Gempa Hari Ini
Gempa 7,2 SR di Halmahera, Ahli Tsunami: Energi Setara dengan 50 Kali Bom Hiroshima
runtuhan akibat gempa dengan aktivitas sesar mendatar sebesar 70 x 18 kilometer dengan slip 2,8 meter.
Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba ketika dihubungi Kompas.com menjelaskan, warga yang mengungsi adalah mereka yang tinggal di wilayah pesisir dalam kota Labuha karena takut adanya tsunami.
“Ada ribuan yang mengungsi dan mereka rata-rata berasal dari dalam kota Labuha yang rumahnya dekat pesisir,” kata Bupati Bahrian saat dihubungi melalui telepon seluler.
Hingga saat ini, kata bupati, ada lima yang menjadi titik pengungsian warga, di antaranya kawasan rumah dinas DPRD, kantor bupati, polres dan masjid raya Al Khairat Halmahera Selatan.
Mereka melakukan evakuasi mandiri juga ke rumah keluarga maupun kerabat yang berada di daerah ketinggian.
Sampai malam ini, Pemkab Halmahera Selatan masih fokus menangani warga yang berada di pengungsian.
Sementara untuk kecamatan dan desa-desa yang terkena dampak gempa bumi, katanya, saat ini sedang ditangani camat dan kades.
“Besok baru kita turunkan tim ke daerah luar karena malam ini kita masih fokus menangani pengungsi bersama beberapa instansi lainnya,” kata Bupati Bahrain.=
Satu Warga Dikabarkan Tewas dalam Gempa di Maluku Utara
Satu warga di Kecamatan Gane, Kabupaten Halmahera Selatan, dikabarkan meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan pasca-gempa Minggu (14/07/2019) sore tadi.
Warga tersebut adalah perempuan bernama Aisya, umur sekitar 58 tahun.
“Ada satu korban meninggal dunia di Gane Luar namanya Aisya, tertimpa bangunan,” kata Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (14/07/2019).
Selain korban meninggal, ada juga korban luka-luka, namun sejauh ini jumlahnya belum dapat dipastikan.
Sementara untuk bangunan rusak, bupati perkirakan ada sekitar ratusan unit.
Kerusakan bangunan itu tersebar di antaranya di Kecamatan Gane Barat, Kecamatan Gane Timur, Kecamatan Bacan Timur Tengah, Kecamatan Gane Barat Selatan dan Pulau Joronga.
Kerusakan itu katanya bervariasi mulai dari rusak ringan, sedang hingga berat.
“Bisa ratusan, karena ada rumah yang rata tanah, bahkan ada satu desa, yaitu di Desa Wayatim ada sekitar 60 rumah yang rusak,” kata bupati.