Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gerhana Bulan

Selain Membangunkan Orang, Pohon Pun Dipukul Saat Gerhana Bulan Sebagian, Sudah Menjadi Tradisi

Ada berbagai hal yang biasa dilakukan warga di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, ikut menikmati terjadinya gerhana bulan yang terjadi pagi ini, Rabu

Hoaxorfact.com
Super blood moon, gerhana bulan total akan terjadi 28 Juli 2018 lalu. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada berbagai hal yang biasa dilakukan warga di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, ikut menikmati terjadinya gerhana bulan yang terjadi pagi ini, Rabu (17/7/2019).

Kebiasaan yang mereka lakukan mulai dari membangunkan anak-anaknya yang sedang tidur, untuk menyaksikan langsung peristiwa langka tersebut.

Ada juga tradisi lain yakni membangunkan hewan ternak yang tidur dan memukul-mukul pepohonan yang juga dianggap sedang tidur.

Seperti yang dilakukan Muslimah, warga Dusun Sumber, Desa Lancar, Kecamatan Larangan. Setelah mengetahui gerhana bulan, Muslimah keluar rumah, kemudian membangunkan ternak kambing dan ayam di kandangnya.

Setelah memastikan semua hewan ternaknya bangun, Muslimah kemudian membangunkan beberapa pepohonan yang ada di depan rumahnya.

Baca: Pramugari Dipaksa Layani Bos, Kalau Mau Terbang Harus Main dengan Direksi Maskapai

Baca: Terbukti Bersalah Miliki Narkoba, Steve Emmanuel Divonis 9 Tahun Penjara

Baca: Beredar Video, Benarkah Ahok & Puput Makan Bersama dengan Veronica Tan, Simak Kebersamaan Mereka

Baca: Partai Gerindra Digugat 14 Caleg di Pengadilan, Keponakan Prabowo dan Mulan Jameela Masuk Daftar

Baca: Penyebab Habib Rizieq Shihab Tak Bisa Pulang ke Indonesia, Ini Menurut Pakar

"Kalau membangunkan ayam dan kambing, cukup dipukul dinding kandangnya saja. Kalau pepohonan, yang kecil bisa digoyang-goyang rantingnya. Sedangkan pohon yang besar, harus dipukul dengan kayu," ujar Muslimah, saat ditemui di halaman rumahnya sambil menyaksikan gerhana bulan.

Tradisi itu, menurut Muslimah, sudah ada sejak dirinya masih kecil dan terus dilestarikan hingga sekarang.

Orang tua dan kakek neneknya, juga melakukan tradisi yang sama. Bahkan, dulu sampai pukul-pukul kentongan tengah malam.

Baca: Reaksi Steve Emmanuel Ketika Mendengar Vonis Hakim 9 Tahun Penjara

Baca: Sejoli PNS yang Bukan Suami Bikin Video Panas, Hasil Pemeriksaan Temukan Banyak Fakta, Apa Saja?

Baca: Siswa dan Guru Terluka di Bagian Kepala, Korban Gempa Bumi Berkekuatan 5,8 Pada SR

Baca: Kanit Ditreskrimsus Polda Dilaporkan Ibu Bhayangkari ke Polisi, Ditemukan Lima Video Panas

Baca: BPJS Ketenagakerjaan Berikan Penghargaan Kepada Pemerintah Kabupaten Kota di Sulut Ini Alasannya

"Kalau dulu, ramai orang pukul kentongan. Bahkan disiarkan melalui pengeras suara di surau-surau dan masjid agar masyarakat bangun dan membangunkan ternak serta pepohonan," imbuh Muslimah.

Tradisi yang mulai punah

Perempuan paruh baya ini melihat, tradisi seperti itu sudah mulai punah. Kesibukan orang-orang untuk membangunkan ternak dan pepohonan sudah banyak tidak dilakukan oleh warga.

Entah apa faktornya, Muslimah juga tidak tahu. Padahal, ada pesan dan makna tersirat dari tradisi tersebut.

"Kata kakek saya, gerhana bulan itu terjadi karena perasaan sakitnya bulan atas meninggalnya keturunan nabi. Maka seluruh mahluk, termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan harus dibangunkan untuk ikut merasakan duka pula," ungkapnya.

Lain lagi bagi Maskur, warga Desa Montok, Kecamatan Larangan. Menurut Maskur, membangunkan hewan ternak dan pepohonan saat gerhana bulan, agar ternak tidak mudah diserang penyakit dan semakin mudah beranak-pinak.

Kalau membangunkan pepohonan, agar yang tidak pernah berbuah lekas berbuah, dan yang berbuah sedikit bisa berbuah banyak.

Amiruddin, salah satu tokoh agama mengatakan, dalam Islam tidak dikenal adanya tradisi membangunkan hewan ternak dan pepohonan dengan maksud dan tujuan tertentu.

Yang ada, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana bulan di rumahnya masing-masing.

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak kalimat-kalimat bagus, seperti salawat dan membaca Al Quran.

"Selama tradisi itu tidak melanggar syariat, dibiarkan saja. Tapi, agama menganjurkan agar ketika gerhana bulan, shalat gerhana bulan saja, tidak perlu melakukan yang aneh-aneh," ungkap Amiruddin.

Hai Guys! Berita ini ada juga di KOMPAS.com

Fakta-Fakta Gerhana Bulan Sebagian

Gerhana Bulan Sebagian atau parsial bakal terjadi malam ini, Rabu (17/7/2019) dini hari.

Gerhana bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.

Peristiwan yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi.

Gerhana Bulan Sebagian yang terjadi malam ini merupakan momen langka.

Berikut fakta-fakta Gerhana Bulan Sebagian yang terjadi malam ini:

1. Dapat Diamati dari Indonesia

Gerhana Bulan Sebagian merupakan salah satu gerhana yang terjadi di tahun ini.

Dari lima gerhana itu, hanya dua gerhana yang bisa diamati dari Indonesia.

Dikutip dari siaran pers Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), berikut lima gerhana yang sudah atau diprediksi terjadi tahun 2019 ini:

Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 5-6 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,

Gerhana Bulan Total (GBT) 21 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,

Gerhana Matahari Total (GMT) 2 Juli 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,

Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 17 Juli 2019 yang dapat diamati dari Indonesia,

Gerhana Matahari Cincin (GMC) 26 Desember 2019 yang dapat diamati dari Indonesia.

2. Berlangsung Selama 2 Jam 58,8 Menit

Gerhana Bulan Sebagiana malam nanti bakal berlangsung selama 2 jam 58,8 menit.

Proses itu mulai dari mulainya gerhana hingga gerhana berakhir.

3. Puncak Gerhana pada Pukul 04.30 WIB.

Dikutip dari postingan akun twitter Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Gerhana Bulan Sebagian mulai bisa diamati 01.43 WIB.

Sementara puncak Gerhana Bulan Sebagian terjadi pada pukul 04.30 WIB.

Gerhana Bulan Sebagian ini akan berakhir pada pukul 05.59 WIB.

4. Dapat Dilihat dengan Mata Telanjang

Dikutip dari laman resmi Planetarium dan Observarium Jakarta, peristiwa Gerhana Bulan Sebagian (GBS) aman dilihat dengan mata telanjang tanpa alat bantu binokuler (kèkeran) atau teleskop.

Melihat Gerhana Bulan Sebagian dengan mata telanjang ini tidak berbahaya bagi kesehatan mata.

Namun, tatkala melihat dengan alat bantu optik dan mengamati Bulan ketika fase purnama tentu menyilaukan.

Jadi, tidak pula disarankan berlama-lama menatapnya, terlebih saat cerah. Bagi sebagian masyarakat, dampak silau terkadang membuat pusing.

Link Live Streaming

Gerhana Bulan Sebagian dapat Anda saksikan secara live streaming.

Salah satu lembaga yang menggelar live streaming pengamatan Gerhana Bulan Sebagain adalah Planetorium dan Observarium DKI Jakarta.

Live streaming disiarkan di YouTube Planetarium dan Observarium jakarta di link berikut ini: Link

Cara Memotret Gerhana Bulan Sebagian Dini Hari Nanti Pakai HP, Yuk Coba!

Berikut ini cara dan tips untuk memotret Gerhana Bulan Sebagian yang Tribunnews rangkum dari berbagai sumber

1. Gunakan Tripod

Tripod merupakan alat yang wajib untuk memotret Gerhana Bulan Sebagian.

Hal itu dikarenakan, memotret gerhana bulan sebagian harus menggunakan teknik kecepatan yang lamban.

Agar gambar yang dihasilkan tidak goyang, maka tripod bisa digunakan.

Jika tidak ada tripod, kamu bisa meletakkan ponsel dengan kamera yang menghadap subjek ke tempat yang stabil.

Atau jika tidak ada tempat untuk meletakkan HP, kamu bisa memegang ponsel dengan tangan yang bersandar pada benda atau tempat yang stabil seperti pagar rumah atau meja.

2. Gunakan setingan manual

Atur ISO di angka 100 atau 200 lalu kecepatan bidikan bisa kamu coba di 1/60 detik atau sesuaikan dengan kebutuhan.

Setingan ISO yang rendah berguna untuk mengurangi noise (bintik-bintik) yang mengganggu.

Jika gambar terlalu gelap, kamu bisa menaikkan ISO satu step lebih besar.

Meski cahaya bulan tampak terang di mata kita, tapi di lensa kamera harus menangkap cahaya lebih lama, sehingga perlu lebih lama.

Namun ingat, bulan adalah benda bergerak sehingga tak bisa dipotret pakai speed yang terlalu lambat, karena akan menjadi tidak fokus dan tajam.

Tanpa setting manual, kamu bisa berkreasi dengan fitur kamera yang tersedia.

Kamu bisa mainkan White Balance, Exposure, atau bahkan filter-filter.

3. Gunakan aksesori lensa tele

Karena bulan jaraknya sangat jauh, terkadang fitur zoom di HP tidak memadai.

Kamu bisa menggunakan aksesori lensa tele tambahan yang dijepitkan di kamera HP.

4. Kunci fokus

Saat menggunakan setingan manual, kamu bisa mengunci titik fokus sesuka hati.

Kamu bisa mengatur fokus di objek bulan agar titik fokus berpusat pada gerhana bulan sebagian.

5. Berkreasi

Karena bulan adalah objek tunggal, maka kamu bisa mengkombinasikan dengan menggunakan foreground sebagai kombinasi.

Dengan menggunakan foreground, gambar yang kamu dapatkan akan lebih terlihat hidup dan berdimensi.

6. Gunakan timelapse

Karena gerhana bulan terjadi dalam beberapa tahap, kamu bisa menggunakan timelapse.

Jika ponselmu tidak tersedia fitur ini, kamu bisa menggunakan aplikasi lain seperti framelapse.

Aplikasi framelapse untuk Android bisa di unduh di sini.

7. Jangan cepat puas

Jika sudah menemukan setingan manual dan gambar yang bagus, kamu baiknya jangan puas terlebih dahulu.

Kamu bisa mengambil angle berbeda atau kreasi yang berbeda agar mempunyai banyak hasil yang bisa kamu dapatkan.

Selamat mencoba Tribunners!

(Tribunnews.com/Daryono/Rhenald/Sri Juliati)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta-fakta Gerhana Bulan Sebagian Malam Ini, Link Live Streaming hingga Dilihat Mata Telanjang dan di banjarmasinpost.co.id dengan judul Ternyata Setiap Gerhana Bulan, Warga Madura Bangunkan Ternak dan Pohon, Ini Tujuannya

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved