Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Terkini

Anggota Brimob Polda Sumbar Meninggal Digigit Ular saat Bertugas di PT Freeport, Ini Penjelasannya

Anggota brimob bernama Bripka Desri Sahrondi meninggal karena digigit ular derik saat melaksanakan tugas pengamanan.

Editor: Rhendi Umar
Istimewa/TRIBUN MEDAN
Anggota TNI Tewas Digigit Ular 

Perawatan tepat saat kondisi darurat akan menentukan kesintasan seseorang melewati sebuah kecelakaan atau kejadian fatal, tak terkecuali perawatan usai mengalami gigitan ular.

Pakar toksikologi dan bisa ular DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM mengatakan, ada pemahaman masyarakat soal penanganan pertama ketika mengalami gigitan ular yang salah besar.

Umumnya, tindakan pertama dilakukan dengan mengikat daerah disekitar area gigitan ular.

Tujuannya adalah untuk menghentikan pergerakan bisa ular agar tak menyebar ke seluruh tubuh.

Tindakan lainnya yang sering dilakukan adalah membuat sayatan di dearah gigitan untuk mengeluarkan darah.

Tujuanya pun sama, menghindari penyebaran bisa ular.

Menurut Tri, kedua tindakan tersebut salah besar, tidak membantu sama sekali. Bisa ular akan tetap menyebar ke bagian tubuh lainnya.

“Kalau diikat hanya membuat kondisi seolah-olah bisa ular berhenti.

Baca: Klasemen International Champions Cup 2019, Benfica di Puncak, Arsenal Kedua, AC Milan Paling Dasar

Baca: LINK Live Streaming Pertandingan Lanjutan Liga 1 2019 Arema FC vs Persib Bandung, Pukul 18.30 WIB

Baca: Paskibraka Putri Bisa Pakai Celana: Begini Penjelasan Istana

Baca: 90 Kios di Pasar Tradisional Ditutup Lantaran Pedagang tak Bayar Retribusi

Baca: Hastuti Kehilangan Tulang Punggung Keluarga, Pesan Terakahir Almarhum Su Agar Nul Tetap Sekolah

Baca: Ini Lomba yang Disiapkan Disbudpar Kotamobagu Dalam Rangka HUT RI

Padahal yang diikat adalah pembuluh darah. Akibatnya pembekuan darah hingga amputasi,” kata Tri saat dihubungi, Minggu (10/9/2017).

Tri menjelaskan, cara penanganan yang tepat adalah dengan membuat bagian tubuh yang terkena gigitan tak bergerak.

Caranya sebenarnya tak sulit.

Anggota tubuh dihimpit dengan kayu, bambu, atau kardus layaknya orang patah tulang.

“Betul-betul tidak bergerak sehingga bisa ular hanya ada di tempat gigitan, tidak menyebar ke seluruh tubuh,” kata Tri.

Bila bagian yang digigit ular telah berhasil diimobilisasi, waktu yang dimiliki untuk pergi ke rumah sakit atau klinik guna mendapatkan perawatan dan antibisa ular sebenarnya cukup lama.

"Anak teman saya di Papua dia kena neurotoksin.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved