News
Kisah 3 Orang Bersaudara yang Hidup Diterlantarkan & Bertahan Hidup dari Bantuan Tetangga
Demi bertahan hidup, ketiga bersaudara ini kerap mendapat bantuan dari para tetangga yang ada di sekitarnya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Malang nasib ketiga orang anak yang telah ditelantarkan oleh orangtuanya.
Kisah 3 orang bersaudara yang hidup sendirian dan berharap belas kasihan tetangga.
Sang ibu telah meninggalkan tiga bersaudara ini selama empat bulan.
Ketiga bersaudara ini adalah Teguh Waluyo, Endah Puspitasari dan Deddy Prasetyo.
Tiga bersaudara ini tinggal di Dusun Ngerepeh, Desa Kepoh, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.
Demi bertahan hidup, ketiga bersaudara ini kerap mendapat bantuan dari para tetangga yang ada di sekitarnya.
Saat ditemui Tribun Solo pada Rabu (7/8) di rumahnya, Endah Puspitasari mengatakan bahwa setelah kepergian ibunya selam empat bulan, ada saja tetangga yang datang dan memberi mereka makan.
Baca: Jelang Pengucapan Tomohon, Ronny Terima Pesanan Hingga 60 Ekor Babi Buat Pengucapan
Baca: Polisi Amankan Eksekusi Bangunan Gereja oleh PN Manado, Ormas Ini Menolak Keras Tindakan Eksekusi
Baca: Kongres V PDI Perjuangan di Bali Habiskan Anggaran Rp 17,6 Miliar
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
"Saat ibu pergi 4 bulan lalu itu kadang ada tetangga datang ngasih makanan," ujar anak ketiga ini.
"Tetangga di sini mungkin ya kasihan, mereka juga cukup baik ke kami selama ini," lanjutnya.
Endah juga mengaku banyak dari tetangganya yang terkejut dengan kepergian ibunya empat bulan lalu.
Karena ketika itu sang ibu hanya pamit untuk pergi mengurus pernikahan.
"Tapi setelah itu tidak pulang sampai 4 bulan," ujar Endah.
"Jadi banyak yang simpati ke kami," katanya.
Sang kakak pertama yang bernama Lanjar Santoso kini sudah menikah dab tinggal di Purwodadi.
Karenanya Endah kini tinggal bersama 1 kakak laki-lakinya yang bernama Teguh Waluyo dan juga adik laki-lakinya, Deddy Prasetyo.
Baca: Kabar Terbaru Nunung Srimulat: Hampir 3 Minggu di Penjara, Polisi Ungkap Belum Ada Ketergantungan
Baca: Diduga Simpatisan HTI, Layakkah Enzo Dipecat dari Taruna Akademi Militer TNI? Ini Reaksi Menhan
Baca: Gaji dan Tunjangan ASN Disetarakan Supaya Tak Ada Kesenjangan
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
Sampai pada suatu ketika ada seseorang yang mengunggah mengenai keadaan Endah dan keluarganya ini di media sosial.
Diunggahnya keadaan keluarga ini agar bisa mendapat bantuan dari orang-orang diluar sana.
Dalam unggahan tersebut menyebutkan bahwa sang kakak kedua, Teguh Waluyo kini sedang membutuhkan biaya untuk mengambil ijazahnya yang masih ditahan sekolah.
Biaya pengambilan ijazah tersebut sebanyak Rp 2.5 juta.
Tak hanya itu keluarga ini juga membutuhkan sepatu sekolah ukuran 41, buku, sembako, baju bekas layak pakai, kasur, dan juga bantal.
Andalkan nafkah kakak tertua di Purwodadi
Sepeninggal ibunya, ketiga bersaudara ini terpaksa hidup tak terurus.
Sang ayah rupanya sudah meninggal sejak 4 tahun yang lalu.
Untungnya tiga bersaudara ini masih memiliki seorang kakak yang mau mengurus mereka.
Namun sang kakak tidak bisa mengurus mengurus ketiganya setiap hari.
Ini dikarenakan sang kakak pertama ini telah memiliki keluarga dan kini tinggal di Purwodadi.
"Untuk kehidupan sehari-hari setelah ibu pergi saya kadang dikasih sama kakak pertama yang sudah menikah," kata Endah.
"Tapi Mas Anjar jarang menengok ya karena sudah menikah itu, jadi saya dan adik sama kakak yang di rumah," lanjutnya.
Baca: PDIP Tak Undang SBY dalam Kongres V, Demokrat Hormati Keputusan, Gerindra & PAN Hadir
Dua Anak Ditelantarkan Orangtuanya
Malang nasib dua orang anak diduga telah ditelantarkan oleh orangtuanya.
