Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Ir Robby Rempas MSi: Kebakaran Hutan Tergantung Karakteristik Wilayah

Kejadian kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Sulawesi Utara selalu terjadi saat memasuki musim kemarau ataupun saat musim kemarau.

Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS
Ir Robby Rempas MSi, Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Dumoga Kotamobagu 

TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU - Kejadian kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Sulawesi Utara selalu terjadi saat memasuki musim kemarau ataupun saat musim kemarau.

Ir Robby Rempas MSi Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Dumoga Kotamobagu menjelaskan, kejadian kebakaran semacam sudah terstruktur, sebab tiap tahun selalu terjadi.

"Kejadiannya berdasarkan karakteristik daerah, penyebabnya di tiap daerah lain, khusus untuk kebakaran hutan lahan," jelasnya.

Ia mengatakan, penyebab kebakaran bisa dipicu oleh faktor angin yang bertiup, ditambah dengan cuaca panas, sehingga terjadi gesekan rumput yang menimbulkan titik api.

"Juga bisa api timbul karena kelalaian warga berupa membuang puntung rokok sembarangan, saat terkena daun kering langsung memicu kebakaran," jelas dia.

Pun dengan pembukaan lahan untuk pertanian."Biasanya saat sudah malas membersihkan, mereka ambil jalan pintas dengan membakar lahan, yang akhirnya menyebar ke mana-mana," jelas dia.

Ia mengatakan, saat ini banyak sekali terjadi perombakan hutan menjadi lahan pertanian.

"Dan banyak biasanya dilakukan dengan cara dibakar," jelas dia. Diperkirakannya, di Sulut besar ini sekitar 40 persen, terjadi konversi di hutan.

Ia menjelaskan, ekosistem hutan di Sulut juga sudah agak rapuh.

"Sebenarnya di hutan banyak yang kosong, karena perambahan hutan dan pembuatan perkebunan," kata dia

Dekan Fakultas Pertanian UDK ini mengatakan, upaya yang bisa dilakukan pemerintah adalah, turun ke lapangan untuk mencari penyebab terjadinya kebakaran, sehingga bisa dilakukan antisipasi.

"Sekarang kan mudah mencari titik api dengan menggunakan GPS," jelasnya.

Selain itu, kesadaran masyarakat juga untuk tidak buang puntung rokok sembarangan, dan tidak membakar rumput atau sampah sembarang, perlu ditingkatkan.

"Sebab bisa jadi sampah yang dibakar terbawa angin dan bisa membakar rumput dan bisa merembet ke wilayah hutan dan lahan," jelasnya.

Ia menjelaskan, Sulut saat ini harus waspada terhadap kebakaran lahan dan hutan, karena memang hutan Sulut sudah sangat rapuh.(Amg)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved