Ekonomi dan Bisnis
Ini Keunggulan KEK Bitung, Hambatan serta Peluang Tantangannya
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung bisa dibilang KEK unik di Indonesia.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung bisa dibilang KEK unik di Indonesia.
Kenapa demikian? Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Djenny Karouw, KEK Bitung satu-satunya dari 12 KEK yang murni diusulkan pemerintah daerah.
"Kalau yang lain, direkomendasikan pusat, diminta swasta, usulan BUMN atau kolaborasi para pihak," kata Karouw dalam Seminar Nasional "Mendorong Investasi yang Mendukung Sektor Industri di Provinsi Sulut," di gedung Kantor BI Sulut, Senin (15/07/2019).
Selain itu, KEK Bitung nantinya akan menjadi pusat industri perikanan, pengolahan kelapa, farmasi dan logistik.
"Sementara di KEK lainnya, hanya pariwisata, atau logistik saja. Misalnya Morotai dan Palu," ujarnya.
Ia cerita, KEK Bitung sudah ditetapkan sejak tahun 2014 namun baru diresmikan 1 April 2019 oleh Presiden RI Joko Widodo.
Persoalan status lahan menjadi faktor kenapa KEK Bitung berjalan lambat. Total area KEK nantinya 534 hektar. 92 ha di antaranya, tanah milik negara yang dulunya berstatus HGU.
"HGU berakhir tahun 2001 silam," ujarnya.
BERITA POPULER
Baca: Kisah Cinta Guru SD dan Muridnya, Ketika Main di Kelas Dijaga Siswa Lainnya
Baca: Dikabarkan Keluar dari Pesbukers, Ayu Ting Ting Kepergok Bersama Syamsul Arief di Singapura
Baca: Pesulap Bernama Pak Tarno Menikah Dengan Pramugari Cantik, Ini Kisahnya
Proses alih status dan penetapan soal status hukum kepemilikan tanah tak semudah membalik telapak tangan.
"Kami juga baru tahu meskipun status tanah milik negara tapi tak mudah juga langsung menggunakannya," kata Djenny.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk mengurus status hukum lahan KEK.
Karena itu, kata dia, KEK Bitung segera digenjot agar bisa menjadi motor penggerak investasi dan industri Sulut.
Dengan adanya industri pengolahan ikan dan kelapa, Sulut tak akan terpengaruh dengan harga komoditas kelapa dan ikan.
"Industri perikanan kita lagi lemah dari 14 industri besar di Indoenesia, 50 persen ada di Bitung. Itu tantangan sekaligus peluang," ujarnya.(ndo)
Follow Instagram Tribun Manado
Tonton dan Subscribe Tribun Manado TV