Kejadian tersebut pun viral di media sosial khususnya Facebook usai di unggah oleh pemilik akun Fikrul Lubis.
Dalam video yang dipantau Tribun Medan, keduanya menangis tak karuan.
Anak perempuan berdiri menangis di sebuah tembok.
Sedangkan bocah laki-laki terlihat duduk di atas plastik yang diduga berisi pakaian keduanya.
Video yang diunggah oleh Fikrul Lubis tersebut mendapat respons begitu banyak yakni, 15 ribu respon dan ratusan komentar.
Tidak hanya itu, Fikrul Lubis juga menulis keterangan dalam video tersebut yakni 'Dua orang anak ditinggal ibunya di tengah jalan, kejadian di Simpang Lampu Merah Karya Wisata'.
Tidak hanya itu, video unggahan tersebut pun telah dibagikan oleh akun Facebook lainnya sebanyak 57.313 kali.
Terkait peristiwa tersebut, Tribun Medan mencoba konfirmasi kepada Dinas Sosial Endar Lubis.
Ia mengatakan bahwa, saat itu warga menemukan dua orang anak yang tengah menangis.
"Karena keduanya ditemukan oleh warga di depan sebuah ruko.
Warga pun memanggil pemilik rumah toko itu dan langsung turun," ujarnya, Selasa (30/2019).
Adapun kedua anak tersebut bernama Ester (2) jenis kelamin perempuan dan Ersa (10 bulan) jenis kelamin laki-laki keduanya diduga warga Medan Johor.
"Untuk keduanya telah diserahkan kepada pihak Pantin Asuhan di Kecamatan Medan Tuntungan," ungkapnya.
Terpisah, saat Tribun Medan menyambangi Kantor Dinas Sosial, Kepala Seksi Anak dan Lansia Deli Marpaung mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan panti Asuhan di Kecamatan Medan Tuntungan untuk merawat anak-anak tersebut.
"Keduanya ditemukan oleh warga yang bernama Dewi Jernih Telaumbanua saat telantar di pinggir Jalan Jenderal AH Nasution, Simpang Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kedua bocah tersebut ditinggalkan di depan pagar rumah Dewi pada Senin (29/7/2019) oleh orang tuanya sekitar pukul 09.00 WIB," ujarnya.
Mendapati kedua bocah yang terus menangis memanggil-manggil orang tuanya, sambung Deli, oleh warga (Dewi) langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Medan.
Baca: Bak Sosialita, Keponakan Syahrini Bawa Tas Ransel Seharga Rp 28 Juta ke TK, Setara 1 Uni Motor Matic
Setelah mendapat laporan, pihak Polrestabes Medan, menyerahkan kedua bocah tersebut ke pihak Dinas Sosial Kota Medan.
"Saat ini kedua anak yang diperkirakan berusia satu dan dua tahun ini sudah kita serahkan ke rumah perlindungan anak," ungkapnya
Ia menambahkan, kedua bocah yang berstatus Anak Negara ini akan dirawat dan dibiayai oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Medan.
"Karena orang tuanya tidak diketahui, maka status mereka sebagai anak negara yang dirawat oleh negara.
Jika nanti orang tuanya hendak mengambil, maka akan kita serahkan dengan prosedur seperti mencocokkan KK (Kartu Keluarga)," jelasnya.
Deli mengatakan, Dinsos Kota Medan pada tahun 2017 mencatat ada 7 kasus penelantaran dan pada tahun 2018 sebanyak 8 kasus.
"Ada banyak cara orang menelantarkan anak.
Ada yang meninggalkannya di kardus, ada juga yang menghanyutkannya di sungai," katanya.
Terpisah melalui WhatsApp, salah seorang pengurus Rumah Aman yang berada dibawah naungan Dinsos, tempat kedua anak tersebut dirawat, R mengatakan bahwa keduanya dalam keadaan baik-baik saja.
"Maaf untuk informasi lebih lengkap hubungi aja dinsos Kota Medan.
Sekali lagi kami ini rumah aman dan tolong jangan ditulis nama yayasan kami ya.
Kalau untuk kondisinya sampai saat ini baik," pungkasnya.
Baca: Tak Banyak Orang Tahu, Ini Deretan 13 Fitur Canggih WhatsApp, Kamu Wajib Coba!
Baca: Komentari Barbie Kumalasari, 3 Kakak Fairuz A Rafiq Tertawa dan Ungkap Hal Ini
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini, Jumat 9 Agustus: Hari yang Sibuk bagi Aries, Aquarius ada Masalah Keuangan
SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV