Berita Terkini
Bayi 9 Bulan Meninggal Diperjalanan karena Ditolak Rumah Sakit, Ini Bantahan RSUD Daya
Bayi berinisial A meninggal dunia di perjalanan saat mencari rumah sakit lain
TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan meninggalnya seorang bayi yang diduga akibat ditolak oleh pihak Rumah Sakit.
Bayi berinisial A meninggal dunia di perjalanan saat mencari rumah sakit lain.
Bayi tersebut sebelumnya lebih dahulu pergi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar.
Namun Ia disana tidak bisa mendapat perawatan atas penyakit yang dialaminya
DIlansir dari Kompas.com, peristiwa itu bermula ketika keluarga A membawa bayi tersebut ke RSUD Daya karena mengalami dehidrasi pasca-diare, Senin (22/7/2019) sekitar pukul 04.00 Wita.
Saat tiba di IGD RSUD Daya, bayi sempat diperiksa oleh dokter di sana.
Namun, pihak rumah sakit meminta keluarga bayi untuk mencari rumah sakit lain karena ruang IGD di rumah sakit itu penuh.
"Suhu tubuhnya sempat diukur sama perawat dan saat itu suhunya mencapai 38 derajat. Setelah itu mereka meminta untuk dibawa ke rumah sakit lain. Padahal neneknya sudah memohon supaya bayi kami mendapatkan penanganan dulu di Daya," kata Ica, Selasa (23/7/2019).
BERITA TERPOPULER: Pertemuan Surya Paloh Cs Gagalkan Jokowi Ikut Makan Siang Bareng Megawati dan Prabowo Subianto
BERITA TERPOPULER: MENGENAL Brigjen Polisi Roycke Langie, Jenderal Asli Manado yang 18 Kali Pegang Jabatan Strategis
BERITA TERPOPULER: Pemuda Terpikat & Setubuhi Ibu Muda yang Sementara Menyusui, Lakukan Saat Suami Keluar Rumah
Karena tak bisa dirawat di IGD RSUD Daya, keluarga membawa bayi tersebut ke Rumah Sakit Tajuddin Makassar yang jaraknya dekat dengan RSUD Daya.
Namun, di tengah perjalanan, bayi itu meninggal dunia.
Nyawanya tak tertolong usai tiba di Rumah Sakit Tajuddin Makassar.
"Kami dari pihak keluarga sudah ikhlas. Hanya kami menyayangkan sikap RSU Daya yang menolak pasien. Padahal anak ini sudah memerlukan penanganan medis," ujar Ica.
"Jangan sampai ini menjadi kebiasaan rumah sakit, yang menolak pasien karena alasan kamar full. Padahal kami hanya mau dia ditangani dulu, walaupun hanya di UGD untuk sementara waktu," ujarnya.
Penjelasan rumah sakit
Menanggapi hal ini, Kasubag Humas dan Pemasaran RSUD Daya Muhammad Ansar mengatakan bahwa bayi tersebut yang meninggal dunia di tengah perjalanan bukan karena pihaknya menolak merawat anak tersebut.
Menurutnya, saat pemeriksaan awal yang dilakukan dokter di ruang IGD, bayi tersebut masih dalam kondisi sadar dan baik meski anamnesis keluarga korban menyatakan bahwa bayi tersebut demam dan buang air besar tiga kali sehari.
"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD dengan diagnosa bahwa pasien tersebut febris proevaluasi, kondisi pasien sadar dan baik," ungkap Ansar kepada Kompas.com, Selasa.
BERITA POPULER: PDIP Cuek Nasdem Dukung Anies Maju Pilpres 2024
BERITA POPULER: Jefri Nichol Terancam Hukuman Hingga 12 Tahun Penjara dan Denda Maksimal RP 8 Miliar
BERITA POPULER: PERINGATAN DINI BMKG Kamis 25 Juli 2019, Wilayah Yang Potensi Hujan Petir dan Disertai Angin Kencang
BERITA SELEBERITIS TRIBUN MANADO:
Baca: TERUNGKAP Alasan Dewi Perssik Minta Maaf Lebih Dulu ke Rosa Meldianti: Kalau Perlu Nyawa Saya Beri
Baca: Harmonis, Ahok Gandeng Puput Tampil Bersama, Anak Ahok Beri Pertanda Terima Puput Sebagai Ibu Tiri
Baca: Masih Ingat Eyang Subur? Pria dengan 8 Istri & 25 Kali Menikah, Kini Kondisinya Penuh Tanda Tanya
Ansar menjelaskan, pihaknya memang mengarahkan agar keluarga membawa bayi ke rumah sakit lain dikarenakan ruang IGD di RSUD Daya sedang penuh.
Alasan ini juga disampaikan pihak rumah sakit karena beranggapan bahwa bayi tersebut masih dalam keadaan baik dan sadar.
"Jadi tidak benar kalau pasien ditolak karena sudah dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD sebelum diarahkan ke rumah sakit lain," ujarnya.
Jadi Tumbal, Bayi Tiga Tahun Nyaris Jadi Korban Ritual Keluarganya
Seorang bayi perempuan berusia tiga tahun nyaris jadi tumbal dalam ritual yang dilakukan keluarganya.
Aksi penyelamatan polisi berlangsung dramatis. Balita tersebut sudah ditempatkan di atas altar.
Keluarga dan pendeta sempat melakukan perlawanan kepada polisi.
Insiden yang nyaris berakhir mengerikan itu terjadi di desa Ganakpara, distrik Udalguri, negara bagian Assam, pada Sabtu (6/7/2019) lalu.
Polisi tiba di lokasi setelah mendapat laporan warga desa yang curiga dengana asap yang mengepul dari rumah seorang guru sains lokal bernama Jadab Saharia.
Diberitakan NDTV, saat polisi tiba, prosesi ritual pengorbanan sudah dimulai.
Saharia bersama anggota keluarganya, baik pria maupun wanita, sudah menanggalkan pakaian mereka.
Seorang anak perempuan sudah ditempatkan di atas altar dadakan.
Acara ritual itu dipimpin seorang pendeta yang telah membawa sebilah pedang panjang, siap untuk memenggal kepala balita itu.
Petugas dan warga awalnya berusaha membujuk keluarga itu untuk menghentikan ritual pengorbanan.
Namun, hal itu justru membuat marah pendeta yang mulai mengacung-acungkan pedang dan kapak untuk mengancam warga.
Situasi mulai berubah kacau dengan anggota keluarga itu melemparkan batu dan peralatan ke arah petugas polisi.
Mereka juga membakar barang-barang mereka, termasuk sepeda motor, televisi, mobil, dan kulkas, untuk menghalangi petugas.
Mulai kehabisan cara untuk membujuk, polisi akhirnya melepaskan beberapa tembakan ke udara dan berhasil menenangkan keluarga dan pendeta itu.
Petugas yang melihat peluang akhirnya dapat menyelamatkan anak perempuan itu dan membawanya menjauh dari altar persembahan.
Polisi kemudian menempatkan anggota keluarga dan pendeta pemimpin ritual yang memegang parang ke dalam tahanan.
Tidak dijelaskan berapa orang yang ditahan dan apa saja hubungan di antara mereka.
Sementara anak perempuan yang hendak dikorbankan diketahui kemudian merupakan putri dari saudara ipar Saharia.
Balita tak berdosa itu hendak dikorbankan setelah diserahkan secara sukarela oleh sang ayah.
Anak perempuan itu rencananya hendak dikorbankan dengan disaksikan langsung oleh ibunya.
Kasus ini kini masih dalam penyelidikan polisi, termasuk terkait motif dilakukannya ritual pengorbanan itu.
SUBSCRIBE YOU TUBE TRIBUN MANADO TV:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Geger Bayi Meninggal karena Ditolak Rumah Sakit, Ini Penjelasannya