Cristiano Ronaldo
Disangka Sombong, Ternyata Ini Sifat Asli Cristiano Ronaldo
Banyak yang menyangka Cristiano Ronaldo sebagai seseorang yang sombong, narsis, dan mau menang sendiri.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Banyak yang menyangka Cristiano Ronaldo sebagai seseorang yang sombong, narsis, dan mau menang sendiri.
Hal itu wajar mungkin karena gerak-gerik pemain klub Juventus itu memang seperti gerak-geriknya orang sombong.
Apalagi muka pemain berjulukan CR7 ini terlihat seperti sedang meremehkan orang lain.
Salah satu orang yang menyangka Ronaldo sombong dan sengak adalah koresponden harian The Strait Times di Singapore, David Lee. Namun pandangannya itu berubah pada Kamis (4/7).
Lee bertemu langsung dengan Ronaldo, saat dia meliput kedatangan pesepak bola Portugis ini ke sekolah dasar (SD) Yumin dan Chongzeng.
"Tidak seperti 'burung merak Portugis' yang berjalan angkuh dengan mengembangkan sayapnya secara narsis di lapangan hijau, Ronaldo sangat mudah didekati. Dia begitu royal membagi pelukan dan tos kepada para murid," kata Lee dalam laporanya untuk harian negeri jiran tersebut.
Satu hal lagi yang membuat Lee takjub adalah bahasa Inggris Ronaldo sangat fasih. Tidak seperti yang dibayangkannya selama ini.
Motivator
Kedatangan Ronaldo ke sekolah itu untuk membantu Singapore Olympic Foundation-Peter Lim Scholarship, dalam memberikan motivasi kepada para murid. Untuk informasi, kebanyakan siswa di sekolah tersebut berasal dari keluarga tak mampu.
CR7 dianggap motivator yang tepat, mengingat dia juga berasal dari keluarga miskin. Ayah Ronaldo dulu hanya seorang pekerja kontrak di klub sepak bola Madeira. Sedangkan sang ibu hanya seorang tukang masak.
Sekitar 1.000 anak murid kedua sekolah itu seakan tak percaya dengan pandangan mereka sendiri, ketika Ronaldo masuk ke aula.
Namun mereka segera sadar dan meneriakkan nama pesepak bola berusia 34 tahun itu. "Ronaldo...Ronaldo," kata mereka kegirangan.
"Saya memulai karier sepak bola ketika berusia 11 atau 12 tahun. Hal yang paling sulit pada masa itu adalah harus meninggalkan keluarga ke Lisabon, untuk menjadi pemain profesional," kata Ronaldo membuka cerita motivasinya.
"Orangtua saya miskin, tapi mereka memberi saya kesempatan. Ayah dan ibu menjelaskan bahwa saya harus mencoba peluang yang datang. Jadilah saya pergi ke Lisabon, dan mencoba peruntungan saya di Sporting, klub pertama saya. Ternyata saya bisa memenangkan peluang itu," katanya lagi.
Salah satu pesepak bola terkaya di dunia itu menceritakan, ternyata jauh dari orangtua bukan hal terberat dalam kariernya. Pasalnya, saat berada di Akademi Sporting dia menghadapi situasi yang lebih berat lagi.
"Saya beberapa kali menangis karena rasanya sulit sekali. Menjadi pesepak bola ternyata tidak mudah. Namun pekerjaan apa pun pasti juga sulit jika kita tidak serius dan fokus. Ketika itu tak pernah tebersit di pikiran, saya akan meninggalkan olahraga yang indah ini," ujar Ronaldo.
Fokus
Semua orang juga tahu bagaimana kelanjutan kisah Ronaldo. Kerja keras dan konsentrasinya terbayar berlipat-lipat. Dia menjadi pemain remaja termahal dalam sejarah sepak bola Inggris, ketika dibeli Manchester United (MU) pada tahun 2003.
"Apa pun cita-cita kalian, mau jadi pemain sepak bola atau jadi dokter, kalian harus percaya dengan mimpi itu, dan fokus. Soalnya apa pun mungkin terjadi. Jangan pernah menyerah, dan terus mencoba," ujar CR7 berpesan.
Kata-kata Ronaldo itu langsung meresap ke dalam otak Ibrahim Zaki, murid kelas 6 SD Yumin tersebut.
"Saya sangat bahagia bisa melihat dia secara langsung. Ini benar-benar peristiwa spesial, karena Ronaldo malah datang ke sini, bukan ke seolah lain yang lebih bagus sepak bolanya," ujar Zaki.
Bocah ini juga bermain sepak bola, di posisi kiper. Karena itu dia sangat kenal dengan CR7, dan mengagumi kerja kerasnya yang tanpa henti itu. "Dia itu sudah 34 tahun sehingga berlatih melebihi pemain lain supaya tetap bugar," tandas Zaki.
Selain memberikan cerita motivasi, Ronaldo juga menunjukkan kemampuannya mengolah si kulit bundar.
Bahkan kepada Lee, Ronaldo juga mengungkapkan kegundahannya soal keluarga. Ayah empat anak ini ingin memiliki tujuh anak, namun dia juga harus mempertimbangkan keinginan pasangannya, Georgina.
Iseng
Lee juga menyaksikan sisi iseng pemenang lima Ballon d'Or tersebut. Ketika berjalan menuju halaman sekolah, hendak pulang, Ronaldo melihat seorang perempuan sedang membuat video dengan
dirinya sebagai latar belakang.
Maka, diam-diam dia mendekat lalu mengguncang pundak perempuan tersebut, yang ternyata guru SD Yumin, Amalina Batcha Shahib.
Amalina kaget tapi juga senang. Guru berusia 34 tahun ini adalah seorang fan berat MU, sehingga diisengi mantan pemain MU bukan masalah baginya.
"Saya cuma ingin menampilkan gambarnya di video, tapi ternyata malah dia sendiri yang bergabung," katanya dengan wajah semringah.
Guru ini berharap, para murid termotivasi dengan cerita CR7, sebab kisah pesepak bola tersebut sangat inspiratif. "Inti dari ceritanya adalah kita bisa memperoleh hal-hal hebat asal kerja keras. Tidak peduli latar belakang kita seperti apa," kata ibu guru ini.
Kunjungan ke singapura kemarin bukanlah kali pertama Ronaldo bekerja sama dengan Singapore Olympic Foundation-Peter Lim Scholarship. Enam tahun lalu dia menjadi motivator sebuah SMP di Jurong East.
Tahun 2017, CR7 spesial datang ke negara kecil ini, untuk menjenguk putri Lim yang baru saja melahirkan bayi laki-laki.
Peter Lim adalah salah satu pebisnis paling kaya di Singapura. Kecintaannya kepada dunia olahraga membuatnya kerap memberikan bantuan finansial kepada siswa berbakat olahraga, untuk mengembangkan pendidikan dan karier mereka.
Ronaldo meninggalkan Singapura pada Jumat (5/7), namun dia akan kembali bersama rombongan Juventus, yang akan mengikuti kompetisi International Champions Cup (ICC).
Bianconeri, julukan Juventus, dijadwalkan bertanding melawan Tottenham Hotspur pada 21 Juli 2019.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Disangka Sombong, Cristiano Ronaldo Ternyata Sangat Ramah