Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jutaan Penduduk Zimbabwe Saat Ini di Ambang Kelaparan

Kita membicarakan orang-orang yang benar-benar beramai-ramai menuju kelaparan jika kita tidak membantu

Editor:
Harian Pilar
ilustrasi-kelaparan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat ini Lebih dari lima juta penduduk Zimbabwe berada di amabng kelaparan, setel;ah negara itu mengalami kekeringand an gagal panen.

Seperti dilansir BBC, saat ini Zimbabwe memerlukan bantuan pangan dan sebagian berada di ambang kelaparan.

Fakta tersebut disampaikan oleh Program Pangan Dunia (WFP), badan PBB yang membawahi urusan pangan, ketika meluncurkan acara penggalangan dana sebesar 331 juta dolar AS untuk Zimbabwe.

Negara yang terletak di benua Afrika bagian selatan ini sedang berusaha mengatasi dampak buruk dari kekeringan, siklon dan krisis ekonomi.

Direktur Eksekutif WFP, David Beasley mengatakan dari angka lebih dari lima juta warga yang memerlukan bantuan pangan itu, 2,5 juta di antaranya " berada dalam kondisi krisis darurat".

"Kita membicarakan orang-orang yang benar-benar beramai-ramai menuju kelaparan jika kita tidak membantu mereka," tegas Beasley pada Rabu (7/8).

"Kita mengalami kekeringan luar biasa yang tidak pernah kita alami dalam kurun waktu yang lama."

Ditambahkan oleh Beasley bahwa pada awal tahun 2020, total 5,5 juta orang diperkirakan akan mengalami hal serupa.

Sebelumnya PBB menyerukan permintaan bantuan US$294 juta untuk Zimbabwe tetapi jumlah dana yang diperlukan sekarang lebih besar karena dampak buruk kekeringan telah meluas.

Kondisi Zimbabwe selama bertahun-tahun terakhir berbanding terbalik dengan predikat yang dulu pernah disandangnya sebagai lumbung pangan regional.

Gagal panen belakangan kerap terjadi karena kekeringan dan harga pangan terus meroket. Selain harganya tinggi, kebutuhan pokok belum tentu tersedia di pasar atau toko.

"Memang kondisi Zimbabwe semakin parah. Sembako di toko relatif ada walau tidak stabil, tapi harga selangit. Tidak terjangkau untuk rakyat miskin," tutur Adi, seorang warga negara Indonesia yang selama sekitar 15 tahun ini tinggal di Bulawayo, kota terbesar kedua di Zimbabwe.

Ia lantas menceritakan bahwa istrinya baru saja bisa menemukan roti di pasar gelap dengan harga US$1 atau lebih dari Rp14.000 untuk satu bungkus roti tawar.

"Di toko kadang ada, kadang tidak," tambahnya kepada wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir, pada

Zimbabwe juga masih mengalami krisis keuangan dan kembali menggunakan dolar Zimbabwe satu dekade setelah ditiadakan di tengah meroketnya inflasi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved