Berita Viral
VIRAL Cewek Terkena Hipotermia Digituin Pendaki Cowok Untuk Diselamatkan, Basarnas Respon begini
Dalam sebuah unggahan melalui Instagram, disebutkan bahwa jika seseorang dalam keadaan hipotermia berada pada kondisi darurat, ia harus disetubuhi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Benarkah hipotermia bisa diatasi dengan cara bersetubuh beda jenis kelamin?
Informasil viral mengenai penanganan hipotermia menyebar di media sosial.
Viral, cowok disuruh setubuhi pendaki cewek agar sembuh dari hipotermia, Basarnas angkat bicara.
Berdasarkan informasi yang beredar, disebutkan bahwa "skin to skin" untuk menangani hipotermia adalah dengan cara disetubuhi.
Awas tersesat, berikut tips yang benar.
Dalam sebuah unggahan melalui Instagram, disebutkan bahwa jika seseorang yang dalam keadaan hipotermia berada pada kondisi darurat, maka ia harus disetubuhi.
Hipotermia adalah suatu kondisi ketika mekanisme tubuh mengalami kesulitan untuk mengatur suhu tubuh pada tekanan suhu dingin di mana suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius.
Benarkah bisa menangani hipotermia dengan cara ini?
Mengonfirmasi hal ini, Kompas.com menghubungi Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas), Suhri Sinaga, Senin (22/7/2019).
Ia menegaskan, menghangatkan tubuh seseorang yang mengalami hipotermia dengan cara disetubuhi adalah hal keliru.
"Menurut saya, itu enggak benar cara menanganinya. Kalau yang kami pernah pelajari, cukup dengan mengganti pakaian dan memakai selimut saja," ujar Sinaga saat dihubungi Kompas.com pada Senin (22/7/2019).
"Tidak ada itu metode menyetubuhi, itu ajaran sesat," ujar Sinaga.
Baca: Seorang PNS Diberhentikan Gara-gara tak Masuk Kantor Selama 58 Hari
Baca: Ahok Terima Penghargaan Roosseno Award IX-2019 yang Pernah Diterima Presiden Ke-3 BJ Habibie
Baca: Menteri Susi dan Najwa Shihab Jadi Wanita Paling Dikagumi di Indonesia, Kalahkan Ratu Elizabeth II
Follow Facebook Tribun Manado:
Adapun metode "skin to skin" yang diperbolehkan adalah kulit bersentuhan dengan kulit, bisa dengan saling berpelukan, misalnya di dalam sleeping bag untuk mengembalikan suhu badan ke angka normal.
Sinaga mengatakan, jika korban hipotermia mengenakan baju yang basah, maka ia dilepas bajunya dan diganti dengan pakaian kering.
Cara lain yang bisa dilakukan, dengan melepas semua pakaian basah dan saling berpelukan di dalam sleeping bag antara sesama gender.
Misalnya, jika yang mengalami hipotermia adalah laki-laki, maka penanganan dilakukan oleh laki-laki juga.
"Kalau dia perempuan dengan perempuan dalam satu sleeping bag, itu oke. Laki-laki dengan laki-laki itu oke. Pasangan suami-istri juga oke. Bukan, laki-perempuan disetubuhi," jelas Sinaga.
Diberi Makanan atau Minuman Hangat
Korban hipotermia biasanya kondisi tubuhnya kaku, sehingga susah untuk menerima makanan dan minuman.
Tubuh kaku ini dicirikan dengan mengatupnya mulut korban.
Akan tetapi, jika korban sanggup membuka mulut dan merespons makanan, pendaki lain bisa memberikan makanan atau minuman hangat untuk membantu mengembalikan panas tubuh korban.
Kepada para pendaki, Sinaga juga memberikan imbauan. Ia mengingatkan agar membawa persediaan pakaian kering untuk mengantisipasi jika mengalami hipotermia dalam perjalanan.
Kisah Pendaki Alami Hipotermia di Gunung Ciremai
Sebelumnya, foto seorang pendaki mengalami hipotermia beredar luas di media sosial.
Wanita yang tak diungkap identitasnya ini mengalami hipothermia ketika sedang mendaki Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat.
Foto yang beredar wanita itu mengenakan jilbab warna hijau muda.
