NEWS
TERNYATA Siswi SD Dihabisi karena Menolak Lakukan Ini, Pelaku Punya 2 Karung Celana Dalam Perempuan
Bocah berusia 8 tahun itu ditemukan tak benyawa di dalam bak kamar mandi.Dari hasil penyelidikan polisi, terungkap sudah siapa yang menghabisisi bocah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Siswi SD menjadi korban pembunuhan.
Bocah berusia 8 tahun itu ditemukan tak benyawa di dalam bak kamar mandi.
Dari hasil penyelidikan polisi, terungkap sudah siapa yang menghabisi bocah itu.
Selain itu juga terungkap apa motif si pelaku menghilangkan nyawa anak SD tersebut.
Dan dari hasil penyelidikan pun terungkap fakta baru.
Apa itu?
Berikut ulasannya.
Kepolisian Resor Bogor (Polres Bogor) telah menetapkan tersangka H alias Yanto (23) pembunuh bocah berusia 8 tahun FA, di Megamendung, Puncak, Bogor.
Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar AM Dicky mengatakan, tersangka membunuh korban dengan merendam tubuh korban ke dalam bak kamar mandi.
"Pelaku mencelup dan merendam ke dalam bak mandi karena ini terbukti ada air di paru-parunya," kata di Mapolres Bogor, Cibinong, Jumat (5/7/2019).
Baca: TERUNGKAP, Ternyata Ini Alasan Tukang Bubur Habisi Siswi Kelas 2 SD, Pelaku Akui Selalu Dihantui
Baca: Ibu Bocah SD yang Ditemukan Tewas di Bak Kamar Mandi Ternyata Seorang TKW, Ditinggal Sebelum TK
Baca: Fakta-Fakta Kematian Bocah Kelas 2 SD yang Ditemukan di Bak Kamar Mandi,Diduga Dihabisi Tukang Bubur
Menurut Dicky, adapun motif tersangka karena menyukai anak di bawah umur akibat kecanduan nonton film porno.
"Yang bersangkutan itu punya kelainan seksual untuk memenuhi kebutuhan seksualnya karena ada pengaruh film pornografi," terangnya.
Sebelum melancarkan aksinya, tersangka telah menonton film porno kemudian pada pagi hari berjualan.
Sepulang berjualan, ia mengiming-imingi makanan agar mendapat ciuman dari korban.
Tetapi, kali ini ditolak hingga tersangka kesal.
"Pelaku memaksa tetapi kali ini korban berontak, karena panik akhirnya tersangka Y membunuh korban secara spontan," bebernya.
Setelah korban dipastikan meninggal dunia, tersangka Haryanto si tukang bubur mengangkat tubuh korban dan ditelentangkan di atas karpet kontrakannya.
Aksi biadab tersangka Haryanto tak berhenti disitu, ia melanjutkan perbuatan bejatnya dengan menyetubuhi jasad korban yang sudah meninggal dunia.
"Setelah selesai pelaku langsung memasukkan korban ke dalam bak mandi dengan posisi terlentang dan ditutupi dengan karpet dan baju-baju kotor meletakkan ember ember berisi air," terang Kapolres Bogor.
Pengakuan tersangka tentang pencabulan cocok dengan bukti yang ditemukan polisi di lapangan, yakni adanya sperma, celana dalam, perlengkapan mandi dan sandal.
"Penyebab kematian air di paru-paru, benturan memar di sekitar mulut tambah sedikit bekas sperma daripada pelaku jadi setelah dibunuh dilampiaskan ke korban," ujarnya.
Akibat perbuatannya, Yanto diancam dengan pasal 81 dan 82 UU perlindungan anak dan Pasal 338 KUHP dengan ancaman kurungan penjara maksimal seumur hidup.
"Pasal berlapis yang lebih berat UU Perlindungan Anak bisa sampai seumur hidup," jelasnya.
Selain itu ternyata Yanto juga kerap mencuri celana dalam warga di sekitar tempat tinggalnya.
Hal itu baru diketahui oleh keluarga korban saat penyidik dari kepolisian datang untuk memastikan dugaan tersebut, Kamis (4/7/2019) sekitar pukul 15.00 WIB sore.
Sebab, disebutkan bahwa pelaku mengaku memiliki sebanyak 2 karung celana dalam perempuan hasil curian.
"Iya, pelaku katanya punya banyak celana dalam perempuan," kata paman korban, Agus (33) kepada wartawan, Kamis (4/7/2019).
