Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Indonesia

Tangis Soekarno Saat Penandatanganan SK Hukuman Mati Sang Sahabat, Pimpinan Pemberontak DI/TII

Pada awal berdirinya Republik Indonesia dan Ideologi Pancasila, diwarnai dengan pemberontakan dari golongan-golongan yang berseberangan pendapat.

Editor: Rizali Posumah
via Tribun Jateng
Soekarno saat menangis dan Kartosuwiryo menjelang eksekusi. 

Operasi militer yang dilancarkan mulai tahun 1948 hingga 1962 itu termasuk operasi yang panjang karena begitu banyaknya daerah yang telah dikuasai oleh DI/TII.

Upaya Yonif Lanud 328 dan satuan Divisi Silliwangi untuk meredam DI/TII pun dilakukan secara bertahap.

Penyergapan terhadap pimpinan DI/TII SM Kartosuwiryo bahkan merupakan operasi paling terakhir dan dikenal dengan nama Operasi Barata Yudha dengan target menumpas DI/TII hingga ke akar-akarnya.

Seperti biasanya operasi tempur pasukan Yonif Linud 328 selalu berhasil karena kemampuannya bekerja sama dengan peduduk.

Upaya untuk menangkap Kartosuwiryo terjadi pada 2 Juni 1962 yang berlangsung di kawasan kaki gunung Gede-Pangrango, Pacet, Jawa Barat.

Saat itu, Kartosuwiryo dan sejumlah kecil pengikutnya sudah makin terdesak akibat taktik Operasi Pagar Betis Linud 328.

Usai melaksanakan perampokan untuk kebutuhan logistik kelompok Kartosuwiryo segera masuk ke kawasan Gunung Gede untuk bersembunyi.

Berita Seleb

Baca: Ternyata Tak Cuma Ruben Onsu yang Kena Teror Mistis, Deretan Artis Ini Mengalami Hal yang Sama

Baca: Cerita Nikita Mirzani Soal Lenny Kravitz, Niki Sempat Tak Sadar Duduk Bersebelahan dengan Artis

Baca: Potret Artis Tanah Air yang Lahir di Hari Kemerdekaan Indonesia, Siapa Sajakah Mereka, Intip Yuk!

Satu kompi pasukan Linud 328 yang dipimpin Letda Suhanda, setelah mempelajari jejak yang ditinggalkan di lokasi perampokan, lalu melaksanakan pegejaran.

Dengan bekal jejak-jejak yang ditinggalkan gerombolan Kartosuwiryo, secara perlahan tapi pasti, pasukan pengejar itu berhasil dideteksi persembunyiann Kartosuwiryo.

Untuk melakukan penangkapan terhadap gerombolan perampok Kartosuwiryo dan anak buahnya, pasukan Suhanda melakukan penelusuran dengan sangat hati-hati.

Maklum gerombolan Kartosuwiryo memiliki senjata yang cukup lengkap dan tak segan-segan menembak orang tanpa pandang bulu.

Oleh karena itu, untuk melaksanakan penyergapan yang aman, Letda Suhanda memerintahkan dua personelnya untuk bergerak diam-diam sambil melakukan pengintaian.

Pada lokasi yang paling dicurigai dua anak buah Letda Suhanda berhasil memergoki salah satu personel Kartosuwiryo yang sedang berjaga.

Pasukan Yonif Linud 328 pun segera melancarkan serangan dengan taktik penyergapan.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved