Sejarah Sang Proklamator
Usai Proklamirkan Kemerdekaan, Soekarno Terpaksa Nyamar, Ibu Fatmawati Jadi Tukang Jual Pecel
Sang pendiri Republik ini, Ir Soekarno pernah mengatakan, bangsa yang besar tetaplah mengingat pahlawan bangsa.
Editor:
Aswin_Lumintang
Hal itu harus dilakukan dengan menyamar. Cobalah bayangkan. Untuk pergi ke salah satu rumah kawan di daerah Matraman, Bapak harus menyamar sebagai penjual sayur.
Bapak memakai kopiah buruk dan kemeja kotor dan kumal. Di pinggangnya melilit sarung pelekat tua.
Dengan celana rombengan dan pikulan sayur terus ‘menjajakan’ sayurnya sampai ke rumah kawan yang dituju.
Kalau Ibu menyamar sebagai penjual nasi pecel dengan konde di atas kepala dan kebaya kumal.
Kalau diingat kejadian-kejadian itu sekarang rasanya lucu sekali.
Editor: Sugiyarto
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/tangisan-soekarno-yang-sempat-tercatat-sejarah.jpg)