Namun, Agus mengaku belum tahu detil terkait dugaan tersebut.
Dugaan tersebut diperkuat dengan penuturan dari sejumlah warga yang mengaku kerap kehilangan celana dalam saat dijemur di luar rumah.
Seperti yang dikatakan salah satu warga, Emma (30) saat berbincang dengan TribunnewsBogor.com, Kamis (4/7/2019) malam.
"Kehilangan delaman (celana dalam), ada, banyak mas. Iya emang banyak di sini yang suka kehilangan daleman mah," kata Emma.
Namun, dia mengaku bahwa selama ini warga tidak mengetahui pasti penyebab hilangnya celana dalam perempuan milik warga tersebut.
Suara jerit dan tangis memecah kesunyian di lokasi pembunuhan FA di sebuah kontrakan di Desa Cipayung Girang, Megamendung, Kabupaten Bogor.
Suara tangis itu berasal dari Rahmawati, ibu dari FA.
Rahmawati baru saja tiba dari Taiwan, tempat dirinya bekerja sebagai TKW.
Rahmawati tiba di rumahanya yang tak jauh dari lokasi pembunuhan sekitar pukul 18.00 WIB, Kamis (4/7/2019).
Ibu korban histeris di kontrakan yang menjadi TKP penemuan jasad anaknya di Megamendung, Kabupaten Bogor, Kamis (4/7/2019)
Saat itu, Rahmawati memberanikan diri untuk menuju lokasi pembunuhan sang anak, dengan ditemani oleh sejumlah anggota keluarga dan kerabat.
Terpantau dia langsung masuk ke ruangan yang sudah disegel garis polisi yang merupakan tempat penemuan jasad.
Beberapa saat setelah itu, ia keluar menuju ruang tengah kontrakan dan langsung histeris.
Berkali-kali dia menyebut kata 'Teteh' yang merujuk pada nama panggilan anaknya yang menjadi korban pembunuhan tersebut.
Suasana di lokasi yang awalnya hening, secara tiba-tiba ramai oleh para warga yang berdatangan karena mendengar suara histerisnya ibu korban itu.
"Gusti, eling (sadar), astagfirullahaladzim, Allahu Akbar," kata seorang anggota keluarga berkali-kali mencoba menenangkannya.
Sampai akhirnya, ibu korban ini terkulai lemas dikelilingi para anggota keluarga dan kerabat.
Diketahui, Rahmawati merupakan ibu kandung dari FA (8), korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan dalam bak mandi kamar kontrakan pelaku berinisial H (23).
Ia menjadi TKI di Taiwan sebagai perawat khusus lansia kemudian ia mendadak memilih pulang setelah mendapat kabar dari Indonesia terkait putrinya.
Paman korban, Agus (33) mengaku bahwa keluarga FA memang keluarga sederhana, terlebih ayah korban, Taufik, hanyalah petugas teknisi hotel.
Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sebelum FA berumur masuk TK, sang ibu memilih berangkat ke Taiwan menjadi TKI.
Selama ini, FA kerap tinggal di dua lokasi yakni rumah orang tuanya dan rumah kakeknya yang menyatu satu atap dengan kontrakan pelaku di desa yang sama berjarak beberapa ratus meter.
Namun, korban dalam kesehariannya lebih sering tinggal bersama kakek neneknya.
"Dia udah dua kali pergi jadi TKW sejak FA masih kecil, sebelum masuk TK, soalnya sebelumnya sempet pulang dulu sekali. Kalau ditotal-total dia udah 5 tahun jadi TKW di Taiwan," ujar Agu
Sebelumnya, tersangka Yanto menyerahkan diri ke polisi didampingi keluarganya menuju Polsek Moga, Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2019) siang.
Ia kembali ke tempat tinggalnya di Desa Gendoang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang.
Dijelaskan oleh Kasat Reskrim Polres Pemalang, AKP Suhadi, pelaku akhirnya menyerahkan diri karena takut terus merasa dihantui.
“H menyerahkan diri ke Polsek Moga sore tadi, ia mengaku selalu dihantui, dan setelah menceritakan perbuatannya ke keluarganya ia pergi ke Polsek setempat,” papar AKP Suhadi, Rabu (3/7/2019).
Sebelum pulang ke kampung halaman, H sempat bergi ke Surabaya sampai Cirebon, tak lama setelah meninggalkan rumah kontrakannya.
“Setelah ke Surabaya, ia ke Semarang selama satu hari, untuk kemudian ke Cirebon selama satu hari."
"Karena kebingungan akhirnya H pulang ke kampungnya,” ujar AKP Suhadi.
BERITA POPULER:
Baca: Terdapat Potensi Gempa Kekuatan 9 Magnetudo, BMKG Minta Masyarakat Tak Panik
Baca: Tak Lagi Jual Gorengan, Nenek Iro Malah Ikut Syuting Bareng Baim Wong, Honornya Fantastis
Baca: Penipuan Bermodus Video Call, 2 Wanita Manado Peras Korban di Manokwari Hingga Rp 50 Juta
Dijelaskan AKP Suhadi, pelaku nekat membunuh korban lantaran kesal terus diganggu oleh korban saat pulang bekerja.
“Korban merupakan cucu dari pemilik kontrakan, ia mengaku jengkel dan melakukan tindakan kejinya."
"Pemicunya karena pelaku kesal saat pulang berdagang diganggu oleh korban,” papar AKP Suhadi.
Padahal, selama tinggal di kontrakan, H dikenal cukup akrab dengan korban.
Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Ai (50) yang terkadang melihat keakraban antara korban dan pelaku.
Sebelum ditemukan tewas, FA diketahui sempat memukul barang-barang yang dipikul oleh H, yakni alat berjualan bubur.
Meski begitu, Ibu Ai menganggap itu hanya candaan anak-anak.
"Dia ngebrak-ngebrak barang dagangan si H, FA minta uang, namanya juga anak-anak," kata Ai dikutip dari TribunnewsBogor.com, Rabu (3/7/2019).
Keakraban antara korban dan pelaku juga terjadi lantaran rumah kontrakan yang ditinggali pelaku juga ditinggali oleh korban.
Hanya saja, pelaku tinggal di lantai 1 sementara korban dan sang kakek tinggal di lantai 2.
Beberapa kali, Ibu Ai juga mengaku melihat korban diminta membelikan nasi untuk pelaku.
Bahkan pelaku juga memberikan imbalan setelah korban mau diminta membeli nasi.
Beberapa waktu lalu, korban FA juga diketahui sempat iseng menggedor-gedor pintu kontrakan pelaku.
"Itu sampai digedor-gedor pintunya, itu dilihat sama penghuni kontrakan yang lain, karena di kontrakan itu juga ada yang ngontrak yang lain dua orang," katanya.
Kronologi Penemuan Mayat
Dikutip dari TribunnewsBogor, sebelum ditemukan tewas, korban sempat dinyatakan hilang selama 3 hari seusai pergi bermain, Sabtu (29/6/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.
Sampai akhirnya, pencarian keluarga korban berujung pada rumah kontrakan pelaku, setelah mencium bau tak sedap, Selasa (2/7/2019).
Korban pertama kali ditemukan oleh Didin, sang kakek yang telah mencarinya sejak tiga hari lalu.
Didin awalnya mengaku mencium bau tak sedap di dalam rumah kontrakan di samping rumahnya.
Rumah kontrakan tersebut milik pria berinisial H.
Namun H diketahui tidak sedang berada di rumah saat Didin ingin mengecek sumber bau tersebut.
Sampai akhirnya, Didin mendobrak pintu kontrakan dan masuk ke dalam rumah itu.
Ia kaget lantaran di rumah tersebut, ia melihat jasad sang cucu yang selama ini dicarinya.
Jasad cucunya itu ada di dalam bak kamar mandi dalam keadaan meninggal dunia.
"Korban FA sudah dalam kondisi meninggal dunia saat ditemukan," kata Kapolsek Megamendung, AKP Asep Darajat, Selasa (2/7/2019) malam.
Saat ditemukan, korban dalam keadaan dibalut kain, sarung dan juga ditutupi ember.
"Posisi waktu ditemukan itu di dalam bak, ditutupi kain, sarung, ditutupi ember. Dia masih pakai baju," kata Asep.
Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Polisi Sebut Motif Pelaku Pembunuhan Bocah 8 Tahun karena Kelainan Seksual" dan dari tribunnewsbogor.com dengan judul Fakta Baru Pembunuhan Bocah SD, Pelaku Simpan 2 Karung Celana Dalam Wanita Hingga Sang Ibu Histeris
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul TERNYATA Bocah 8 Dihabisi karena Menolak Melayani Nafsu Pelaku Yanto, Ditemukan Sperma di TKP,
Tonton: