Tokoh Meninggal Dunia
Tagar Meninggalnya Mbah Moen Jadi Trending di Twitter, Banjir Doa dari Netizen
Netizen membanjiri doa untuk Mbah Moen yang meninggal hari ini di Mekkah Arab Saudi saat melaksanakan ibadah haji.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebanyak 21 ribu cuitan menggunakan tagar tersebut.
Tagar Mbah Moen menjadi trending Twitter Selasa pagi (6/8/19).
Netizen membanjiri doa untuk Mbah Moen yang meninggal hari ini di Mekkah Arab Saudi saat melaksanakan ibadah haji.
Informasi yang beredar, KH Maimoen Zubair wafat pada Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 waktu setempat.
Berikut doa-doa dari netizen:
@alpian_hm: Sebelum Guru Abah tercinta Mbah Moen Wafat, beliau dikawal polisi mekah mencium Hajar Aswad.
Sangat mulia dan menjadi guru untuk kita semua.
@jas_hijau: Inalillahi wa inna ilaihi rajiun. Selamat jalan, Mbah Moen. Terima kasih atas dedikasinya untuk bangsa ini. Terima kasih telah mengajarkan agama dengan cinta dan keteduhan. K.H. Maimoen Zubair, Indonesia bangga punya jenengan. Afatihah.
@nakaunique: "Endi-endi barang iku bakale ilang. Wong mangan daging eyo bakale ilang, tapi ono seng ora ilang, iyoiku barang seng ora ketok koyo dene ruh, kang ora sebab opo-opo, langsung pepareng soko Allah ora melalui proses." Mbah Moen.
@Ariyantohc1: Dulu pernah mengarang ingin bergambar beliau saking cintanya. Selamat jalan mbah moen. Semoga khusnul khotimah.
@harisdputra: Innalillahi wa inna ilaihi rojiun wangsul wonten ing ngerso dalem Allah swt syaikhona maimoen zubair (mbah moen) mugi khusnul khotimah . Lahul fatihah.
@kuznantmuhamad: Orang yg baik itu tidak boleh menyepelakan dosa walaupun kecil. Dan tidak boleh bangga dengan amal meskipun banyak - Mbah Moen.
@AlissaWahid: Innalillahi wa inna ilaihi raji'uun.
Sugeng tindak, Mbah Moen. Walaupun airmata saya tak juga berhenti, saya yakin Mbah berbahagia karena berpulang di tempat yang Mbah cintai.
Semoga Allah SWT menempatkan Mbah di tempat yang terbaik.. lahu alfatihah.
@madxerockz: Innaalillaahi wa'innaailaihi rooji'uun. KH. Maimoen Zubair, seorang kyai besar dg nasionalisme tiada banding telah berpulang di tanah kelahiran Rasulullooh SAW yg sgt dicintainya. Sugeng kondur Mbah Moen. Insya Allah Husnul Khotimah. #SelamatJalanMbahMoen.
Diketahui, Mbah Moen meninggal diusia 90 tahun.
Berikut biodata Mbah Moen
Lahir: 28 Oktober 1928, Rembang
Tempat tinggal: Pondok Pesantren Al-Anwar
Kebangsaan: Indonesia
Nama lain: Mbah Moen, Maimoen
Suku: Jawa
Pendidikan: Lirboyo
Pekerjaan: Pimpinan Pondok Pesantren
Organisasi: Nahdlatul Ulama
Partai politik: Partai Persatuan Pembangunan.
Agama: Islam.
Anak: KH Abdullah Ubab, KH Gus Najih, KH Majid Kamil, Gus Abdul Ghofur, Gus Abdur Rouf, Gus Muhammad Wafi, Gus Yasin, Gus Idror, Sobihah, Rodhiyah
Orang tua: Kyai Zubair
Kyai Zubair atau ayahanda KH. Maimun Zubair ini adalah seorang alim ulama yang merupakan murid dari Ulama besar Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
Baca: Baku Tembak Polisi dengan Residivis Narkoba, Drama 10 Menit Tersebut Pelaku Terpepet dan Menyerang
Baca: Rocky Gerung Sindir di Twitter: Dear PLN, Mengapa Istana Makin Gelap? Serta Cuitan Tokoh Politik
Baca: PROFIL Sripeni Inten Chayani, Listrik Padam Saat 2 Hari Baru Jabat Dirut PLN, Hingga Sindiran Jokowi
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar.
Mbah Moen adalah ulama yang sangat dihormati, dia merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
Mbah Moen juga dikenal sebagai Mustasyar Nahdlatul Ulama (NU).
Sejak kecil dikenal sebagai anak yang taat akan agama.
Pada tahun 1945 beliau bertolak ke Kota Kediri untuk mengasah ilmunya di Pondok Lirboyo, Jawa Timur yang pada saat itu di bawah pengasuhan KH Abdul Karim, KH Mahrus Ali dan KH Marzuki.
Selama lima tahun, beliau terus mengasah ilmu agama di Pondok Lirboyo.
Sampai akhirnya, Mbah Moen mendirikan Pondok Pesantren yang sekarang dikenal dengan nama Al-Anwar.
Kemudian sekitar tahun 2008, kembali mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar 2 di Gondan Sarang Rembang, yang kemudian oleh beliau dipasrahkan kepada putranya KH Ubab Maimun.
Baca: 4 Alasan Mengapa Banyak Pasangan Lebih Memilih Bercerai, Hampir 50% Ditentukan Cinta dan Keintiman
Pendidikan Mbah Moen
Kedalaman ilmu agama dari orang tua KH. Maimun Zubair itulah merupakan sebuah dasar pendidikan agama yang membentuk KH. Maimun Zubair seperti sekrang ini.
Setelah mengaji dan mendalami ilmu agama dari Ayahnya, kemudian KH. Maimun Zubair meneruskan mondoknya di Lirboyo Kediri di bawah asuhan KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuki Dahlan.
Tidak hanya di Indonesia, KH. Maimun Zubair kemudian melanjutkan kelana ilmunya di Makkah Mukarromah pada usia 21 tahun.
Ketika melakukan perjalanan ke Mekkah ini, KH. Maimun Zubair ditemani oleh kakeknya sendiri yaitu KH. Ahmad bin Syuaib.
Di Mekkah, KH. Maimun Zubair banyak mengaji kepada ulama-ulama besar seperti Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan ulama-ulama lainnya.
Meski sedang mencari ilmu di Mekkah, KH. Maimun Zubair tetap menyempatkan untuk menuntut ilmu kepada Ulama Jawa yang berada di Mekkah seperti Kiai Baidhowi, Kiai Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban) dan beberapa Ulama lainnya.
Baca: Perhotelan di Manado Full Berkat Manado Fiesta, Event WASI hingga TIFF
Baca: BREAKING NEWS: Ulama Kharismatik KH Maemoen Zubair Meninggal Dunia di Makkah
Baca: TERUNGKAP Kronologi Kasus Pembunuhan Gadis Cantik Alumni IPB, Pelaku Tega Habisi Korban Karena Ini
Baca: Beredar Kabar Akan Ada Gempa Berkekuatan 9,0 SR Setelah Gempa di Banten, BMKG Beri Penjelasan Ini
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
Pernah menjadi anggota DPRD
Selain dikenal sebagai ulama, Mbah Moen juga dikenal sebagai politisi.
Dalam dunia politik, Mbah Moen pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang, Jawa Tengah selama 7 tahun.
Selain itu Mbah Moen juga pernah menjadi anggota MPR RI yang mewakili daerah Jawa Tengah selama tiga periode.
Ketua Majelis syariah PPP
Dalam politik, Mbah Moen memilih bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Di saat NU sedang ramai mendirikan PKB tahun 1998, Mbah Moen lebih memilih tetap di PPP, partai dengan gambar Ka'bah.
Di PPP Mbah Moen menduduki posisi sebagai Ketua Mejelis Syariah PPP.
Mbah Moen pernah mengatakan PPP bukan hanya untuk agama Islam, tapi PPP hadir untuk Indonesia.
"Kehadiran PPP bukan hanya untuk agama (Islam), tapi untuk bangsa Indonesia," kata Ulama karismatik pengasuh Ponpes Al-Anwar ini, saat menghadiri Harlah PPP di Bantul, (16/1/2019).
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com
Baca: KISAH Jan Koum yang Pernah Melamar Kerja di Facebook Namun Ditolak, Sukses Dengan Aplikasi Buatannya
Baca: Tata Cara 3 Puasa Sunah Jelang Idul Adha 2019: Puasa Dzulhijjah, Puasa Tarwiyah & Puasa Arafah
Baca: Kisah Soekarno Akui Perjuangan Para Wanita Malam, Berperan dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com