Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kongres PDIP

Sikap Politik PDIP Mendatang Berharap Pimpinan MPR Dukung Usulan Amandemen Terbatas UUD 1945

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berharap pimpinan MPR periode 2019-2024 mendukung usulan amandemen terbatas UUD 1945 yang diajukan PDIP.

Kolase Tribun Manado/Foto dari berbagai sumber
PDIP Berharap Pimpinan MPR Mendatang Dukung Usulan Amandemen Terbatas UUD 1945 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kongres V PDIP resmi ditutup oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Sabtu (10/8/2019).

Selain menetapkan ketua umum dan pengurus DPP PDIP, Kongres pun melahirkan sikap politik untuk lima tahun ke depan. 

Hasilnya, sikap politik PDIP dirumuskan mulai dari bidang ekonomi, ekonomi, budaya, hingga kesehatan. 

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berharap pimpinan MPR periode 2019-2024 mendukung usulan amandemen terbatas UUD 1945 yang diajukan PDIP.

"PDIP menginginkan lima orang pimpinan MPR, berdasarkan perintah UU MD3 yang sekarang, itu adalah figur-figur dan partai-partai politik yang sepakat dengan agenda amandemen terbatas UUD 1945 ini," kata Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah di kawasan Sanur, Bali, Minggu (11/8/2019).

Ahmad Basarah mengatakan, komposisi pimpinan MPR mesti sepakat dengan agenda amandemen terbatas UUD 1945 demi memuluskan usulan PDIP.

Untuk itu, kata Basarah, PDIP akan berkomunikasi dengan partai-partai politik untuk menentukan komposisi pimpinan MPR dan melobi partai-partai politik untuk mendukung wacana amandemen terbatas UUD 1945.

Baca: Badan Pusat Statistik Mencatat 6,82 Juta Orang Masih Menganggur, Berikut Faktor Pemicunya

Baca: Ibadah Haji 2019, Hal Langka Terjadi, Hujan Deras Guyur Padang Arafah

Baca: Olly Dondokambey Calon Menteri? Berkembang Diplot di Antara 3 Menteri ini!

FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO

Ia menyebut, PDIP membuka kemungkinan adanya unsur dari luar koalisi Indonesia Kerja (KIK) masuk dalam komposisi pimpinan MPR selama mendukung wacana amandemen terbatas UUD 1945.

"Kita akan menyepakati komposisi pimpiman MPR dari Koalisi Indonesia Kerja atau bersama-sama dengan unsur dari Koalisi Indonesia Adil Makmur yang bersepakat, yang commited, yang setuju diadakannya agenda amandemen terbatas UUD 1945," ungkap Basarah.

Ia menambahkan, komposisi pimpinan MPR itu nantinya juga akan disetujui oleh Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).

"Mengenai siapa ketua atau wakil ketuanya tentu nanti itu adalah wewenang para ketua umum masing-masing partai politik dan itu atas dasar persetujuan Presiden Joko Widodo," jelas Basarah.

Sebagai informasi, PDI Perjuangan merekomendasikan amandemen terbatas UUD 1945 untuk menetapkan kembali MPR sebagai lembaga tertinggi negara.

Dengan demikian, MPR memiliki kewenangan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintahan.

Baca: Viral Bule Tendang Pengendara Motor sampai Terjatuh di Bali, Ini Sosoknya

Baca: KSAD Jenderal TNI Andika Sampingkan Permintaan Menhan untuk Pemecatan Enzo Zenz Allie, Ini Alasannya

Baca: Ketika Anak Ruben Onsu Mau Tabrak Sarwendah Sampai Mati, Ternyata Disuruh Pria yang Thalia Tunjuk

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO

Sikap Politik Kongres V PDIP

Kongres V PDIP resmi ditutup oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Sabtu (10/8/2019).

Selain menetapkan ketua umum dan pengurus DPP PDIP, Kongres pun melahirkan sikap politik untuk lima tahun ke depan. 

Hasilnya, sikap politik PDIP dirumuskan mulai dari bidang ekonomi, ekonomi, budaya, hingga kesehatan. 

Sikap politik itu, dimuat dalam dokumen yang tidak dibacakan saat Kongres. Namun telah disetujui untuk disebarkan publik.

Salah satu sikap politik PDIP adalah mendorong kembali lahirnya produk orde baru Garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang selama ini sejak amandemen UUD 1945 tak lagi dipergunakan. 

Baca: Perjuangan Nenek Sahnun Kumpulkan Uang Rp 10 Juta dari Mulung 5 Tahun untuk Kurban

"Demi menjamin kesinambungan pembangunan nasional perlu dilakukan amandemen terbatas UUD NRI 1945 untuk menetapkan kembali MPR sebagai lembaga tertinggi negara dengan kewenangan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintahan," tulis Sikap Politik PDIP, Sabtu (10/8/2019)

PDIP juga menegaskan sikapnya dalam isu lingkungan. Selain itu, PDIP meminta negara ikut memastikan kelestarian lingkungan, salah satunya degradasi hutan. 

Megawati memberikan pidato politiknya, di Kongres PDIP, Inna Grand Bali Beach Sanur, Kamis (8/8/2019). Tribun Bali/Ragil Armando
Megawati memberikan pidato politiknya, di Kongres PDIP, Inna Grand Bali Beach Sanur, Kamis (8/8/2019). Tribun Bali/Ragil Armando (Tribun Bali/Ragil Armando)

"Negara wajib menjamin kelestarian lingkungan dengan memastikan pembangunan yang tidak melampaui daya dukung dan daya tampung serta baku mutu lingkungan hidup, serta memenuhi komitmennya terhadap mitigasi perubahan iklim dengan mencegah degradasi hutan, restorasi lahan gambut dan pengembangan energi baru dan terbarukan," bunyi poin 15. 

Baca: Kongres V PDIP Ada yang Kebakaran Brewok saat Megawati Istimewakan Prabowo, Jokowi Kesulitan

Berikut sikap Politik PDIP sebagai hasil Kongres V PDIP:

1. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia bersifat final dan mengikat. 

2. Pancasila sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

3. Pancasila sebagai pedoman dalam merumuskan rencana pembangunan, keputusan kebijakan pembangunan, implementasi kebijakan pembangunan dan dalam pengawasan atas dijalankannya kebijakan pembangunan.

Baca: Resep Masakan Olahan Daging Sapi dan Kambing Cocok untuk Hidangan Idul Adha 2019, Mudah dan Praktis!

4. Pancasila harus dapat diwujudkan dalam bentuk tercapainya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang dicapai melalui kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terencana, terarah, dan terukur.

5. Pancasila diimplementasikan dalam kebijakan pembangunan, sebagai upaya membumikan Pancasila untuk mencapai Indonesia yang ber-Trisakti, yaitu berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

6. Negara wajib memantapkan Politik Hukum nasional untuk membumikan nilai-nilai Pancasila dengan menjadikan norma dasar (grundnorm) Pancasila sebagai parameter pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

7. Demi menjamin kesinambungan pembangunan nasional perlu dilakukan amandemen terbatas UUD NRI 1945 untuk menetapkan kembali MPR sebagai lembaga tertinggi negara dengan kewenangan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintahan.

8. Negara wajib membentuk sistem pertahanan nasional yang kuat dalam menghadapi ancaman infiltrasi paham, ideologi, kekuatan global sehingga keamanan nasional, ketenangan Rakyat dan keutuhan Negara dapat terukur dan terwujud, serta membangun sistem keamanan nasional yang mampu mengatur kerjasama semua kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman keamanan nasional yang bersifat luar biasa seperti serangan terorisme, kerusuhan, dan bencana alam.

9. Negara wajib mendukung pemberantasan tindakan kriminal yang menjadikan anak dan perempuan sebagai objek eksploitasi di dunia kerja, dan objek transaksi dalam masalah kejahatan perdagangan manusia (human trafficking), baik di dalam negeri maupun lintas negara.

10. Negara wajib menegakkan hukum dengan menjatuhkan hukuman maksimal kepada para pelaku korupsi, sehingga menimbulkan efek jera bukan hanya bagi pelaku korupsi tetapi juga potensi-potensi calon-calon koruptor yang ada di semua jajaran dan semua tingkatan penyelenggara Negara.

11. Negara wajib menyusun rencana pembangunan nasional dengan semangat Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PNSB) bagi terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan landasan ideologi Pancasila dan landasan konstitutional UUD NRI 1945, serta melakukan koreksi terhadap kebijakan dan ketentuan peraturan-perundangan yang tidak sesuai, dan perlu menyusun konsepsi. Sistem Ekonomi Gotong-Royong yang sesuai dengan ideologi Pancasila dan cita-cita kemerdekaan (kedaulatan).

12. Negara wajib terus mengembangkan perekonomian nasional yang mewujudkan kedaulatan ekonomi dan menghindari terjadinya berbagai ketimpangan struktural yang menjadi sumber ketidakadilan sosial-ekonomi dengan mengembangkan program untuk meningkatkan penguasaan dan pemilikan aset ekonomi, dan akses modal serta pasar kepada pelaku ekonomi kerakyatan.

13. Negara wajib mengelola keuangan negara untuk pemenuhan hak-hak dasar Rakyat, dengan meningkatkan alokasi anggaran untuk belanja publik lebih besar daripada belanja aparatur. 

14. Negara wajib memberikan jaminan sosial bagi seluruh warga negara, sesuai perintah UU SJSN dan UU BPJS, serta perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.

Baca: Museum Kesejarahan Gelar Napak Tilas Proklamasi, Mobil Kepresidenan Soekarno Akan Ikut Serta

15. Negara wajib menjamin kelestarian lingkungan dengan memastikan pembangunan yang tidak melampaui daya dukung dan daya tampung serta baku mutu lingkungan hidup, serta memenuhi komitmennya terhadap mitigasi perubahan iklim dengan mencegah degradasi hutan, restorasi lahan gambut dan pengembangan energi baru dan terbarukan.

16. Negara wajib menjadi pelopor gerakan Revolusi Mental dan menjadikannya sebagai “Gerakan Hidup Baru” melalui perubahan cara berfikir, cara kerja, dan cara berperilaku yang memperkuat kedaulatan, meningkatkan kemandirian dan meneguhkan kepribadian dalam kebudayaan nasional, serta menjadi pelopor dan pendorong perubahan pikiran, sikap, dan perilaku masyarakat agar berorientasi pada kemajuan dan pengayaan keanekaragaman budaya dalam bingkai persatuan nasional.

17. Negara wajib mendorong revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 untuk meningkatkan kualitas pendidikan keilmuan dan karakter yang dilandaskan kepada nilai-nilai Pancasila. 

18. Negara wajib memfasilitasi Perguruan Tinggi sebagai pusat keunggulan (centre of excellence) di setiap wilayah dengan mengembangkan potensi lokal dan kekhasan budaya, inovasi sains dan teknologi untuk memecahkan berbagai persoalan masyarakat.

Baca: Jokowi Mengisahkan Cerita Pengalaman Diajak Ngebut oleh Perdana Menteri Mahathir

19. Negara wajib menjaga persatuan nasional yang dibangun atas dasar keanekaragaman ekspresi kebudayaaan nasional dan diperkaya oleh interaksi inklusif antarbudaya yang ada di Indonesia, serta mengintensifkan interaksi dan gotong-royong antarkelompok budaya di masyarakat agar menghadirkan pengalaman konkrit atas keanekaragaman budaya dalam bingkai persatuan nasional.

20. Melakukan penguatan advokasi, preventif, promotif dan langkah aksi nyata untuk menekan gizi buruk dan gizi kurang pada balita serta menekan status gizi pendek (stunting), proporsi berat badan lebih balita maupun obesitas pada masyarakat dewasa, serta melakukan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi secara lengkap dengan melibatkan tokoh masyarakat (termasuk agama) dan institusi pendidikan.

21. Melakukan pencegahan, penanganan dan penegakan hukum secara tegas terhadap pelaku peredaran narkotika tanpa pandang bulu, pencegahan terhadap HIV-AIDS, penanganan dan perlindungan terhadap Orang Dengan HIV-AIDS serta melakukan pemerataan sosialisasi terapi ARV (terapi bagi ODHA).

22. Negara wajib mengembangkan sistem pemilu dan kepartaian yang sejalan dengan terwujudnya sistem pemerintahan presidensial yang efektif. Oleh karena itu upaya menciptakan sistem pemilu dan kepartaian yang sederhana melalui pengaturan secara demokratik, efisien, dan efektif mutlak diperlukan. 

23. Negara wajib memberikan perlindungan hukum atas Hak Kekayaan Intelektual termasuk keanekaragaman hayati dan kekayaan budaya, serta mendorong hasil penelitian dan inovasi oleh warga negara Indonesia untuk mendapatkan Hak Paten dengan prosedur yang mudah, cepat dan murah.

Saat penutupan Megawati menyatakan, PDI-P akan menjadi partai pelopor yang terukur dan terarah.

“Kongres V merupakan tonggak sejarah baru kepartaian kita untuk semakin meneguhkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar Negara, sekaligus sebagai bintang penuntun bagi seluruh gerak dan langkah kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Mega.

Mega ingin para kadernya untuk terus berjuanglah tanpa henti dengan kesabaran progresif revolusioner untuk menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai pelopor.

“Partai yang terarah dan terukur dalam menghasilkan keputusan politik. Kerja politik utama bagi suatu partai politik harus menghasilkan keputusan politik dengan mengorganisir seluruh tenaga rakyat. Tindakan partai politik harus menghasilkan keputusan politik, bukan sekadar menang elektoral,” kata Mega.

“Menang elektoral harus merupakan buah dari kerja politik, bukan transaksional politik,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca: Langkah Prabowo Setelah Pemilu Bikin Penumpang Gelap Gigit Jari

Baca: Gerebek Bandar Narkoba, Kapolsek AKP Ginanjar Dikeroyok 20 Orang, Begini Kondisinya Saat Ini

Baca: Manchester United Katakan Tak Mauh Buru-buru Pecat Solskjaer Perihal Minimnya Aktivitas Transfer

SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved