KKB Papua
Inilah Catatan Kriminal Pimpinan KKB Papua Egianus Kagoya, Tak Pandang Siapapun Siapa Korbannya
Daftar tindak kriminal yang dilakukan otak di balik serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, Egianus Kagoya.
Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sederet daftar tindak kriminal Egianus Kagoya yang dikenal sebagai pimpinan sekaligus otak di balik serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Egianus Kogoya telah menorehkan beberapa kasus tindak kriminal selama menjadi anggota KKB Papua.
Catatan kriminalnya bukan hanya menghabisi anggota TNI saja tapi juga masyarakyat sipil.
Korban serangan KKB Papua di bawah pimpinan Egianus Kogoya ini tak hanya TNI, tapi juga masyarakat sipil.
Sosok Egianus Kogoya juga pentolan KKB Papua Paling yang paling dicari anggota TNI.
Egianus Kogoya merupakan bos Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang paling sering melakukan penyerangan pada infrastruktur dan personel TNI.
Terbaru KKB Egianus Kogoya menyerang TNI yang mengawal pembangunan Jalan Trans Papua dan menewaskan Prada Usman Hambelo, Sabtu (20/7/2019) dan penyerangan Selasa (23/7/2019) yang gagal total dan bahkan mengakibatkan korban di pihak KKB Papua.
Setelah aksi penyerangan yang gagal total itu, Egianus Kogoya juga memamerkan amunisi yang mereka punya di media sosial.

Dikutip dari TribunMedan.com, Jauh sebelumnya, Polri juga mencatat KKB pimpinan Egianus Kogoya juga sudah menebar teror di antaranya:
1. Penembakan Pesawat Dimonim Air
Pada tanggal 22 Juni 2018, pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam, ditembak di lapangan terbang Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, oleh kelompok separatis Egianus Kogoya. Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak. Sementara Co-Pilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak.
2. Penembakan di Bandara Kenyam
Pada 25 Juni 2018, kelompok Egianus Kogoya menembaki pesawat Twin Otter Trigana Air yang saat itu disewa Brimob Polri. Pasukan Brimob ini sedang bertugas untuk mengamankan pilkada. Dua orang juga terluka akibat insiden tersebut.
3. Penyekapan Guru danTenaga Medis
Pada tanggal 3-17 Oktober 2018, sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma, oleh kelompok separatis.