Kebakaran Hutan Menjadi-jadi: Begini Kata Ahli Kehutanan
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tak terhindari di Sulawesi Utara. Sejumlah titik api terpantau mulai Kabupaten Bolaang Mongondow,
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Dari pantauan Tribunmanado.co.id di lokasi kebakaran, tim gabungan yang melakukan pemadaman harus masuk dari tepi jalan persimpangan Kelurahan Batuputih Bawah dan Pinasungkulan.
Sekitar 500 meter melalui jalan menurun dan berbukit sebelum tiba di titik api. Api menghanguskan sejumlah ilalang, dahan pohon dan batang pohon kering. "Kebakaran di sini masih masuk dalam wilayah Cagar Alam (CA) Tangkoko. Kami dan para relawan melakukan pemadaman dengan cara mapping up," kata Ronald Sumilat, Ketua Regu 1 Manggala Agni kepada tribunmanado.co.id di sela upaya pemadaman, kemarin.
Kebakaran di titik ini bermula ketika tim gabungan yang melakukan pemadaman di titik perkebunan Serawet (Rumah Jangkar) di Kelurahan Batuputih Bawah, Rabu malam, mendapati titik api Kamis pukul 11.00.
"Untuk mengantisipasi dan mencegah kembali terjadinya kebakaran pihaknya akan terus melakukan komunikasi dengan pihak terkait, patroli, pemantauan wilayah dan cuaca," tandasnya.
Personel Manggala Agni melakukan hal yang sama mapping up dan menyiram air dengan jetshooter, bersama TNI, Polri, BPBD Bitung serta masyarakat Pinasungkulan dan Batuputih Bawah.
Menurut Camat Ranowulu Diana Sambiran, sejauh ini peristiwa kebakaran lahan di tengah hutan sudah teratasi. Sejauh ini baru dua titik itu yang terinformasi. "Mudah-mudahan hanya sampai di dua titik ini," kata Camat.
Ketua RT VIII Lingkungan Kelurahan Pinasungkulan Herman Kaungan mengatakan, pihaknya harus melalui medan yang cukup berat sebelum sampai ke lokasi titik api. "Kesulitannya ketersediaan air yang kurang dan titik api juga berada di kemiringan," kata Herman.
Peringatan dini kekeringan dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Minahasa Utara (Minut). Kota Bitung pada status awas.
Sebulan terakhirhingga 15 Agustus, terdata 26 kebakaran di Kota Manado.
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar Manado) Kota Manado Supriyetno mengatakan, peristiwa kebakaran didominasi oleh kebakaran ilalang. "Sejak masuk musim kemarau kebakaran didominasi oleh kebakaran alang-alang," ujarnya.
Ia mengimbau kepada warga Manado untuk waspada. "Saat ini musim panas ditambah lagi angin kencang, saya harap warga waspada, terlebih saat membakar lahan, rumput bahkan membuang puntung rokok," bebernya.
Untuk kebakaran yang menimpa rumah warga sepekan ini sekitar dua peristiwa. "Yang pertama kejadian di Karombasan Timur dan Molas, keduanya tidak ada korban jiwa," ucapnya.
Ia meminta para camat, lurah dan pala, untuk ikut memonitor wilayah. "Tetap ingatkan warga untuk tetap waspada," ucapnya. Ia mengatakan, kebanyakan rumah yang menjadi korban kebakaran cukup lama melaporkan kejadian kepada petugas Damkar.
"Biasanya mereka lama melaporkan tunggu api sudah besar baru dilaporkan, ada yang kita tau lewat live streaming di Facebook, foto-foto yang tersebar di medsos baru ada laporan kalau ada kebakaran," ujanya. Ia mengimbau kepada masyarakat jika ada kebakaran segeralah melapor ke petugas Damkar.

Hutan Sulut Sudah Rapuh
Ir Robby Rempas Msi, Dosen Fakultas Kehutanan, Universitas Dumoga Kotamobagu mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Sulut selalu terjadi saat memasuki musim kemarau ataupun saat musim kemarau. Kebakaran semacam sudah terstruktur, sebab tiap tahun selalu terjadi.