Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabinet Kerja Jokowi

Isu Menteri Pada Kabinet Kerja Jilid II Jokowi, Ada Sekjen dan Milenial, Beberapa Tidak Berharap

Isu nama-nama yang akan menjadi menteri pada kepemimpinan Presiden Jokowi yang kedua terus beredar.

Kolase Tribun Manado/witter ndosport
Presiden Jokowi 

Tsamara Amany Alatas disebut ikut meramaikan bursa calon menteri muda di kabinet Jokowi jilid 2.

Memiliki usia yang masih sangat muda dan mencuri perhatian, Tsamara Amany Alatas, politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu harus bersaing dengan sederet nama-nama senior lainnya, baik senior dari sisi usia maupun jam terbang di dunia politik.

Lalu siapakah sebenarnya figur Tsamara Amany Alatas?

Sebelumnya, seusai putusan Mahkamah Konstitusi menetapkan Jokowi-Maruf sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih, nama-nama kandidat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mulai dibicarakan publik.

Dari sekian banyak nama yang ramai dibicarakan, muncul nama Tsamara Amany.

Tsamara Amany Alatas disebut-sebut akan menjadi calon Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di era pemerintahan Jokowi-Maruf periode 2019-2024.

Meski masih berumur 22 tahun, Tsamara Amany Alatas memang telah mendedikasikan hidupnya dalam bidang politik.

Namanya mulai dikenal publik ketika ia tampil di berbagai acara di televisi.

Ia juga cukup sering membicarakan isu-isu politik di media sosialnya.

12 Nama Besar

Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an, mendukung wacana Presiden Joko Widodo mengakomodir menteri dari kelompok milenial jika kembali terpilih memimpin di periode 2019-2024.

Dia mengungkapkan setidaknya, tiga alasan mengapa kelompok milenial perlu masuk kabinet.

"Tentu sependapat dengan Pak Jokowi, apalagi sesuai riset kami. Ada tiga alasan, minimal kenapa figur milenial perlu masuk kabinet, yakni untuk menjawab tantangan global, menjawab bonus demografi, dan investasi SDM,” ujarnya, saat dihubungi, Jumat (10/5/2019).

Alasan tersebut, yaitu pertama untuk menjawab tantangan global seiring dengan perkembangan teknologi (new media) dan era industri 4.0.

Kedua, kata dia, pada tahun 2030 Indonesia akan menghadapi bonus demografi sehingga mau tidak mau seorang pemimpin negara harus merespon dengan baik gelombang kepemimpinan milenial di tanah air.

Sedangkan, alasan ketiga, dia menjelaskan, investasi sumber daya manusia (SDM).

"Artinya, jika periode sebelumnya pembangunan lebih banyak di titik beratkan pada infrastruktur maka untuk periode kedua mestinya ke SDM," kata dia.

Untuk menjadi seorang menteri berdasarkan penelitian pada 26 Februari-12 Maret 2019, dia melanjutkan, rentang usia 41-50 tahun (52%) dan usia 31-40 tahun (41%) merupakan usia yang paling ideal menjadi menteri.

“Hasil survei kami, yang paling ideal (untuk posisi menteri) adalah rentang usia usia 41-50 dan usia 31-40 tahun. Dan untuk kelompok milenial porsinya 30 persen,” ungkapnya.

Adapun nama-nama figur milenial yang tersaring 12 besar di antara 32 nama yang dilakukan survei. 12 nama itu terdiri dari 6 milenial profesional dan 6 milenial partai.

Untuk milenial profesional yaitu Emil Dardak (wagub Jatim), Nadiem Makarim (pendiri Go-Jek), Achmad Zaky (pendiri Bukalapak), Merry Riana (penulis dan motivator), Witjaksono (pendiri PT.DPUM,Tbk dan PT.DAJK,Tbk), dan Inayah Wahid (putri Gus Dur).

Sedangkan dari milenial partai yakni Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat), Grace Natalie (PSI), Taj Yasin Maimoen (PPP), Diaz Hendropriyono (PKPI), Lukmanul Hakim (PKB) dan Prananda Paloh (NasDem).

Untuk diketahui, wacana menteri dari kalangan muda atau milenial ini menarik dibahas lantaran sebelumnya sempat disinggung Presiden Jokowi, pada Senin, 29 April 2019 pekan lalu.

“Kita ingin ada yang muda-muda dalam rangka regenerasi ke depan. Kenapa sih? Kan menteri boleh lah yang umur 20-25 tahun kan juga enggak apa-apa. Atau yang 25-30. Biar yang muda-muda bisa belajar kepemimpinan negara. Mungkin yang banyak 30-40. Tapi yang muda seperti yang 25-30, kenapa tidak sih,” tutur Jokowi.

Jokowi Sudah Kantongi Nama

Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah mengantongi sejumlah nama dalam pemilihan Kabinet Menteri Jilid II periode 2019-2024.

Jokowi mengatakan dengan masuknya sejumlah nama tersebut, membuatnya lebih mudah untuk memilih.

"Soal kabinet, saat ini sudah mulai masuk nama-nama."

"Kita mengumpulkan pilihan, jadi memilihnya lebih mudah karena banyak alternatif," katanya usai makan siang di Rumah Makan Mbah Karto, Sukoharjo, Minggu (23/7/2019).

Namun saat ini, dia masih belum memutuskan nama-nama yang akan masuk dalam kabinet jilid II itu.

Dalam kabinet barunya ini, Jokowi akan memasukan beberapa nama yang masih muda yang menempati jabatan menteri.

Hal ini tidak lepas dari keinginannya, untuk menjadikan pemuda agar mendapatkan peranan dalam menjadi pemimpin.

"Ke depan, harus anak-anak muda yang memegang peranan."

"Karena dunia berubah cepat, banyak ketidakpastian dan ketidakdugaan yang muncul, sehingga anak muda ini yang bisa merespons," lanjutnya.

Menurutnya, menyikapi hal tersebut, di berbagai belahan dunia sudah menerapkan pemimpin muda.

"Soal menteri anak mudah, saya sudah sampaikan berung kali kalau di kabinet kerja jilid II nanti akan ada banyak warna yang muda-muda," terangnya.

Jokowi menambahkan perkembangan dunia sangat dinamis sehingga perlu energi yang ekstra untuk merespons permasalahan dengan cepat.

Salah satunya dengan menempatkan posisi anak muda di dalam kabinet.

Saat disinggung soal adanya perampingan kabinet, Jokowi mengaku belum membahas sampai di situ.

Ingin Ada Pemimpin Muda

Jokowi mengatakan dirinya berkeinginan ada anak muda mulai menjadi pemimpin di Indonesia.

Hal ini tidak lepas dari perkembangan jaman yang berkembang pesat, sehingga kalangan muda dianggap lebih mampu untuk mengikuti perkembangan tersebut.

"Ke depan, harus anak-anak muda yang memegang peranan karena dunia berubah cepat, banyak ketidakpastian dan ketidakdugaan yang muncul, sehingga anak muda ini yang bisa merespons," katanya usai malan siang di Rumah Makan Mbah Karto, Minggu (23/7/2019).

Menurutnya, menyikapi hal tersebut, berbagai negara di dunia sudah memiliki pemimpin muda.

Saat dikaitkan dengan anaknya, Gibran Rakabuming, yang bakal maju sebagai Calon Wali Kota (Cawalkot) Solo, Jokowi mengaku menyerahkan semuanya kepada anaknya.

"Saya serahkan ke Gibran, sama waktu dia mau jualan martabak, silakan, mau jualan pisang, silakan."

"Saya paksa pegang pabrik juga enggak mau, kita demokratis aja," lanjutnya.

Jokowi mengaku, saat ini belum ada komunikasi yang mengarah dengan isu anaknya yang maju Cawalkot.

"Belum ketemu Pak Rudy (Wali Kota Solo, red), belum ada pertemuan dengan parpol," imbuhnya.

Nama Gibran sendiri muncul meramaikan bursa Cawalkot Solo, setelah namanya menempati top survei yang dirilis Universitas Slamet Riyadi (Unisri).

Dia mendapatkan 13 persen pilihan responden yang menempatkannya pada peringkat kedua, di bawah Achmad Purnomo yang mendapat 38 persen.

Namun Jokowi masih enggan mengomentari hal tersebut.

"Apapun jabatannya, apapun kariernya, yang penting bertanggung jawab," pungkasnya.

 Artikel ini telah sebagian telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Bicara Soal Calon Menteri di Kabinet Jilid II, Ini Bocorannya dan berbagai sumber lainnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved