Ketum Parpol Pendukung Jokowi Bertemu: Begini Kata Pengamat Politik
Sebagian ketua umum partai politik koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Aminberkumpul di kantor DPP Nasdem, Senin (22/7/2019).
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Soliditas hingga tolak anggota baru Tepat pukul 21.00 WIB, konferensi pers dimulai. Empat ketum parpol itu duduk berimpitan dengan meja di depannya. Sementara di belakang mereka berdiri sekretaris jenderal partai masing-masing.
Tidak tampak ketua umum atau elite parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf lain, misalnya PDI Perjuangan, Hanura, Perindo, PSI, dan PBB. Airlangga yang mendapatkan kesempatan berbicara pertama mengatakan, koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf tidak memiliki sekat dan tetap solid mendukung pemerintahan lima tahun ke depan.
"Komitmen kami mendukung pemerintahan Pak Jokowi lima tahun ke depan bulat dan solid serta konsisten. Ini menunjukkan bahwa tidak ada sekat antara partai-partai pendukung pemerintah," ujar Airlangga.
Baca: Menakar Makna Pengucapan Leluhur Minahasa
Dengan soliditas ini, lanjut Airlangga, sesama anggota koalisi Jokowi-Ma'ruf akan terus membangun komunikasi demi melancarkan agenda-agenda politik ke depan. Airlangga juga berharap soliditas dapat terus terjaga. Seluruh dinamika politik yang ada pun akan diputuskan lewat keputusan yang kolektif kolegial.
Sementara itu, Surya Paloh menegaskan, pertemuan yang membahas soliditas ini tidak ada hubunganya dengan ada atau tidaknya gesekan antarparpol. Ia menuturkan, seluruh parpol koalisi Jokowi-Ma'ruf masih bersama Presiden Jokowi.
"Kami masih berada di bawah naungan kebersamaan dalam koalisi pengusung pemerintahan ini, tetap harus bisa mempertahankan nilai-nilai soliditas yang kami miliki," tutur Surya. Senada dengan Airlangga dan Surya, Muhaimin atau yang akrab disapa Cak Imin juga menyatakan soliditas antarparpol koalisi Jokowi-Ma'ruf harus terus terjaga. Ia berharap, soliditas itu tidak terpecah karena polemik terkait isu rebutan jabatan.
"Pertemuan antarpartai koalisi yang menyukseskan Jokowi-Ma'ruf ini mutlak dan harus terjaga dengan baik. Jangan sampai berita-berita yang muncul menyebabkan koalisi antara kita terpecah," ujar Cak Imin. Dia menuturkan, isu yang muncul di masyarakat saat ini, seperti rebutan jabatan menteri dan ketua serta pimpinan MPR periode 2019-2023 seolah-olah benar terjadi di dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.
"Kita diadu seolah-olah rebutan apa, padahal enggak ada sama sekali. Enggak ada perebutan (jabatan) antarpartai atau koalisi. Solidaritas koalisi Jokowi lima tahun ke depan akan terus dijaga," lanjut dia. Cak Imin juga meminta parpol koalisi untuk menomorduakan ego masing-masing terkait jabatan di kementerian atau lembaga pemerintah untuk periode mendatang.
Menurutnya, ego partai akan mengganggu produktivitas dan soliditas koalisi. Jika ada permasalahan dalam koalisi, lanjutnya, ia berharap dapat diselesaikan secara musyawarah. Prinsipnya, kebersamaan dan soliditas parpol menjadi kunci sukses pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan.
"Apa pun perkembangan ke depan, kita sikapi secara musyawarah bersama-sama, termasuk apakah koalisi dikembangkan atau tidak insya Allah sepakat bersama-sama dan diskusi," ujar dia. Suharso pun mengatakan hal senada.
Ia mengaku hingga kini partai koalisi Jokowi-Ma'ruf belum membahas kemungkinan oposisi masuk ke kursi pemerintahan. Kini, yang menjadi fokus koalisi adalah menguatkan soliditas dan kesatuan antarpartai koalisi.
"Kami punya satu kesimpulan sementara, kita belum mengagendakan hal semacam itu (masuknya oposisi) jadi mungkin ada waktunya," kata Suharso. "Kami ingin kekentalan koalisi itu semakin erat dan soliditas terjaga," kata dia.
Koalisi dalam koalisi? Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, cukup heran dengan konferensi pers empat ketum parpol ini. Sebab, ia menilai, tidak ada latar belakang peristiwa yang sangat kuat saat ini sehingga Surya Paloh, Cak Imin, Airlangga, dan Suharso mesti menggelar konferensi pers khusus dan berbicara mengenai soliditas di antara sesama parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.
Syarif justru lebih melihat keempat ketum parpol ini telah membentuk koalisi di dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf. Dasar terbentuknya mereka diprediksi hanya satu, yakni tidak ingin ada parpol baru masuk ke dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.
"Terlihatnya memang seperti ada koalisi di dalam koalisi. Pertemuan itu menimbulkan pertanyaan penting kenapa PDI-P tidak hadir? Soliditas yang mereka bicarakan itu pun maknanya tersirat. Pesannya kepada Jokowi adalah jangan memberikan karpet merah kepada mereka (partai pendukung Prabowo-Sandiaga)," ujar Adi saat dihubungi via telepon, Selasa malam.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/pengamat-politik-alfons-kimbal.jpg)