Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Profil Pendeta Bigman Sirait yang Meninggal, Rela Lepas Bisnis dan Full Time dengan Tuhan

Pdt. Bigman Sirait meninggal di usianya yang ke-57 di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Kelapa Gading pada Sabtu (29/06/2019) pukul 20.44 WIB.

Penulis: Reporter Online | Editor: Rhendi Umar
Youtube
Pendeta Bigman Sirait 

Pendeta Bigman Sirait lahir di Pematang Siantar 11 Desember 1961. Ia adalah seorang pendeta dan gembala sidang Gereja Reformasi Indonesia.

Baginya menjadi pendeta tidak hanya dituntut pandai berkhotbah. Tetapi juga tekun menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan.

Panggilan pelayanannya pun sederhana yakni di jalur pengajaran dan pendidikan Kristen dengan mengisi apa yang kosong, melengkapi yang kurang dan membangunkan yang jatuh, hingga titik darah penghabisan.

Dilansir dari blog pribadinya, Pendeta Bigman Sirait mengalami pertobatan dan mengikuti sepenuh Tuhan Yesus pada bulan Juli 1981.

Pendeta Bigman Sirait
Pendeta Bigman Sirait (Facebook Pdt. Bigman Sirait)

Ia mulanya hidup dalam kegelapan dosa, mulai dari perkelahian hingga berbagai tindakan tak terpuji lainnya.

"Puji Tuhan, karena kemurahan-Nya, Tuhan menjamah dan mengubah hidup saya yang dulu gelap," ujarnya

Di tahun yang sama, Tuhan menempatkannya  melayani di lingkungan dunia anak-anak yang tidak pernah dia sukai. Pasalnya ketika masih anak-anak, ia sering dikasari oleh yang lebih tua.

"Melayani di sekolah minggu sungguh sebuah realita yang tak pernah terbayangkan. Aneh tapi nyata, mungkin itu judul yang pas atas pengalaman ini," jelasnya

Baca: Tampang Terduga Pembunuh Kopda Lucky Prasetyo, Anggota TNI yang Tewas di Depan Klub Malam

Baca: Wanita Ini Datang Jauh-jauh Kunjungi Putranya Kuliah, Kaget Lihat Anak Gantung Diri di Lemari

Baca: Mayor Inf Alzaki Jadi Perwira TNI AD Pertama yang Namanya Tercatat di Sejarah Militer Amerika

Terus melayani di sekolah minggu, diberbagai kela  kecil, besar, tunas, tahun 1984 Tuhan mempercayakannya untuk melayani remaja, dan kemudian pemuda.

Terus melayani di komisi remaja, pemuda, dari berbagai gereja. Lalu dari kampus ke kampus, hingga akhirnya dari kantor ke kantor, dalam persekutuan karyawan.

Melayani di berbagai retret, seminar, hingga KKR.

"Tuhan bawa saya melayani diberbagai bidang dan lokasi diseantero Jabodetabek, juga Medan. Pelayanan yang telah Tuhan percayakan telah mengubah dan menumbuh kembangkan pemahaman dan tekad pelayanan saya," ungkap syukurnya.

Tahun 1987, pada tanggal 3 Oktober, Tuhan mempersatukannya  dengan kekasih yang sama-sama melayani di sekolah minggu, yaitu Greta Mulyati DS.

Sebagai sesama pelayan Tuhan, kami terus bersama melayani hingga saat ini. Sekarang kami diberkati dengan 3 anak-anak yang menyenangkan, Kezhia Bianta, Keithy Dorothy, Kennan Jonathan.

Lepas Bisnis dan Full Time dengan Tuhan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved