Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KPK

2 Hal Penghancur KPK, Mudah Dilihat & Tidak Kelihatan, Begini Penjelasan Mantan Ketua Abraham Samad

Pernyataan Abraham Samad tersebut berkaitan dengan kondisi seleksi calon pimpinan KPK yang sedang dilakukan saat ini.

Editor: Frandi Piring
KOMPAS.com/Indra Akuntono
Mantan Ketua KPK Abraham Samad. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Inilah faktor-faktor yang dapat mengancurkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ada dua hal yang bisa menjadi pengancur KPK. Eksternal mudah dilihat dan Internal tidak kelihatan.

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyebut, ada dua cara untuk menghancurkan atau melemahkan KPK.

Kedua cara yang dimaksud, yakni penghancuran melalui internal dan eksternal.

"Eksternal mudah dilihat. Semua orang bisa lihat. Itu bisa dilawan dan dihadapi. Tapi kalau ancaman dari dalam, ini yang tidak kelihatan dan bahaya," ujar Abraham Samad dalam acara diskusi media yang digelar Indonesia Corruption Watch ( ICW) di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).

Pernyataan Abraham Samad tersebut berkaitan dengan kondisi seleksi calon pimpinan KPK yang sedang dilakukan saat ini.

Abraham Samad mengatakan, seleksi calon pimpinan KPK harus ketat sehingga dapat mencegah masuknya orang-orang yang memiliki kepentingan melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia.  

Abraham Samad ungkap dua hal yang hancurkan KPK, ada fajtor Internal dan Eksternal
Abraham Samad ungkap dua hal yang hancurkan KPK, ada fajtor Internal dan Eksternal (TRIBUNTIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN)

Ia sekaligus menyoroti sepak terjang KPK saat ini yang dinilainya cukup memprihatinkan.

"Karena kalau orang-orang tertentu itu sudah masuk, maka dia yang melemahkan KPK dari dalam dan itu sekarang sedang berlangsung," kata dia.

"Eksternal mudah dilihat. Semua orang bisa lihat. Itu bisa dilawan dan dihadapi. Tapi kalau ancaman dari dalam, ini yang tidak kelihatan dan bahaya," ujar Abraham Samad dalam acara diskusi media yang digelar Indonesia Corruption Watch ( ICW) di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).

Baca: Sampaikan Sambutan Pada Kongres PDIP, Ini Alasan Jokowi Mengenakan Baju Adat Bali Agung

Baca: Cerita Kongres V PDIP H-1, Megawati Beri Candaan untuk Ahok & Prabowo Satu Ruangan: Semua Merapat

Baca: Ahok BTP Akan Hadir di Kongres V PDI Perjuangan di Bali, Sekjen Hasto Kristyanto Sebut Hal Ini

Pernyataan Abraham Samad tersebut berkaitan dengan kondisi seleksi calon pimpinan KPK yang sedang dilakukan saat ini.

Abraham Samad mengatakan, seleksi calon pimpinan KPK harus ketat sehingga dapat mencegah masuknya orang-orang yang memiliki kepentingan melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia.

  

Ia sekaligus menyoroti sepak terjang KPK saat ini yang dinilainya cukup memprihatinkan.

"Karena kalau orang-orang tertentu itu sudah masuk, maka dia yang melemahkan KPK dari dalam dan itu sekarang sedang berlangsung," kata dia.

"Jangan heran kalau situasi KPK sekarang memprihatinkan," lanjut Abraham Samad.

Jika seleksi hal ini tidak dikritisi dengan kuat, kata dia, maka seleksi capim KPK saat ini akan berbahaya bagi kelangsungan KPK ke depannya.

Diketahui, sudah ada 40 orang yang lolos seleksi dari berbagai latar belakang, termasuk dari unsur KPk dan Polri.

Jumlah itu dipilih dari 104 orang yang mengikuti seleksi.

Mereka yang lolos tersebut berasal dari berbagai latar belakang profesi, antara lain akademisi 7 orang, advokat 2 orang, jaksa 3 orang, mantan jaksa 1 orang, dan hakim 1 orang.

Kemudian, ada sebanyak 6 orang dari anggota Polri, 5 orang komisioner dan pegawai KPK, 4 orang auditor, 1 orang komisi kejaksaan, 4 orang PNS, 1 orang pensiunan PNS, dan latar belakang lainnya sebanyak 5 orang.

Baca: PDIP Gelar Kongres V, Dibuka Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Ahok dan Prabowo Bertemu?

Baca: Moncong Putih Disuruh Stop Merumput, Megawati Hampir Labrak Prabowo: Gua Datengin Juga Nih si Bowo

Baca: Prabowo Pamit & Berswafoto Bersama Megawati Usai Kongres Sambil Bercanda: Saya Sudah Kena Pukul Tadi

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO

Tuduhan radikal

Abraham Samad membantah keras soal isu-isu radikalisme yang ada di tubuh KPK.

Menurut Samad, isu tersebut dikembangkan oleh orang-orang yang takut dengan pemberantasan korupsi.

"Tidak ada itu radikalisme di KPK," ujar Samad, usai menjadi pembicara diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).

"Saya pernah memimpin di sana. Tidak ada itu! Itu bohong semua!" kata Abraham Samad.

Menurut Samad, isu-isu radikalisme di KPK dihembuskan agar masyarakat menjauhi KPK.

Sebab, saat ini, isu radikalisme merupakan isu yang paling mudah dimakan oleh masyarakat.

Abraham Samad (kiri), semasa masih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto.
Abraham Samad (kiri), semasa masih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto. (Tribunnews/Dany Permana)

Bantahan keras mantan Ketua KPK periode 2011-2015 itu juga berkaitan dengan pelibatan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dalam menyeleksi calon pimpinan (capim) KPK.

BNPT dilibatkan oleh Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK dalam rangka melihat apakah para kandidat terpapar radikalisme atau tidak.

Kendati demikian, pelibatan BNPT dalam seleksi capim KPK itu dinilainya perlu untuk menggambarkan secara jelas rekam jejak kandidat yang bersangkutan.

"Saya yakin 100 persen tidak ada radikalisme, bersih, tidak ada sektarian di sana (KPK). Di sana pluralisme yang paling kuat," ucap Abraham Samad.

(*)

Baca: Kabar Terbaru Nunung Srimulat: Hampir 3 Minggu di Penjara, Polisi Ungkap Belum Ada Ketergantungan

Baca: Diduga Simpatisan HTI, Layakkah Enzo Dipecat dari Taruna Akademi Militer TNI? Ini Reaksi Menhan

Baca: Gaji dan Tunjangan ASN Disetarakan Supaya Tak Ada Kesenjangan

 

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul: Abraham Samad Blak-blakan Ungkap 2 Hal Hancurkan KPK, Internal dan Eksternal,Prihatin Orang Tertentu

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved