Putra Mahkota Abu Dhabi Bawa Investasi Rp136 Triliun
Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan dan rombongan mendapatkan suguhan yang tidak biasa mereka temui di Istana
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID - Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan dan rombongan mendapatkan suguhan yang tidak biasa mereka temui di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (24/7). Mereka mendapat suguhan buah salak dan durian yang jarang mereka temui di negaranya.
Presiden Joko Widodo dan Mohamed bin Zayed Al Nahyan mengikuti rangkaian kegiatan di Istana Bogor. Mulai dari foto bersama, menanam pohon damar, hingga pertemuan bilateral yang diikuti sejumlah menteri dari dua negara.
Baca: Dua Anggota DPRD Jambi Ditahan KPK
Tampak hadir Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri ESDM Iganasius Jonan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri KKP Susi Pudjiastuti dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
Setelah melakukan sejumlah agenda tersebut, pihak Istana menyajikan hidangan siang serta aneka buah dari hasil pertanian Indonesia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut mengikuti kunjungan ini menuturkan rombongan Mohamed bin Zayed Al Nahyan mendapat suguhan buah salak dan durian.
"Salak karena mereka jarang melihat salak. Tadi ada yang tanya, 'Ini apa?' 'Oh ini yang namanya salak.'," tutur Retno, Rabu (24/7).
"Kebetulan yang durian tadi tidak begitu menyengat," imbuh Retno.
Baca: Nuril Menangis saat Komisi III Setujui Amnesti
Presiden Joko Widodo secara khusus menjemput Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Retno Marsudi menuturkan penjemputan ini sebagai balasan yang dilakukan oleh Mohamed kepada Jokowi saat berkunjung ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
"Saat kunjungan Presiden ke Abu Dhabi tahun 2015, Presiden dijemput di depan pesawat oleh Syekh Mohamed, kemudian dibawa masuk ke mobilnya Syekh Mohamed, disopiri sendiri kemudian dibawa sampai ke restoran sendiri oleh Syekh Mohamed," tutur Retno.
Atas penyambutan yang spesial tersebut dari Mohamed, kata Retno, membuat Presiden Jokowi merasa kedatangannya ke Abu Dhabi sangat dihargai. "Saya kira wajar kalau kita memberikan penghargaan kepada Syekh Mohamed saat Beliau berkunjung ke sini," paparnya.
Saat menjemput Mohamed, Jokowi turut mengajaknya satu mobil menuju ke Istana Bogor. Dalam perjalanan ke Bogor, Jokowi mengajak Mohamed untuk mengelilingi Bundaran Hotel Indonesia (HI).
"Presiden Jokowi ingin menunjukkan pesatnya pembangunan di Indonesia karena kunjungan kenegaraan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan dilakukan pada 29 tahun yang lalu atau pada tahun 1990," tutur Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Medja Sekretaris Presiden Bey Machmudin kepada wartawan.
Investasi Rp136 Triliun
Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed Bin Zayed Al Nahyan berlangsung selama 2,5 jam. Pertemuan ini termasuk pertemuan terpanjang yang pernah dilakukan oleh Jokowi.
Baca: Gempa Guncang Bali-Lombok-Jember: Puluhan Orang Terkubur Longsor di Cina
Durasi pertemuan tersebut dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta kemudian perjalanan ke Istana Bogor yang memakan waktu tempuh selama 1,5 jam. "Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan di teras, di beranda selama satu jam, jadi memang betul more than 2,5 jam," papar Retno.
Selain terlama, kata Retno, kunjungan kenegaraan ini juga bersejarah karena pada pertama kali dilakukan oleh ayah Mohamed yaitu Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan pada 29 tahun yang lalu. "Jadi Beliau sangat senang bisa kembali ke Indonesia dan ini, selain dari sisi kenegaraan, juga pertemuan antara sahabat dekat," paparnya.
"Bapak Presiden dengan Syekh Mohamed memiliki hubungan yang sangat dekat atau istilahnya click very much. Jadi sudah click kalau kita bilang," sambung Retno.
Pertemuan ini membahas kerja sama dalam meningkatkan ekonomi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kedua negara. Menurut Retno sebagai dua negara berpenduduk muslim yang besar Indonesia dan Uni Emirat Arab memiliki potensi kerja sama yang cukup besar.
"Maka seharusnya kita dapat membangun kerjasama ekonomi yang sangat erat dan saat bicara mengenai masalah umat, kita juga sepakat untuk bekerja sama dalam memajukan toleransi dan moderasi," kata Retno.
Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan menghasilkan nilai investasi Rp 136 triliun. Retno Marsudi mengatakan terdapat sembilan nota kesepahaman kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (G to G) dan tiga kerjasama business to business (B to B).
"Tadi ada sembilan MoU yang ditandatangani, yaitu MoU peningkatan perlindungan investasi, penghindaran pajak berganda, ketiga industri dan keempat kepabeanan, lalu yang kelima pariwisata dan keenam kelautan dan perikanan, lalu ketujuh pertahanan dan kedelapan kekonsuleran, yang kesembilan adalah kebudayaan," papar Retno.
Untuk tiga MoU perusahaan Indonesia dengan UEA di antaranya nota kesepahaman antara Pertamina dan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc) untuk pengembangan refinery development master plan (RDMP) Balikpapan Integrated Supply Chain dan Ing Storage. Kemudian, perjanjian antara PT Chandra Asri Petrochemical dengan Mubdala Petroleum untuk proyek nafta craker dan petrochemical complex. Sedangkan MoU antara PT maspion indonesia dengan DP World Asia adalah mengenai pengembangan terminal peti kemas dan Kawasan Industri di Jawa Timur.
"Dari tiga MoU tadi yang business to business itu nilai totalnya sekitar Rp136 triliun atau 9,7 miliar dollar AS," kata Retno.
Usai pertemuan dengan Mohamed, kata Retno, Presiden langsung memberikan arahan kepada para menteri dengan menggelar rapat untuk menindaklanjuti kerjasama tersebut. "Sebagaimana diketahui UEA memiliki sovereign wealth fund yang sangat besar yang nilainya sekitar 1,3 triliun USD dan kita bekerja sama dengan UEA dalam potensi-potensi seperti," papar Rento. (Tribun Network/sen)