Megawati Bicarakan Mahathir: Sinyal Prabowo Maju di 2024?
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo bercerita soal suasana pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo bercerita soal suasana pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati di Menteng, Jakarta pada 24 Juli 2019 lalu. Pertemuan tersebut berlangsung cair dan penuh canda.
Cerita tersebut dia sampaikan saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Senin (12/8). Tribun Network turut hadir dalam pertemuan yang juga diikuti oleh Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi dan pimpinan Kompas TV lainnya. Edhy Prabowo menuturkan saat itu Megawati Soekarnoputri bercerita secara lepas layaknya bercerita dengan teman lama.
Baca: Polisi Tewas Ditembak KKB Papua: Briptu Heidar Sempat Disandera
Megawati dan Prabowo ketika itu membicarakan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Mereka menyinggung usia Mahathir Mohamad yang telah menginjak 94 tahun, namun masih aktif di dunia politik. Pada kesempatan itu Prabowo sempat bertanya soal pertemuan antara Megawati dengan Mahathir.
"Bagaimana Pak Mahathir rahasianya 94 tahun? 'Ah, kalau saya 74 tahun.'," tutur Edhy mengutip Megawati.
"Tapi Pak Mahathir kan 94, Bu," ujar Edhy mengutip Prabowo.
Megawati kemudian mengatakan dirinya dan Prabowo Subianto masih tergolong muda bila dibandingkan dengan Mahathir Mohamad. Megawati kemudian mengatakan saat bertemu dengan Mahathir Mohamad dirinya harus merasa senang dan marah.
"Apa harus marah? Benar, kan," canda Prabowo lalu melihat ke arah Edhy Prabowo dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Pada kesempatan itu Megawati Soekarnoputri bercerita panjang lebar. Megawati juga bercerita soal Taufik Kiemas, mendiang suaminya. "Kita tertawa lepas," tutur Edhy.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh politikus PDI-P seperti Hasto Kristianto, Puan Maharani, Prananda Prabowo dan Pramono Anung. Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan juga ikut.
Baca: Waspadai Penumpang Gelap: Gerindra Berikan Penjelasan
Di kediaman Megawati Soekarnoputri itulah para tokoh politik nasional makan nasi goreng bersama. Edhy mengatakan nasi goreng masakan Megawati Soekarnoputri layak mendapat pengakuan.
"Sebenarnya saya kenyang, tapi makan nasi goreng enak, tambah dua kali. Ditaruh dibakul, ambil makan tambah lagi. Sebelum nasi datang ada bakwan. 'Bakwan yang tadi pagi dikeluarkan, dong.'," ujar Edhy sekaligus bercerita Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto meminta bakwan dikeluarkan.
Edhy Prabowo menyebut nasi goreng masakan Megawati enak, tapi tekstur makanannya berbeda dari nasi goreng Hambalang," kata Edhy.
Menurut Edhy Prabowo nasi goreng masakan Megawati patut dipertanyakan. Hal yang harus dipertanyakan adalah beras yang digunakan. Edhy mengatakan Megawati tidak menggunakan beras mati dan beras biryani.
"Beras lokal, tapi pulen karena yang membuat nasi goreng berbeda menurut saya adalah beras," ujar Edhy.
Edhy menuturkan lauk pendamping nasi goreng Megawati adalah ayam dan sambal. Namun demikian, Edhy lebih memilih sambal yang ada di Hambalang, kediaman Prabowo Subianto.