi di sana mengenakan seragam lengkap, beberapa di antaranya tampak mengenakan pakaian sipil.
Dari kesepuluh anggota polisi itu tampak Kapolsek Wonokromo AKP Christoper Lebang. Ia mengenakan pakaian seragam legam tampak memegang HT, dan turut dalam penjagaan bersama kesembilan anggotanya.
Tidak banyak yang bisa ia sampaikan terkait insiden penyerangan semalam. Semua informasi yang berkaitan dengan insiden penyerangan semalam secara resmi sudah dilimpahkan ke pihak Polda Jatim dan Densus 88 Mabes Polri.
Ia mengaku hanya bisa memberikan informasi terkait situasi terkini di Mapolsek Wonokromo. Lebang mengungkapkan, sejauh ini situasi di Mapolseknya terbilang aman dan terkendali. Dan, pelayanan di SPKT tetap normal seperti biasanya. "Kami normal semua pelayanan kami masih seperti biasanya, silahkan kalau mau masuk," ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya hanya memaksimalkan pengamanan di markasnya dengan anggota polisi yang terdaftar di Polsek Wonokoromo. "Kami rutinitas seperti biasa. Penambahan yang berjaga hanya anggota mapolsek," ujarnya.
Bahkan di halaman utama Mapolsek Wonokromo, tampak beberapa Anggota Mapolsek Wonokromo beserta Kapolseknya menata tata letak sepeda kayuh berwarna merah yang terpakir di depan pintu utama Maposlek Wonokromo.
Lebang mengatakan, sepeda kayuh itu hanya dipindahkan agar tampilan luar di depan Gedung Mapolsek tampak sedap dipandang. "Enggak ada aktivitas, cuma dirapihkan saja biar enak dilihat," ujar Lebang.