Sutopo Purwo Nugroho Meninggal
Kejadian Aneh di Liang Lahat Sutopo Purwo Nugroho BNPB, Penggali Kubur Sampai Bilang Begini
Ada kejadian aneh yang terjadi di liang lahat yang akan ditempati Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada kejadian aneh yang terjadi di liang lahat yang akan ditempati Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB.
Kejadian aneh itu diungkapkan oleh penggali kuburnya. Inikah ciri orang baik?
Cerita penggali kubur almarhum Sutopo Purwo Nugroho BNPB di Boyolali Jawa Tengah, Senin 8 Juli 2019 jadi viral.
Penggali kubur itu mengaku mengalami kejadian aneh saat menggali kubur untuk Sutopo Purwo Nugroho BNPB.
Dia mengaku sangat mudah menggali kubur Sutopo.
Biasanya 4 jam, bahkan kadang seharian, ini cuma 2 jam.
"Mungkin saking baiknya almarhum Pak Sutopo."
Baca: Sutopo Purwo Nugroho Meninggal karena Kanker Paru, Bedak Tabur Bisa Jadi Pemicu? Ini Faktanya
Baca: Kapolda Sulut Kunjungi Pulau Terluar NKRI, Sesaat Nikmati Pemandangan Alam di Tanjung Miangas
Baca: Kisah Sutopo Purwo Nugroho, Bersyukur Walau Sakit Kanker, Pernah Beri Semangat untuk Ani Yudhoyono
Praktis, penggalian tanah di tempat pemakaman umum (TPU) Sasonolayu, Kabupaten Boyolali hanya membutuhkan waktu singkat.
Makam itu akan digunakan untuk tempat peristirahatan terakhir Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Senin (8/7/2019).
Di balik penggalian tanah di TPU Sasonoloyo, Jalan Perintis Kemerdekaan itu, ada seorang sosok penting bernama, Suwarto (56).
Pak Warto sapaan akrabnya yang menjadi Ketua Tim Penggali Kubur di TPU Sasonolayu itu, mengaku hanya membutuhkan waktu singkat untuk menggali tanah selebar 1,5x2,5 meter dengan kedalaman 1,5 meter lebih.
"Biasanya 4 jam lebih, bahkan ada yang seharian," ungkapnya kepada TribunSolo.com.
"Makam Pak Sutopo mudah digali hanya 2 jam lebih," aku dia membeberkan.
Pria yang sudah 15 tahun menjadi penggali kubur itu menerangkan, tanah di TPU Sasonolayu yang tidak jauh dari rumah duka di Jalan Jambu RT 7, RW 9, Kampung Surodadi, Kelurahan Siswodipuran, Kabupaten Boyolali, mempunyai tekstur tanah keras.
"Bentuknya padas, banyak batu besar saat menggali, tapi makam Pak Sutopo hanya kerikil kecil, Alhamdulillah cepat," terang dia.
Hal senada juga dijelaskan Suparno.
Pria 71 tahun yang ikut menggali tanah peristirahatan terakhir untuk Sutopo itu menuturkan, penggalian tanah sangat mudah.
"Ya mungkin karena kebaikan Pak Sutopo semasa hidup, bermanfaat untuk banyak orang di Indonesia," tuturnya.
"Tanahnya itu gembur (tidak keras), jadinya menggalinya mudah banget," papar dia menekankan.
Sebelumnya, Sutopo meninggal dunia akibat kanker paru-paru di rumah sakit di Guangzhou, China pada pada pukul 02.00 waktu setempat.
Almarhum yang merupakan orang asli Boyolali itu kini meninggalkan seorang istri, Retno Utami Yulianingsih, dua orang anak serta orang tua Sutopo Sri Rusmandari dan Suharsono.
Selain itu, juga ada cerita menarik dari orang yang mengangkat peti mati.
Afresia Jembar Brata satu dari sejumlah orang yang mengangkat peti jenaza Sutopo, mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak merasakan berat ketika menggotongnya dari dalam ambulans.
BERITA POPULER:
Baca: Pesulap Bernama Pak Tarno Menikah Dengan Pramugari Cantik, Ini Kisahnya
Baca: Ini yang Bikin Sutopo Kena Kanker Paru-paru, Meski tak Merokok dan Pola Hidup Sehat
Baca: Hari Pengucapan Syukur, Korban dan Tersangka Berkelahi dan Akhirnya Harus Ada Yang Meninggal Dunia
"Sama sekali gak berat, enteng banget itu peti jenazahnya," ujar Afresia pada TribunJakarta.com di kediaman almarhum Sutopo, Minggu (7/7/2019).
Lanjut Afresia, dirinya yang juga merupakan petugas BNPB seperti merasakan kehilangan yang mendalam ketika mengangkat peti jenazah Sutopo.
"Kayak ada yang hilang pas ngangkatnya, beneran. Kayak gak nyangka peti jenazah yang saya angkat ini di dalamnya berisi pak Topo," ujar Afresia.
Terakhir, Afresia mengatakan sosok Sutopo baginya merupakan suri tauladan yang sangat baik semasa hidup hingga akhir hayatnya.
"Pastinya saya sendiri sangat merasa kehilangan, beliau merupakan suri tauladan yang sangat baik semasa hidup hingga akhir hayatnya," tandasnya.
Kedatangan Jenazah Sutopo BNPB di Boyolali, Banjir Isak Tangis
Jenazah Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho baru saja tiba di kediaman pada Senin (8/7/2019) pukul 07.27 WIB.
Rumah kediaman Sutopo berada di Jalan Jambu RT 7, RW 9, Desa Surodadi, Kelurahan Siswodipuran, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Pantauan dari TribunSolo.com di lapangan, kedatangan jenazah di Boyolali tersebut diiringi isak tangis sang istri,Retno Utami.
Sementara itu di lokasi rumah duka Sutopo yang juga tempat kelahiran Sutopo ini sudah terlihat ramai sejak pukul pagi untuk menyambut kedatangan Sutopo.
Kedatangan Jenazah di rumah Sutopo di sambut oleh pelayat, Badan Penanggulanagan Bencana Daerah (BPBD) atau relawan BPBD dari berbagai daerah , TNI, dan Polri.
Jajaran TNI dan BPBD sudah mulai berbaris di sepanjang jalan masuk rumah ketika jenazah Sutopo tiba untuk memberikan penghormatan.
Sebagai bentuk penghormatan para pelayat menyolatkan jenazah di rumah duka.
Sebelum sakit kanker paru-paru Sutopo kerap pulang ke Boyolali untuk mengunjungi ibundanya, Sri Roosmandari.
Sementara itu pada pukul 08.00 WIB akan dilakukan prosesi pesemayamaan.
Jenazah Sutopo rencananya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sasonolayu, Siswodipuran sekitar pukul 09.30 WIB.

Baca: Benjolan di Leher Raffi Ahmad Dikaitkan Sakit Olga Syahputra, Mertua Nagita Slavina, Amy Lakukan Ini
Pelayat Untuk Sutopo BNPB Membanjiri Rumah Duka di Boyolali
Jenazah Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dikabarkanakan disemayamkan di rumah duka di Boyolali.
Pantauan TribunSolo.com di lokasi, rumah duka yang terletak di Jalan Jambu RT 7, RW 9, Desa Surodadi, Kelurahan Siswodipuran, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sudah mulai ramai dipadati pelayat.
Lokasi rumah duka yang juga sebagai tempat kelahiran Sutopo ini sudah terlihat ramai sejak pagi untuk menyambut kedatangan jenazah Sutopo dari Bandara Adi Soemarmo pada Senin (8/7/2019).
Terlihat kursi-kursi yang berjejer sudah mulai penuh oleh pelayat.
Hadir pula saudara dan kolega dari berbagai instasi di sekitar Boyolali.
Karangan ucapan bela sungkawa dari kerabat dan alumni sudah memenuhi sepanjang jalan masuk rumah Sutopo.
Sementara itu BPBD Solo, Boyolali dan Kodim 0724/Boyolali menjemput jenazah Sutopo Purwo Nugroho di Bandara Adi Soemarmo, Senin (8/7/2019) pagi.
Persiapan penjemputan dilakukan mulai pukul 05.00 WIB, anggota BPBD sudah berada di lokasi Bandara Adi Soemarmo Solo di Boyolali.
Jenazah berangkat dari Bandara Adi Sumarmo 06.43 WIB dengan pengawalan patwal dari pihak kepolisian.
Anggota BPBD dan kepolisian beserta Komandan Kodim 0724/Boyolali Letkol Kav Herman Taryaman juga ikut dalam rombongan penjemputan tersebut.

Begitu jenazah datang di Bandara Adi Soemarmo Solo di Boyolali langsung dibawa oleh Ambulance menuju rumah duka di Boyolali.
Mengetahui, Sutopo meninggal dunia dalam perjuangannya melawan kanker paru kemarin di Guangzhou, China.
Dirinya sudah didiagnosis penyakit kanker paru-paru sejak awal Desember 2017.
Selama melawan sakitnya Sutopo dikenal tetap masih rajin bekerja.
Bekerja adalah cara yang dia pilih untuk melupakan atau meringankan rasa sakitnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Viral Kisah Penggali Kubur Sutopo BNPB di Boyolali 'Tanahnya Mudah Digali, Sangat Cepat, Orang Baik'
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Kejadian Aneh di Liang Lahat Sutopo Purwo Nugroho BNPB Diungkap Penggali Kubur, Ciri Orang Baik?,
Tonton: