Kabar YouTuber
Twitter Atta Halilintar Ramai-ramai Diblokir, Ini Kata Psikolog Tentang Sikap Netizen
Aksi Atta ini menuai banyak komentar dari warganet, bahkan tidak sedikit pengguna Twitter memblokir akunnya.
Tujuannya adalah agar mudah diingat masyarakat.
Baca: KKB Papua Menyerah Berkat Strategi Ayah Ani Yudhoyono, Bahas Soal Keluarga dan Hutan: Lindungi Bapak
Baca: Panglima TNI Resmikan Pasukan Elite Komando Operasi Khusus TNI, Koopssus dan Koopsusgab Beda?
Pemblokiran massal akun Atta Halilintar
Selain itu, ada juga fenomena yang muncul ketika sang influencer dari kanal YouTube merambah ke media sosial Twitter, yakni Atta Halilintar.
Hari ini, Rabu (31/7/2019) #Atta muncul dalam trending topik Twitter wilayah Indonesia. Ketika trending tersebut diklik muncul sejumlah pengguna Twitter memblokir akun Atta.
"Maaf bro #atta ini demi menjaga hati agar tetap bersyukur, kami warga Twitter menolak segala bentuk kekayaan dam keriaan..biarkan kami berekspresi dengan kemiskinan kami," tulis akun Ketelan @richisijunjung dalam twitnya.
"#atta Saya sehati sama warga Twitter bro. Takutnya bocil nanti ikutan masuk dunia kami. Dan juga di sini bukan tempat pamer ya kekayaan ya ****," tulis akun Dilan Cabang Kalsel, @Ahmadjamrani dalam twitnya.
Padahal, ini bukan pertama kalinya Atta menggunakan platform twitter. Diketahui, Atta Halilintar sempat vakum dari akun Twitternya @AttaHalilintar dan memilih lebih fokus di channel YouTube miliknya.
Melihat hal ini, Hening mengatakan bahwa dari sisi psikologis bahwa Atta sebenarnya lebih nyaman di kanal YouTube, di mana ia biasa memuat konten hiburan dan berpenghasilan lebih banyak di kanal tersebut.
Meski begitu, kemuculan #atta menunjukkan bahwa YouTuber itu ingin kembali merambah ke Twitter.
Sayangnya, sejumlah pengguna twitter justru ramai-ramai memblokir akun milik Atta. Fenomena ini juga ditelaah oleh Hening dari kacamata psikologi.
"Saya lihat ada seperti komunitas yang solid, senasib, sepenanggunggan kekuatan massa pada pengguna Twitter.
"Mereka menganggap Atta tidak konsisten, tidak loyal, dan tidak setia, karena beralih dari Twitter ke YouTube," ujar Hening.
"Pengguna Twitter menganggap Atta hanya ingin meraup finansial, seperti halnya pada YouTube," lanjut dia.
Lantas, muncul kekuatan massa dari rasa kesatuan psikologis untuk menolak Atta yang mereka anggap tidak setia dengan Twitter.
Menurut Hening, jika kekuatan massa sudah muncul, maka tidak sulit untuk memblokir Atta dari kehidupan dunia maya mereka.
"Demikian halnya kasus Ria Ricis. Sudah pamit, tapi kembali eksis lagi.