PKS Nyinyir Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim 200 Ulama dan Emak-emak Dilepas
Pertemuan Prabowo dan Megawati tak hanya membuat retak koalisi Indonesia Kerja (KIK), namun membuat Gerindra dan PKS bersitegang.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Pertemuan Prabowo dan Megawati tak hanya membuat retak koalisi Indonesia Kerja (KIK), namun membuat Gerindra dan PKS bersitegang. Adu pernyataan terjadi antar elit Partai Gerindra dan PKS.

Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade angkat bicara mengenai pernyataan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Mardani sebelumnya mengkritisi manuver Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu sejumlah tokoh di antaranya Jokowi dan Megawati.
Mardani menganggap pertemuan tanpa ada kejelasan sikap adalah pembohongan publik.
Merespons hal tersebut, Andre Rosiade mengatakan pernyataan Mardani tersebut tidak etis.
Terlebih Mardani bicara tanpa mengetahui isi pertemuan yang dilakukan Prabowo.
"Pak Mardani berbicara apa yang tidak ia ketahui, jadi tidak etis," kata Andre Rosiade, Minggu (28/7/2019).
Menurut Andre Rosiade, pertemuan Prabowo dengan Jokowi ataupun Megawati bukan untuk bagi-bagi kekuasaan atau power sharing.
Melainkan agar Indonesia guyub pasca-Pemilu Presiden 2019.
Sehingga, menurutnya belum perlu ada kejelasan sikap politik.
"Agar kondisi bangsa ini semakin kondusif. Tidak ada bagi-bagi kursi menteri, yang ada malah pertemuan itu membuka pintu seluruh masalah yang ada selama ini selesai," katanya.
Menurut Andre dengan pertemuan tersebut para relawan yang terkena masalah hukum saat masa kampanye akan bebas.
Termasuk sejumlah ulama yang ditahan aparat kepolisian.
"Saya ingin kasih tahu, ada 200 orang lebih dilepas. Emak emak di Karawang bebas, emak emak di Batam bebas. Masalah Ulama-ulama selesai. Itu bagian dari komitmen Prabowo dan Gerindra," katanya.
Ketimbang berbicara seperti itu, menurut Andre, Mardani sebaiknya ikut berkontribusi saat relawan dan ulama mengalami kesulitan.