Baca: Nunung Tak Turuti Permintaan Suami yang Minta Kado Ulang Tahun: Kapan Kamu Berhenti Narkoba
Baca: Farhat Abbas dan Andar Situmorang Dipecat Klien, Hotman Paris: Saingannya Cuma Kayak Gini?
Baca: Nikita Mirzani dan Sondang Pratama Makin Lengket dan Sering Pamer Kemesraan, Berencana Menikah?
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
Ia ditemukan pendaki lain terbaring tak berdaya.
Pendaki wanita lain yang menemukan wanita ini lalu memeluk erat wanita tersebut.
Pendaki penolong ini mengenakan pakain warna merah.
Pendaftaran Online via sscasn.bkn.go.id, Jadwal dan Proses Rekrutmen CPNS 2019 Segera Diumumkan
Lowongan Kerja Indomaret dan Alfamidi Cari Karyawan Mulai Lulusan SMA/SMK, Cek Info Resminya
Bukan di ILC TV One, Karni Ilyas & Mahfud MD Bersamaan Hadir di Pesta Nikah Ada Juga RI-1 Jokowi
Dalam dua foto yang beredar sosok itu berupaya menghangatkan dan menyelamatkan nyawa wanita tersebut.
Wanita ini diketahui ditinggal rombongannya berjumlah 12 orang pergi ke puncak.
Wanita ini tak melanjutkan pendakian karena merasa tak mampu.
Foto itu beredar luas di media sosial setelah diunggah admin akun Instagram @makassar_iinfo pada Kamis (21/6/2018).
"Pendaki wanita ini terkena Hypo karena ditinggal teman-temannya summit ke Puncak. Beruntung ia mendapat pertolongan dari pendaki lain yang kebetulan lewat. Padahal jumlah rombongan 12 orang termasuk pendakiwanita yang terkena hypo. Si penolong rela tidak muncak demi membantu korban hypo. Semoga bisa menjadi pelajaran dan tak terulang
lagi," demikian keterangan foto tersebut.
Cara Tepat Atasi Hipotermia
Berikut cara mengatasi hipotermia ketika sudah menyerang korban seperti dikutip dari lama phinemo.com.
Pada korban yang sadarkan diri:
1. Bawa masuk ke dalam tenda.
Menghindarkan korban dari hembusan angin.
2. Ganti baju basah dengan pakaian kering. Bantulah korban dengan mengganti baju.
Itu menjadi alasan kenapa setidaknya ada dua wanita ikut dalam pendakian.
3. Berilah minuman hangat.
Minuman yang membantu tubuh lebih hangat, seperti miuman jahe.
4. Beri makanan berkalori tinggi.
Untuk kondisi darurat, pastikan Anda membawa makanan ringan manis yang cepat mengenyangkan, seperti coklat atau makanan yang berkalori tinggi lainnya.
5. Hangatkan badan korban.
Cara ini bisa dilakukan dengan mengenakan beragam penghangat tubuh, seperti penutup kepala, jaket, kaos kaki, celana hangat, dan sleeping bag.
6. Jika memungkinkan, buatlah api di luar tenda, dan arahkan panas apinya ke dalam tenda.
Pada korban yang tidak sadarkan diri:
1. Bawa ke dalam tenda.
Tujuannya untuk menjaga dari angin yang berhembus, tenda juga adalah tempat yang cukup hangat ketika berada di alam bebas.
2. Ganti baju basah secara perlahan.
Penggantian baju dilakukan dengan perlahan, pastikan tidak terburu-buru.
3. Masukan ke dalam sleeping bag.
Untuk menjaga panas tubuh yang tersisa tidak mudah lepas begitu saja.
4. Berbagi panas tubuh.
Bisa dilakukan dengan cara memegang tangan atau memeluknya.
Panas tubuh akan mudah berpindah ketika menempel ke tubuh lainya (kulit ketemu kulit).
Pastikan Anda mengetahui etikanya ketika melakukan hal ini.
5. Sadarkan korban.
Cara menyadarkannya bisa dengan menepuk-nepuk pipi atau dengan memanggil namanya.
Ketika korban sudah sadar, Anda bisa melakukan langkah penanganan korban hipotermia ketika sadar.
Aturan Baru Pendaki: Tenda Perempuan dan Pria Dipisah
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) angkat bicara soal maraknya pemberitaan TNGR akan segera menerapkan pemisahan antara tempat tenda kamping laki-laki dan perempuan bagi pendaki Gunung Rinjani.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Sudiyono dalam keterangan resmi menyatakan, pihaknya sangat mendukung adanya program wisata halal dari Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB).
Namun, berkaitan dengan adanya gagasan pemisahan antara tenda laki-laki dan perempuan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yang kemungkinan akan menjadikan pro dan kontra di masyarakat, Sudiyono menegaskan bahwa hal tersebut bukan menjadi prioritas pihak TNGR.
"Kami sampaikan bahwa program tersebut tidak akan kami laksanakan karena bukan menjadi prioritas TNGR," kata Sudiyono dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (19/6/2019).
Menurut Sudiyono, saat ini pihaknya tengah fokus pada perbaikan manajemen pendakian, terlebih jalur pendakian Rinjani telah dibuka kembali pada 14 Juni 2019.
"Pada saat ini kami sedang fokus pada perbaikan manajemen pendakian, khususnya pada e-tikecting, pengelolaan sampah, dan perbaikan sarana prasarana jalur pendakian," kata Sudiyono.
Sudiyono meminta seluruh pihak untuk mengakhiri pembicaraan terkait hal tersebut karena dikhawatirkan akan merugikan dunia pariwisata di Indonesia.
Sebelumnya diberitakan, semenjak jalur pendakian Gunung Rinjani dibuka kembali pada 14 Juni lalu, TNGR mencatat hampir 300 pendaki melakukan pendakian ke Gunung Rinjani melalui empat jalur yang dibuka.
Empat jalur yang dibuka meliputi jalur Sembalun, Senaru, Aiq Berik, dan Timbanuh.
Dari jumlah pendaki tersebut, 80 persen merupakan turis asing.
TNGR memperkirakan, hingga September pendaki Gunung Rinjani akan didominasi turis asing.
Pendaki Nusantara diprediksi akan mulai ramai saat libur semester, libur hari besar, maupun saat akhir pekan.
Selain itu, TNGR juga meminta para pendaki untuk mematuhi rambu-rambu dan tanda bahaya yang telah terpasang di sepanjang jalur pendakian Gunung Rinjani.
Baca: Update Klasemen Sementara Liga 1 Indonesia 2019 Pekan 10 Setelah Hasil Bali United vs PSS Sleman
Baca: Tolak Tawaran 5 Klub, Kiper Terbuang Liverpool Ini Nyaman Jadi Pemain Pinjaman
Baca: Jadwal Live Streaming ICC 2019 Pekan Ini di TVRI, Real Madrid Wajib Menang Lawan Arsenal
SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Moh Faozal.
Menurutnya, wacana tersebut tidak menjadi prioritas dalam program yang disiapkan untuk Rinjani.
“Fokus kita adalah perbaikan manajemen pendakian. Khususnya, pada sistem e-Tiketing. Selain itu, kita juga akan membenahi pengelolaan sampah dan perbaikan sarana prasarana jalur pendakian,” kata Faozal, Kamis (20/6/2019).
Ditambahkannya, para pendaki sudah bisa beraktivitas normal di gunung ini sejak 14 Juni.
Ada dua jalur pendakian yang dibuka. Pertama jalur Sembalun dan Senaru. Kuota masing-masing jalur sebanyak 150 orang per hari.
“Ada juga jalur Aik Berik dan Timbanuh. Masing-masing jalur ini diberikan kuota 100 orang per hari. Buat memudahkan para calon pendaki, tiket dapat dibeli via e-Rinjani. Ini bisa diakses dengan mengunduh aplikasi di playstore,” kata Faozal.
Hanya saja, karena mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan, pendakian untuk sementara dibatasi.
Pendaki hanya bisa sampai di Plawangan. Mereka tidak diperkenankan menuju puncak dan Segara anak.
“Kami berharap para pendaki tidak terganggung dengan kabar yang telah terlanjur beredar. Pendaki bisa beraktivitas dengan normal. Yang menjadi perhatian kita adalah kemudahan dan kenyamanan para pendaki,” paparnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com