KISAH Nadya Valerie yang Berjuangan Melawan Penyakit Kanker, Lulus Program Magister & Jadi Youtuber
Setelah sebelumnya pada 23 April 2019, dokter menemukan tumor berukuran 10 sentimeter di bagian bawah perut di sebelah kanan.
Akhirnya, ia memangkas habis rambutnya itu setelah menjalani kemoterapi yang kedua.
"Soalnya rontoknya itu sudah kayak rontok yang kalau enggak dicukur pun (rambut) bakal habis sendiri," ujarnya.
"Jadi benar-benar sampai orang rumah capek nyapu. Lihat (rambut) jatuh terus lebih sedih kan, akhirnya mending dihabisin aja sekalian," jelasnya.
Perempuan yang baru saja menyelesaikan program magister kenotariatan di Universitas Airlangga, Surabaya, ini mengaku sudah tiga kali menjalani kemoterapi.
Akhir pekan ini, ia akan kembali berangkat ke Singapura untuk menjalani kemoterapi yang keempat kalinya.
Proses itu ia jalani tiga minggu atau sebulan sekali.
Nana mengaku, setelah menjalani kemoterapi badannya akan terasa lemas dan pegal-pegal.
Bahkan ia akan memiliki kecenderungan untuk menutup diri.
Hal itu, biasanya, berlangsung selama sepuluh hari.
Baca: H-13, Inilah 30 Kata-kata Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia, Cocok Dikirim ke FB & IG
Selama itu pula ia mengaku tak mau bertemu dengan siapapun.
Tetapi, di hari ke sebelas, ia mengaku tubuhnya kan kembali terasa sehat.
Lantaran, selama sepulh hari itu ia terus berusaha mengembalikan mindset-nya untuk kembali berpikir positif dan menjadi dirinya.
Karena pikiran negatif akan terus membuatnya terpuruk hingga membuat tubuhnya lemas dan tak berdaya.
"Karena aku ini manusia ya, jadi ada saat di mana aku nangis-nangis, down, setelah kemoterapi. Tapi aku ngomong ke diri sendiri bahwa di hari kesepuluh, pasti udah selesai dan sehat lagi," tuturnya.
"Aku (orangnya) cenderung semangat, aku banyak melakukan sesuatu, ketemu orang, teman, dan lain-lain," kata Nana .
Selain maindset-nya, Nana juga mengaku bisa bertahan menghadapi penyakitnya itu karena dukungan dari keluarganya.
Maka dari itu, ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan mereka.
Walaupun kanker kelenjar getah bening yang ia derita sudah mencapai stage II AE.
Karena orang tua akan lebih terpukul jika melihat anaknya terpuruk lemah tak berdaya.
Akhirnya, anak ketiga dari empat bersaudara ini terus bersemangat untuk sembuh.
Sehingga orang tuanya tidak larut dalam kesedihan.
"Jadi, kalau posisinya aku sama orangtuaku sekarang, kalau aku lemah, orangtuaku juga ikut lemah," ujarnya.
"Tapi, kalau aku kuat orangtuaku pasti ikut semangat, jadi saling men-support.
Aku harus kuat biar mereka semangat," lanjutnya.
Bahkan dukungan yang begitu kuat dari orang-orang terdekatnya, membuat Nana seolah tidak sedang menderita penyakit mematikan.
Yakin
Nana selalu yakin bahwa separah apapun penyakit yang ia derita, jika selalu berpikir dan bertindak positif akan sangat membantunya untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Karena hidup dan mati merupakan kuasa Tuhan.
"Semua orang pasti akan mati dan tinggal menunggu usianya.
Tapi yang penting bukan berapa lama aku hidup, tapi selama aku hidup ini, aku sudah jadi berkat enggak buat orang? Sudah berguna enggak buat orang lain?" kata Nana.
Nana menambahkan, setelah ia menjalani kemoterapi akhir pekan ini, ia hanya perlu melakukan kemoterapi tiga kali lagi.
Apabila suatu hari nanti ia dinyatakan sembuh dari penyakitnya itu, ia akan mengejar cita-citanya yang belum sempat terwujud.
Setelah menyelesaikan S2-nya ia bermimpi untuk menjadi seorang notaris.
"(Cita-cita) salah satunya, setelah lulus S2, ya bisa diterusin sampai jadi notaris beneran mungkin," ucap Nana sambil tertawa. (*)
Baca: Kecelakaan Maut Truk Timpa Mobil Tinggalkan Kisah Korban yang Berencana Tunangan Bulan Ini
Baca: Kisah Mahfud MD yang Mendapat Julukan Peluru Tak Terkendali oleh Gus Dur, Merasa Bernostalgia
Baca: TERUNGKAP - Fakta Baru Kasus Mayat Dalam Koper Selebgram Cantik, Pelaku Sempat Minta Lakukan Hal Ini
SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV